Bukan Adegan Seram, Ini Alasan Kuwait Larang Film Talk to Me Tayang di Bioskop
- IG @talktomemovie
JAKARTA – Film horor Australia, Talk to Me baru saja dirilis di bioskop di Tanah Air. Talk to Me ini bercerita tentang kondisi remaja Mia yang diperankan oleh Sophie Wilde yang mengalami masalah gangguan psikologis.
Mia diketahui masih sulit menerima kematian ibunya yang diyakininya meninggal secara tidak sengaja karena overdosis. Kesedihannya ini mendorongnya untuk berhubungan dengan alam goib untuk bertemu dengan ibunya.
Mia dan teman-temannya kemudian menggunakan tangan mayat untuk berkomunikasi dengan orang yang telah meninggal. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.
Film Talk to Me ini menjadi film yang cocok bagi para pencinta film horor. Namun sayangnya pecinta film horor di Kuwait tidak bisa menikmati film tersebut.
Sebab, pihak pemerintah telah melarang film Talk to Me untuk tayang di negara tersebut. Melansir laman The Hollywood Reporter, film ini dilarang tayang di Kuwait lantaran identitas salah satu pemainnya.
Zoe Terakes, yang diidentifikasi sebagai non-biner ini sempat mengonfirmasi berita tentang operasi perubahan gendernya pada tahun 2022 lalu.
Tahun lalu juga diumumkan bahwa Terakes akan menjadi aktor transgender pertama di Marvel Cinematic Universe ketika mereka berperan dalam serial TV Ironheart.
Namun bukan hanya Talk to Me saja, film Barbie juga diketahui dilarang tayang di Kuwait. Melansir laman Reuters, setelah Vietnam, Kuwait dan Lebanon awal pekan ini ikut melarang Barbie tayang di negara tersebut.
Sebab, film Barbie dilarang karena menilai film "mempromosikan homoseksualitas" dan bertentangan dengan nilai-nilai agama.
Seperti diketahui, Kuwait dan negara-negara Teluk pada umumnya memiliki rekam jejak yang kuat dalam melarang film yang menampilkan adegan atau referensi LBGTQ.
Sebut saja film-film seperti Spider-Man: Across the Spider-Verse, Everything Everywhere All at Once, Thor: Love and Thunder, Lightyear , Doctor Strange in the Multiverse of Madness, Eternals, dan West Side Story tidak lolos sensor dalam beberapa tahun terakhir.
Namun pelarangan sebuah film karena identitas gender salah satu pemerannya yang sama sekali tidak dirujuk dalam film tersebut diyakini sebagai perkembangan baru dan dapat mewakili awal dari tren yang mengkhawatirkan di masa depan terkait dengan bakat LGBTQ di negara tersebut.
Meskipun ada berita dari Kuwait, Talk to Me telah dirilis tanpa pemotongan di seluruh wilayah Teluk lainnya.
Sebagai informasi, Talk to Me, yang telah menjadi hit secara internasional dan menjadi film terlaris kedua produksi A24 setelah Hereditary dengan 10 juta dolar di awal penayangannya atau setara Rp153 miliar.