Film Barbie Live Action, Angkat Isu Feminis Sambil Ajak Berimajinasi
- ist
JAKARTA – Film live action Barbie akhirnya tayang di bioskop Indonesia pada 19 Juli 2023. Film ini menjadi yang pertama kali sejak boneka mainan itu diluncurkan pada tahun 1959. Barbie dibintangi oleh sejumlah aktor dan artis terkenal seperti Margot Robbie, Ryan Gosling, Simu Liu, Issa Rae, America Ferrera, dan banyak lainnya.
Film yang disutradarai oleh Greta Gerwig ini mengajak para penonton bernostalgia ke dunia Barbie Land, di mana para Barbie dan Ken hidup berdampingan dengan kedamaian yang berbeda dari kehidupan di dunia nyata. Scroll lebih lanjut ya.
Masalah mulai muncul ketika Barbie (Margot Robbie) merasakan perubahan pada tubuhnya. Ia pun harus pergi ke dunia nyata untuk mencari jalan keluar agar bisa kembali menjadi Barbie dengan penampilan yang sempurna. Barbie pun pergi ke dunia nyata ditemani oleh Ken (Ryan Gosling).
Barbie dan Ken menemukan bahwa dunia nyata sangat bertolak belakang dengan kehidupan di Barbieland. Perjalanan mereka pun tak semudah yang dibayangkan karena diburu oleh CEO Mattel. Ken terlebih dahulu kembali ke Barbie Land dan mengubah banyak hal di sana. Setibanya di rumah, Barbie pun terkejut karena Ken sudah mengobrak-abrik dunianya.
Barbie Land dunia penuh warna
Barbie identik dengan boneka wanita yang sangat feminim dan menyukai warna merah muda. Hal itu tergambar jelas dalam visual dan artistik dalam film ini. Detail dalam Barbieland sangat menakjubkan dan menumbuhkan imajinasi untuk hidup di dunia yang indah itu.
Semua hal di Barbie Land termasuk rumah, pakaian, alat makan, hingga ambulance, digambarkan sangat detail dan menarik, persis seperti mainan-mainan yang digemari oleh anak-anak.
Mengangkat isu feminis
Barbie Land awalnya dikuasai oleh para Barbie meskipun ada beberapa Ken yang hidup di dalamnya. Presiden, hakim, peraih nobel, dokter, hingga pekerja kontruksi semua dilakukan oleh para wanita yang menjadi simbol bagaimana wanita juga memiliki kekuatan di dunia modern sekarang ini. Sementara itu, para pria lebih banyak menghabiskan waktu untuk bersantai dan bermain di pantai.
Namun berbanding terbalik dengan kehidupan di Barbie Land, ketika Barbie dan Ken datang ke dunia nyata, mereka mendapati perlakuan yang sangat berbeda. Sementara Ken terpengaruh dengan gagasan patriarki Amerika, Barbie justru direndahkan dan membuatnya sangat kebingungan.
Lalu ketika Barbie Land diambil alih oleh Ken, para Barbie pun tak tinggal diam. Mereka berusaha kembali ke posisi semula untuk mengalahkan para pria. Oleh karena itu, beberapa materi cerita dalam film ini tampaknya cukup berat bagi anak-anak di bawah umur. Orang tua disarankan untuk menemani dan memberikan penjelasan untuk beberapa hal yang akan sulit dimengerti oleh anak-anak.
Lelucon orang dewasa
Meskipun Barbie dikenal sebagainan anak-anak dan film ini juga memiliki visual yang akan disukai oleh anak-anak, tetapi ide cerita dan beberapa celetukan rasanya lebih cocok untuk dipahami oleh orang dewasa. Seperti lelucon yang menjurus ke arah seksualitas Barbie dan Ken, hingga kata-kata kasar yang diserukan untuk melengkapi komedi.