Sejarah Hari Film Nasional Diperingati Setiap 30 Maret, Tema Tahun Ini
- Pixabay/Joshua_Willson
VIVA Showbiz – Hari ini merupakan peringatan Hari Film Nasional. Tanggal 30 Maret ditetapkan peringatan Hari Film Nasional karena diambil dari momen pengambilan gambar pertama film Darah dan Doa.
Film Darah dan Doa merupakan karya Usmar Ismail yang diproduksi pada tahun 1950. Proses syuting pertamnya berlangsung pada 30 Maret 1950.
Darah dan Doa menjadi film lokal pertama yang disutradarai oleh orang Indonesia. Kala itu, Usmar Ismail memproduksi Darah dan Doa dengan perusahaan filmnya sendiri yang diberi nama Perfini (Perusahaan Film Indonesia.
Berbekal dengan pengalamannya bekerja di perusahaan film Belanda, Usmar Ismail akhirnya mendirikan Perfini dan mulai berkarya.
Sejarah Peringatan Hari Film Nasional
Sejarah Hari Film Nasional memang cukup panjang hingga akhirnya diputuskan untuk diperingati pada 30 Maret setiap tahunnya. Diketahui film berjudul Darah dan Doa atau The Long March of Siliwangi menjadi yang pertama sebagai film yang mencirikan Indonesia.
Film ini mengisahkan tentang perjalanan panjang dari prajurit Divisi Siliwangi untuk kembali ke Jawa Barat dari Yogyakarta. Dengan panjang durasi 128 menit, fokus dari film ini yakni kisah seorang kapten bernama Sudarto (Del Juzar), seorang pahlawan, tetapi tetap menjadi manusia biasa pada umumnya.
Film Darah dan Doa ini sangat bersejarah dalam perfilman Indonesia karena merupakan film pertama yang berhasil diproduksi oleh Indonesia setelah resmi menjadi negara yang merdeka pada 1945. Naskah film bersejarah ini ditulis oleh seorang penyair bernama Sitor Situmorang.
Peresmian tanggal
Sebelum ditetapkan pada tanggal 30 Maret, Hari Film Nasional juga sempat diusulkan untuk diperingati pada tanggal 19 September. Sebab, pada tanggal tersebut diketahui menjadi sebuah tanggal yang bertepatan dengan peliputan Rapat Raksasa Lapangan Ikada yang dipimpin oleh Presiden Soekarno.
Peristiwa tersebut dinilai perlu dikenang oleh sejumlah pihak karena cukup besarnya keberanian dari juru kamera Berita Film Indonesia (BFI) pada saat itu.
Namun menurut sejumlah pihak lainnya, peristiwa tersebut lebih mengarah ke bagian jurnalistik sementara peringatan Hari Nasional lebih mengarah kepada film yang bercerita sehingga dinilai kurang tepat jika diperingati pada tanggal 19 September.
Peringatan untuk Hari Film Nasional juga sempat diusulkan pada tanggal 6 Oktober yang merupakan hari dimana penguasa Jepang menyerahkan perusahaan Nippon Eiga Sha kepada pemerintah Indonesia.
Perusahaan tersebut kemudian menjadi BFI dan Produksi Film Negara (PFN). Namun usulan tanggal tersebut lagi-lagi ditolak karena dinilai kurang menggambarkan perjuangan.
Pada akhirnya Hari Film Nasional nasional diputuskan untuk diperingati pada setiap tanggal 30 Maret, dimana bertepatan dengan film bersejarah Indonesia yang pertama dibuat oleh orang dan perusahaan Indonesia sendiri yakni Darah dan Doa.
Meskipun sudah ditetapkan dalam konferensi Dewan Film Nasional dengan Organisasi Perfilman sejak tanggal 11 Oktober 1962, namun peringatan tersebut secara resmi baru ditetapkan pada tahun 1999.
Peringatan Hari Film Nasional diresmikan melalui Keppres No. 25 Tahun 1999 tentang Hari Film Nasional yang dikeluarkan oleh Presiden ketiga Indonesia yakni B.J. Habibie.
Adanya peringatan tersebut bertujuan agar perfilman Indonesia dapat lebih percaya diri dan termotivasi untuk meningkatkan prestasi yang nantinya mampu mengangkat derajat film Indonesia baik itu secara regional, nasional maupun internasional.
Tema Hari Film Nasional 2023
Dikutip dari Antara, tema Hari Film Nasional 2023 yaitu "Bercermin Pada Masa Lalu, Merencanakan Masa Depan". Badan Perfilman Indonesia (BPI) mengupayakan momentum Hari Film Nasional 2023 sebagai ajang untuk meningkatkan rasa percaya diri atas kualitas film anak bangsa. Hari Film Nasional juga dijadikan manifestasi sebagai integrator dalam ekosistem perfilman di Indonesia.
“Tugas BPI adalah menerjemahkan momentum HFN 2023 sesuai isi dan ketetapan presiden agar masyarakat film dapat meningkatkan rasa percaya diri atas kualitas film Indonesia,” kata Ketua Umum BPI Gunawan Paggaru saat membuka konferensi tentang film di Jakarta, Senin 6 Maret 2023.