Review Avatar: The Way of Water, Pertempuran di Tengah Keajaiban Laut Pandora

Avatar: The Way of Water.
Sumber :
  • 20th Century Studios

VIVA Showbiz – Penantian lebih dari satu dekade untuk menyaksikan sekuel salah satu film terlaris di dunia, yakni Avatar, kini telah berakhir. Avatar: The Way of Water telah resmi tayang di bioskop Tanah Air mulai hari ini, Rabu, 14 Desember 2022 atau nyaris 13 tahun sejak film pertamanya dirilis.

Berlatar satu dekade setelah peristiwa di film original-nya, Avatar 2 menceritakan tentang keluarga Sully (Jake, Neytiri dan anak-anaknya), masalah yang mengikuti mereka, sejauh mana mereka berusaha untuk menjaga satu sama lain tetap aman, pertempuran yang mereka perjuangkan untuk tetap hidup dan tragedi yang mereka alami. 

Sementara Avatar pertama yang menjadi pionir film sci-fi 3D tayang tahun 2009 silam, kini film ketiga, keempat dan kelimanya sudah dipastikan bakal hadir.

Sinopsis Avatar: The Way of Water

Avatar: The Way of Water

Photo :
  • 20th Century Studios

Beberapa tahun sejak Suku Na'vi mengusir hampir semua manusia dari Pandora, kini mantan manusia, Jake Sully (Sam Worthington) dan istrinya, Neytiri (Zoe Saldana) telah memiliki dua anak laki-laki remaja, Neteyam (Jamie Flatters) dan Lo'ak (Britain Dalton) dan seorang anak perempuan bernama Tuk (Trinity Jo-Li Bliss).

Mereka juga mengadopsi Kiri (Sigourney Weaver), yang secara misterius lahir dari avatar koma ilmuwan Dr. Grace Augustine yang sekarang sudah meninggal.

Avatar: The Way of Water.

Photo :
  • 20th Century Studios

Namun, kebahagiaan keluarga Jake dan Neytiri tak berlangsung lama. Para manusia kembali ke Pandora dan bertekad untuk membalaskan dendam pada Jake. Dipimpin oleh Jenderal Frances Ardmore (Edie Falco), rencana mereka sekarang adalah untuk meninggalkan Bumi dan menjajah Pandora.

Alih-alih membawa pasukan besar bersama mereka, Ardmore mengandalkan pasukan kecil yang terdiri dari tentara Korps Marinir, tetapi sekarang mereka adalah avatar yang menghuni tubuh Suku Na'vi yang tumbuh secara ilmiah.  

Avatar: The Way of Water.

Photo :
  • 20th Century Studios

Mereka dipimpin oleh Kolonel Miles Quaritch (Stephen Lang), yang meninggal di film pertama tetapi tidak lama sebelumnya mengunggah otaknya ke flash drive untuk berjaga-jaga. Quaritch juga dikisahkan menghabiskan sebagian besar waktunya di film ini bersama Spider (Jack Champion), seorang remaja manusia yang tinggal di Pandora bersama Suku Na'vi.

Dibutuhkan waktu yang lama untuk memulai plot utama, tetapi Jake terpaksa melarikan diri bersama keluarganya ke At'wa Attu, sebuah pulau karang tropis yang dihuni oleh Suku Na'vi yang telah berevolusi sehingga mampu menghabiskan banyak waktu di bawah air dan berkomunikasi dengan sekumpulan makhluk ikan yang fantastis, yakni klan Metkayina. 

Avatar: The Way of Water.

Photo :
  • 20th Century Studios

Mereka sangat mirip dengan Suku Na'vi, namun memiliki kulit berwarna biru kehijauan, tangan dan ekor yang lebih lebar seperti sirip ikan, serta tato mirip Suku Maori di Selandia Baru.

Avatar: The Way of Water.

Photo :
  • 20th Century Studios

Klan manusia karang amfibi ini dipimpin oleh Ronal (Kate Winslet) dan Tonowari (Cliff Curtis). Di sini, keluarga Sully harus mempelajari seni mistis Metkayina yang mampu bertahan lama di bawah air.

Anak-anak Sully dan anak-anak Tonowari, yang awalnya bermusuhan pun menjadi sedekat saudara sepupu. Tapi Eden baru ini juga tidak bisa bertahan selamanya.

Review Avatar: The Way of Water

Avatar: The Way of Water.

Photo :
  • 20th Century Studios

Bukan rahasia bahwa film Avatar pertama menjadi salah satu film terlaris karena efek visualnya yang begitu fantastis di zamannya. Jadi high-tech visual di sekuelnya ini pun tak perlu diragukan lagi. Teknologi yang digunakan sang sutradara, James Cameron, untuk membawa kita kembali ke Pandora telah dipertajam dalam segala hal.

Avatar: The Way of Water.

Photo :
  • 20th Century Studios

Avatar: The Way of Water memiliki begitu banyak adegan yang akan membuat mata kita terbelalak, kepala berputar dan jantung terpacu. Membuat penonton seakan ingin hidup di dalamnya. Film ini tidak hanya menyampaikan semua yang ada di film sebelumnya, tetapi juga mengelevasinya dengan cara yang indah dan sedalam lautan, melalui mata dan hati seorang pendongeng sinematik dengan kecintaan yang kuat dan terdokumentasi dengan baik terhadap laut.

Avatar: The Way of Water.

Photo :
  • 20th Century Studios

Adegan-adegan pertempurannya juga dieksekusi dengan baik. Cameron mampu membuatnya bukan hanya seru, namun juga dramatis.

Selama VIVA menonton di acara screening Avatar: The Way of Water di IMAX Kelapa Gading, Selasa malam, 13 Desember 2022, beberapa adegan bahkan membuat seisi bioskop bertepuk tangan riuh, termasuk adegan-adegan di final battle.

Avatar: The Way of Water.

Photo :
  • 20th Century Studios

Namun, bisa dibilang yang paling berkesan adalah saat momen bonding para remaja dari kedua suku dan menjelajah lautan dengan mengendarai makhluk berleher panjang. Setiap kali film memasuki kedalaman laut, itu menjadi perjalanan dunia bawah laut yang luar biasa.

Avatar: The Way of Water.

Photo :
  • 20th Century Studios

Apalagi jika Kamu menonton film ini di IMAX, kehidupan bawah laut Pandora dengan fauna warna-warni, tanaman psikedelik yang dapat memberi penglihatan dan paus dengan wajah hiu martil akan terasa seperti keajaiban. 

Avatar: The Way of Water.

Photo :
  • 20th Century Studios

Sayangnya, gagasan utama tentang 'avatar' dari film pertama, yang mana merupakan tubuh yang dibuat secara artifisial yang dapat diujicobakan dari jarak jauh ke dunia yang tidak dikenal, tampaknya telah ditinggalkan.

Tari Kecak Bali Jadi Inspirasi di Balik Soundtrack Film Avatar: The Last Airbender

Avatar: The Way of Water.

Photo :
  • 20th Century Studios

Selain itu, meski Avatar: The Way of Water berdurasi lebih dari 3 jam, namun porsi untuk karakter Neytiri bisa dibilang sangat sedikit. Begitu juga dengan Jake yang screen time-nya lebih sedikit dibandingkan anak-anaknya. Namun, yang pasti, beberapa misteri terpecahkan di film ini, sementara yang lain disimpan untuk film ketiga dan keempat. 

Aktor Berdarah Betawi Main di Series Avatar: The Last Airbender

Avatar 2 dilaporkan menelan biaya hingga US$350 juta (Rp5,4 triliun), yang berarti bahwa film ini harus menjadi salah satu dari tiga atau empat film terlaris sepanjang masa hanya untuk mencapai breakeven point atau titik impas.

Ilustrasi demensia atau pikun.

Avatar Ajaib Bisa Jadi Solusi untuk Penderita Alzheimer dan Demensia

Lenovo bekerja sama dengan Innovations in Dementia meluncurkan avatar 3D fotorealistis dengan AI khusus bagi penderita alzheimer dan demensia.

img_title
VIVA.co.id
5 November 2024