Tantangan Terbesar Adinia Wirasti Perankan Dokter Sekar di Serial Mendua
- Disney+ Hotstar
VIVA – Tahun 2020 lalu, drama Korea berjudul The World of the Married viral dan begitu digandrungi di Indonesia. Drakor tersebut diketahui merupakan adaptasi dari serial BBC peraih penghargaan BAFTA berjudul Doctor Foster, yang ditulis oleh Mike Bartlett dan diproduksi oleh Drama Republic.
Nah, pada 17 Desember 2022 mendatang, serial Indonesia adaptasi Doctor Foster yang diberi judul Mendua akan tayang di platform Disney+ Hotstar.
Dibintangi oleh Adinia Wirasti, Chicco Jerikho dan Tatjana Saphira, Mendua bercerita tentang Dokter Sekar, seorang dokter perempuan yang telah menikah dengan bahagia selama 15 tahun, namun harus berhadapan dengan kemungkinan perselingkuhan suaminya.
Tantangan terbesar
Belum lama ini, VIVA berkesempatan ngobrol bareng Adinia Wirasti yang memerankan karakter Dokter Sekar di serial Mendua. Asti, sapaan Adinia, mengatakan bahwa tantangannya dalam melakoni peran sebagai Dokter Sekar di serial ini sebenarnya adalah ekspektasi dirinya sendiri. Menurutnya, Dia bukan memerankan Doctor Foster atau Dokter Ji, melainkan Dokter Sekar.
"Impact yang seri ini akan kasih untuk penontonnya, tentunya tidak akan sama persis dengan penonton Doctor Foster atau The World of the Married. Jadi memang ekspektasi diri sendiri itu yang bahaya sih," ujarnya saat ditemui di Marina Bay Sands, Singapura sebagai bagian dari acara Disney Content Showcase Asia Pacific 2022.
"Yang aku pikirin Dokter Sekar and her world. Bagamana dia bereaksi terhadap suaminya, anaknya, ibu mertua atau kakak ipar atau sahabat, ya siapa pun itu lah di dunianya. Jadi memang di seri ini kita tuh kayak lihat family tree yang punya problem-nya masing-masing," tambahnya.
Sang sutradara, Pritagita Arianegara juga membebaskan Adinia Wirasti dan para pemain lainnya untuk menonton atau tidak menonton serial original-nya atau adaptasi Korea-nya.
"Kalau mau nonton monggo, kalau enggak, ya udah enggak apa-apa. Karena kita mau meng-create dunia sendiri," ucap Adinia.
Melokalisasi cerita
Lantas, bagaimana agar serial Mendua diterima masyarakat Indonesia dan bagaimana melokalisasinya tapi di saat yang sama juga membuatnya diterima oleh penonton global? Adinia mengatakan bahwa aspek yang sangat penting dari seorang karakter atau tokoh adalah dunia mereka.
"Bagaimana kita membangun dunia orang ini, dalam hal ini, dalam episode dan pilot (episode pertama), membangun dunianya hubungannya dengan suaminya, anak laki-lakinya, kolega, pasien, mungkin ibu mertua atau anggota keluarga lainnya," jelasnya.
"Dan tentu saja dalam keluarga ada perbedaan budaya dan tradisi yang besar. Di Indonesia kan kita punya apa yang disebut bibit, bebet, bobot. Jadi di sini bibit, bebet, bobot banyak diomongin. Itu yang bikin menarik," lanjutnya.
Saat ditanya apa adegan yang paling menguras emosinya sebagai seorang aktris, ia tak mau membocorkan. Namun, wanita 35 tahun itu menjelaskan bahwa di dalam sebuah skenario pasti ada yang dinamakan sad piece atau adegan yang sangat berdampak pada cara bertutur ceritanya dan struktur skenarionya.
"Biasanya sad piece ini adalah semua event atau aftermath of the event atau pre-event. Tentu dengan annotating the screenplay, saya jadi bisa tahu endurance yang harus saya lakukan ketika syuting. Dan itu semua pekerjaan rumah yang harus kami kerjakan sebelum syuting," bebernya.
"Dan sebetulnya memang sad pieces itu berharga dan spesial, tapi saya selalu merasa kalau men-spesialkan sad piece itu enggak adil buat adegan-adegan lain. Jadi setiap adegan punya challenge dan usahanya masing-masing dan dengan bantuan kolaborasi dengan segala departemen itu bisa terjadi," tutup Adinia Wirasti.