China Larang Aktor Ganteng Perankan Tentara
- Russian Defense Ministry Press Service via AP
VIVA Showbiz – Beberapa waktu lalu pemerintah China mengeluarkan larangan bintang pria tampil kemayu dalam serial drama dan larangan penggunaan nama-nama asing oleh para selebriti. Kini isu terbaru mencuat mengabarkan mereka akan melarang aktor ganteng berperan sebagai tentara.
Seperti dikutip dari 8days, kabar ini bermula dari postingan salah satu sutradara asal Tiongkok bernama Li Xiang. Ia mengungkap kabar tersebut di Weibo (media sosial di China). Dalam unggahannya itu, Li Xiang mengungkap bahwa serial drama Tiongkok akan menerapkan sejumlah pembatasan pada tahun depan.
Berikut 6 poin yang disampaikan
Xiang mengatakan, drama bertema militer tidak boleh diidolakan atau diromantisasi. Disebutkan juga drama seperti ini tidak boleh menampilkan “idola muda dan tampan”. Selain itu para aktor di China yang akan memerankan tentara harus menjalani pelatihan militer sekurang-kurangnya 15 hari.
Selain itu kostum dan tata rias pada drama sejarah harus betul-betul menggambarkan secara akurat era yang ditampilkan.
Kemudian, lanjut dia, pemain yang akan memerankan tentara atau keamanan publik lainnya tidak diperkenankan diperankan oleh orang-orang yang menjalani operasi plastik. Makeup yang terlalu tebal sehingga membuat aktor atau aktris terlihat “palsu” juga dilarang.
Lebih lanjut, dia menyebut, 60 persen cerita yang ditampilkan pada drama harus realistis dan harus mengisahkan seputar revolusi Komunis pada film minimal 20 persen.
Lalu, pemeran yang memiliki banyak idola atau memiliki basis penggemar yang besar dilarang untuk berakting dalam serial yang menampilkan topik-topik penting atau pemeran utama.
Terakhir, warga dalam drama tidak dibolehkan tampil kasar atau dibuat layaknya kaum elit, (aksesoris, gaya berpakaian, dan sebagainya)
Postingan tersebut sudah dihapus
Sayangnya, postingan tersebut kini telah dihapus oleh Li Xiang, dan sampai kini belum ada pernyataan resmi dari sutradara itu.
Mengetahui kabar tersebut, banyak warganet yang mempertanyakan kredibilitas larangan tersebut. beberapa mengatakan jika itu benar, aturan tersebut dianggap sangat berlebihan.