Review The King's Man, Prekuel Suram dan Brutal
- IMDb
VIVA – Film The King’s Man telah resmi tayang di bioskop Indonesia mulai hari ini, Rabu, 22 Desember 2021. Film yang disutradarai oleh Matthew Vaughn tersebut merupakan prekuel dari dua film Kingsman sebelumnya, yakni Kingsman: The Secret Service (2014) dan Kingsman: The Golden Circle (2017).
The King’s Man akan mengungkap asal usul terbentuknya agen rahasia dengan kekuatan canggih bernama Kingsman. Di dua film sebelumnya, Kingsman adalah agen rahasia tak terkalahkan yang mampu mengungkap kasus besar.
Cerita The King’s Man berpusat pada usaha Ralph Fiennes (Orlando Oxford) untuk menghentikan perang dunia yang sedang terjadi saat itu. Tidak sendiri, Oxford dibantu oleh tim termasuk anaknya sendiri, Conrad Oxford yang diperankan oleh Harris Dickinson.
Karena berlatar perang dunia, film The King’s Man menampilkan unsur kuat tentang Perang Dunia I yang sedang terjadi. Ya, dari segi waktu, The King’s Man melompat jauh ke belakang dari dua film sebelumnya.
Karena berlatar cerita Perang Dunia I, maka film The King’s Man ini menyajikan adegan-adegan brutal khas perang yang membuat seri ketiga film Kingsman menyuguhkan hal yang berbeda dari dua film sebelumnya.
Perjuangan Orlando Oxford dan tim untuk menghentikan perang besar yang sedang terjadi menemui banyak kendala. Oxford meyakini bahwa ada kelompok kuat yang menjadi dalang terjadinya perang besar tersebut.
Keyakinan Oxford terbukti benar, ada kelompok kuat yang diketuai oleh seseorang yang selalu disembunyikan wajahnya. Kelompok yang menjadi dalang itu memiliki ciri khas yakni mengenakan cincin berlogo binatang.
Salah satu musuh besar yang harus dihadapi Oxford dan Conrad adalah Gregory Rasputin yang berhasil diperankan oleh Rhys Ifans. Rasputin memiliki kekuatan besar yang tidak dimiliki oleh Oxford dan tim.
Selain menampilkan adegan-adegan menegangkan ala perang dunia, The King’s Man juga menyuguhkan morale value tentang kuatnya cinta dalam kehidupan keluarga.
Conrad Oxford mengalami masa kecil yang cukup berat. Sehingga, tidak mudah untuknya tumbuh di tengah keadaan dunia yang tengah perang. Conrad memiliki keinginan untuk terjun ke medang perang.
Sebagai seorang ayah, Oxford sempat tidak setuju. Namun akhirnya, ia mendukung Conrad untuk terjun perang. Conrad bergabung dalam militer Inggris, usai Jenderal Kitchener terbunuh.
Perjuangan Conrad di medan perang tidaklah mudah. Ia sempat menyesal karena tidak menurut kepada ayahnya. Mulai dari situ, sisi kekuatan keluarga dalam film ini muncul kuat.
Kejadian tidak menyenangkan dialami Oxford, hingga akhirnya ia bertekad menyelesaikan misi untuk menumpas dalang di balik perang besar yang terjadi.