Inilah Sosok Urip Arphan, Aktor Senior yang Berjaya Tahun 80-an
- IG @urip_arphan_seniman_betawi
VIVA – Kabar duka menyelimuti dunia hiburan Tanah Air. Aktor senior Urip Arphan menghembuskan napas terakhir 29 Juli 2021 kemarin. Urip Arphan merupakan aktor senior yang berjaya di era 1980-an. Ia meninggal dunia di usia 74 tahun.
Inilah sosok Urip Arphan, aktor senior yang berjaya tahun 80-an
Profil
Pemilik nama lengkap Muhammad Urip Arphan ini lahir pada 13 Maret 1947. Sosoknya dikenal sebagai aktor sekaligus pelawak yang mengawali kariernya sejak tahun 70-an.
Urip Arphan memiliki istri bernama Jumiah. Pernikahan tersebut, ia dikaruniai empat orang anak. Aktor senior Urip Arphan meninggal dunia di usia 74 tahun setelah berjuang melawan penyakit stroke yang dideritanya. Urip Arphan dikenal sebagai aktor yang mirip dengan seniman Betawi Benyamin Sueb.
Perjalanan Karier
Urip Arphan diketahui telah membintangi sebuah film sekitar 51 judul film. Beliau memulai akting dengan membintangi film Laila Majenun garapan sutradara Sjuman Djaja pada tahun 1975. Sejak saat itulah, ia berkarier di dunia seni peran.
Selain film Laila Majenun yang dibintanginya, ia juga pernah membintangi puluhan judul film hingga FTV, di antaranya Si Doel Anak Modern (1976), Bodoh-Bodoh Mujur (1981), Mat Pelor (1990), dan Emak Ijah Pengen ke Mekah (2013).
Pandai bernyanyi
Selain pandai berakting, Urip Alphan juga piawai dalam bernyanyi. Ia kerap unjuk gigi dengan tampil di beberapa panggung. Kemampuannya pun diakui dengan mendapatkan penghargaan dari Gubernur DKI sebagai penyanyi Betawi. Bintang film Satria Bergitar ini merupakan sosok di balik berdirinya perkumpulan seni bernama Sanggar UPH.
Mengalami sakit-sakitan
Setelah tak lagi muncul di layar kaca, Urip Arphan pernah mengejutkan publik dengan kehidupan dan kondisinya yang sakit-sakitan. Selain karena mengalami stroke dan penyakit komplikasi yang dideritanya, Urip juga harus menerima kenyataan saat itu istrinya menderita leukemia.
Kehidupan Urip Arphan sempat kembali menjadi sorotan di tahun 2018. Dimana Urip tinggal di sebuah rumah kontrakan kecil, dengan perabotan seadanya. Diketahui juga saat itu ia sangat membutuhkan bantuan orang lain untuk berjalan.