Digelar di Tengah Pandemi, FFI 2020 Jadi Catatan Sejarah

Festival Film Indonesia 2020.
Sumber :
  • VIVA/Willibrodus (Jakarta)

VIVA – Gelaran Festival Film Indonesia (FFI) 2020 mencapai puncaknya pada Malam Anugerah Piala Citra. Setelah melalui berbagai tahapan seleksi dan penjurian, terdapat  21 kategori yang mendapat apresiasi pada penyelenggaraan FFI ke-40 ini.

Elang, Film Sepakbola yang Mengungkap Drama Gelap di Balik Industri Lapangan Hijau

Di tengah pandemi COVID-19 yang melanda dunia, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim mengatakan, FFI tahun 2020 dapat menjadi penanda kemajuan budaya di tengah keterbatasan. 

Sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun 1955, FFI digagas sebagai barometer perkembangan kualitas perfilman Indonesia. Melalui berbagai penghargaan yang diberikan, publik dan kalangan perfilman sendiri bisa membaca pencapaian terbaik yang dihasilkan pekerja film Tanah Air selama setahun terakhir. 

Terpopuler: Talitha Curtis Pernah Nikah Transaksional, Lukman Sardi Ajak Desta Pindah Keyakinan

Mendikbud menyampaikan, perkembangan perfilman Indonesia patut dirayakan melalui penghargaan kepada para pembuat film. Menurutnya, FFI tahun ini menjadi catatan sejarah karena di saat yang sama, bangsa Indonesia tengah berjuang melewati pandemi Covid-19.

“Melalui karya-karya yang membahagiakan dan menggerakkan (kita bangkit). FFI tahun ini menjadi penanda kemajuan kebudayaan meski di tengah keterbatasan. Oleh sebab itu, perkembangan perfilman di Indonesia patut dirayakan melalui penghargaan kepada para pembuat film. Saya berharap, penghargaan FFI 2020 menjadi penyemangat, agar film Indonesia dapat dicintai di rumah sendiri,” kata Nadiem, dalam sambutan yang disiarkan secara langsung di kanal YouTube FFI dan Kemendikbud RI, Sabtu 5 Desember 2020.

Viral, Lukman Sardi Ajak Desta Pindah Keyakinan

Sementara itu, Direktur Jenderal Kebudayaan (Dirjenbud) Hilmar Farid berharap, penghargaan FFI tahun 2020 dapat menjadi penyemangat agar film Indonesia lebih banyak berkiprah di kancah nasional dan internasional, serta menjadi inspirasi masyarakat dalam menjalani hidup dan mengejar mimpi. 

“Terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam pelaksanaan FFI tahun ini. Kiranya, nyala semangat FFI terus hidup pada tahun-tahun yang akan datang,” imbuh Hilmar.

Turut hadir secara langsung pada perhelatan yang diselenggarakan di Plenary Hall, Jakarta Convention Center ini adalah Ketua Komite Festival Film Indonesia 2018-2020 Lukman Sardi, Duta Festival Film Indonesia 2020 Chicco Jerikho, Laura Basuki dan Tissa Biani sebagai Duta FFI. Adapun keseluruhan acara Malam Anugerah Piala Citra FFI 2020 ini disutradarai oleh Jay Subiakto.

Menurut Jay, acara Malam Anugerah Piala Citra konsepnya terinspirasi dari pekerja film dan keadaan Indonesia terkini. “Ide saya melihat dari perkembangan selama ini, dari orang-orang film. Ide pembuka terinspirasi dari akun Instagram KKFauzi yang menggambar Save of Our Cinema dengan tokoh-tokoh yang terkenal di film Indonesia,” ungkapnya. 

Lebih lanjut ia menjelaskan, bahwa konsep acara mencerminkan kerinduan orang untuk kembali ke bioskop. Dihadirkan pula tokoh-tokoh dari film yang masuk nominasi seperti ‘Susi Susanti: Love All’ dan ‘The Science of Fictions’, pahlawan super seperti Gatot Kaca, Gundala, Wiro Sableng dan lain-lain. Selain itu ditampilkan juga dokter dan tenaga kesehatan sebagai bentuk penghargaan kepada para tenaga medis yang masih berjuang hingga saat ini dalam melawan pandemi COVID-19.

"Acara ini tetap berjalan dengan menerapkan protokol kesehatan. Jumlah penonton dibatasi di area bawah dan balkon. Juga semua kursi-kursi disusun untuk berjarak 1,5 meter. Mematuhi 3 M yaitu menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan,” jelas Jay.

Ketua Komite Festival Film Indonesia 2018-2020 Lukman Sardi mengatakan, penyelenggaraan FFI tahun 2020 ini menjadi tantangan luar biasa, bukan hanya dalam penyelenggaraan tapi juga jumlah film yang berkurang. Keadaan pandemi yang mempengaruhi seluruh lini kehidupan adalah cobaan yang berat. Semua pekerja film terdampak dan banyak pula pekerjaan yang terhambat maupun melambat.

“Namun dengan semangat yang tangguh dari semua pihak, keadaan ini jadi momentum luar biasa karena justru banyak hal yang dapat terwujud dalam bentuk empat pilar yaitu kerendahan hati, karya, inklusif, kolaborasi yang saling terhubung di setiap langkah,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya