Belajar Tangani Pandemi COVID-19 dari Film Contagion

Film Contagion
Sumber :
  • Warner Bros

VIVA – Sebuah film yang bertajuk Contagion disebut-sebut telah memprediksi kejadian epidemi virus corona saat ini. Film yang dirilis pada 2011 itu bercerita tentang sebuah wabah mematikan yang melanda dunia, mirip seperti fenomena COVID-19 saat ini. Film ini juga disebut dapat menjadi pembelajaran dalam menangani pandemi COVID-19.

Bertemu Prabowo, GAVI Janji akan Perkuat Kerja Vaksin dengan Indonesia

Dilansir dari Metro.Co.Uk, seorang penasihat ilmiah, ahli patologi hewan Tracey McNamara, mengatakan bahwa dirinya berharap orang-orang memperhatikan film tersebut karena film tersebut memberikan sebuah alat penting yang diperlukan untuk mempersiapkan diri menghadapi krisis semacam itu.

Dia mengatakan kepada Buzz Feed News, “Ini benar-benar menjadi sebuah peringatan bagi pemerintah federal, karena hal seperti ini bisa terjadi dan kalian harus bersiap.”

Prabowo Sebut Indonesia Bakal Jadi Anggota GAVI, Kucurkan Dana Rp 475 Miliar Lebih

Kesiapsiagaan menjadi cara yang paling penting dalam mengontrol sebuah pandemic dan film Contagion tampaknya menjadi sebuah cerita yang entah bagaimana dapat meramalkan situasi seperti saat ini.

Inilah beberapa alasan mengapa film Contagion dapat menjadi pelajaran untuk menghadapi pandemi seperti sekarang.

PM Singapura Positif Covid-19 Setelah Kunker ke Beberapa Negara

Didukung Bukti Ilmiah

Contagion mengikuti kisah Beth Emhoff yang dimainkan oleh Gwyneth Paltrow, yang menjadi pasien pertama yang terinfeksi virus mematikan yang menyebar dengan cepat dan menjadi perhatian dunia.

Film tersebut disutradarai oleh Steven Soderbergh, juga dibintangi oleh Matt Damon yang berperan sebagai Mitch, suami Beth. Marion Cotillard berperan sebagai Dr. Leonora Orantes, seorang ahli epidemiologi yang mempelajari virus dan Kate Winslet sebagai Dr. Erin Mears, seorang perwira intelijen epidemic.

Jude Law tampil sebagai Alan Krumwiede, seorang ahli teori konspirasi yang menentang pemerintah dan rencananya untuk mengendalikan penyebaran infeksi. Semua peran didukung oleh penasihat ilmiah. Sang penulis skenario, Scott Burns mengatakan kepada NPR bahwa film tersebut juga melibatkan para ahli medis karena mereka ingin menggambarkan wabah yang masuk akal dan tidak dibesar-besarkan.

“Kami ingin menceritakan kisah yang kredibel dalam batas-batas pemahaman ilmiah, juga menerangkan bagaimana dunia meresponnya,” kata Burns.

Menguatkan pernyataan Burns, penasihat ilmiah Contagion, Ian Lipkin menjelaskan kepada Wired, “Scott Burns dan Steven Soderbergh bersikeras bahwa Contagion benar-benar didasarkan pada fakta. Kalian tidak akan melihat catatan kaki, meskipun demikian, pilihan-pilihan tersebut diteliti dan diperiksa secara cermat.”

Glenn Wortman, kepala penyakit menular di MedStar Washington Hospital Center di Washington D.C. menambahkan kepada NPR bahwa film tersebut menyajikan serangkaian peristiwa yang masuk akal.

Keakuratan film ini sangat ilmiah dari mulai virus ini bermula, yang ditularkan dari hewan ke manusia. Dalam film itu, digambarkan seekor kelelawar menjatuhkan buah yang dimakannya, lalu dimakan oleh babi, yang kemudian memindahkan virus dari kelelawar yang selanjutnya bermutasi dengan virus di dalam babi. Seorang koki lalu terlihat menyiapkan seekor babi yang terinfeksi dan ia meletakkan tangannya di mulut babi tersebut, dan kemudian sang koki berjabat tangan dengan Beth tanpa mencuci tangan terlebih dahulu, dan virus pun berpindah ke Beth.

Hal ini menyoroti bagaimana virus menyebar melalui fomites, objek, yang jika disentuh oleh seseorang yang terinfeksi dapat menyimpan virus dan memindahkannya ke orang baru.

Di film ini, ada adegan dimana para ahli epidemiologi mendiskusikan tingkat reproduksi dan rata-rata orang yang terinfeksi yang dapat menularkannya, salah satu adegan yang banyak dipuji-puji oleh ilmuwan.

Menjelaskan Persiapan Menghadapi Pandemi

Jika kalian sebelumnya telah menonton film Contagion, maka kata-kata seperti social distancing, isolasi dan karantina bukanlah kata-kata baru.

Sembilan tahun lalu, film itu memberi pentunjuk tentang ‘Menurunkan Kurva’ untuk mengurangi angka infeksi, hal yang sama yang sedang popular belakangan ini. Dalam sebuah wawancara dengan Slate, Burns menjelaskan, “Kami memiliki Departemen Dalam Negeri yang memiliki tim kesiapsiagaan menghadapi pandemi. Ada orang-orang yang mengerti cara kerja kesehatan masyarakat.”

Film tersebut juga menampilkan ide penahanan dini, di mana karakter Winslet terlihat melacak seorang pria yang pernah bersentuhan dengan Beth. Dr. Dennis Caroll, mantan direktur USAID untuk pandemic influenza mengatakan kepada Entertainment Weekly bahwa film tersebut menunjukkan latihan yang rumit yang disebut ‘Pelacakan Kontak’, mengisolasi orang-orang yang telah terinfeksi dan kemudian mengidentifikasi,melacak dan memantau orang-orang yang mungkin telah terpapar dengan individu tersebut.

Ilmuwan Memprediksi Hal Tersebut Menjadi Kenyataan

Pada saat mengerjakan film Contagion, ilmuwan memprediksi jika hal tersebut dapat menjadi kenyataan. Bagaimanapun, film ini didasarkan pada wabah SARs pada 2002 dan flu babi pada tahun 2009 silam.

Burns mengatakan bahwa dirinya tidak begitu kaget dengan wabah virus corona saat ini, karena apa yang telah dikatakan tim medis pada sepuluh tahun lalu.

“Saya tidak merasa itu mengejutkan, karena saya berbicara dengan ilmuwan dan banyak dari mereka mengatakan bahwa ini hanyalah masalah ‘kapan’ bukan ‘jika’.” Katanya

“Jadi saya kira saya merasa sebagai orang yang percaya pada sains adalah ketika para ilmuwan memberitahu tentang hal-hal itu, sebaiknya kita dengarkan” tambahnya.

Lipkin mengatakan kepada Wired pada 2011 bahwa seorang astronom, Martin Rees memperkirakan sebuah ancaman biologis serius akan terjadi dan memakan setidaknya satu juta jiwa pada 2020.

Untungnya, virus corona belum mencapai level itu, tetapi tidak dapat disangkal betapa parahnya situasi saat ini. Lipkin mengatakan hanya waktu yang dapat menjawabnya apakah pernyataan Rees menjadi kenyataan atau tidak.

Saat ini, terdapat lebih dari 510.600 kasus Covid-19 di seluruh dunia dengan lebih dari 23 ribu kematian. Angka tersebut terus meningkat dan banyak negara menerapkan lockdown untuk menekan angka penyebaran.

Laporan: Dion Yudhantama

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya