Saat Polisi Gelar Festival Film, Kreativitas Anak Bangsa Liar
- VIVA.co.id/Wahyu Firmansyah
VIVA – Police Movie Festival (PMF) ke-6 digelar pada Kamis malam 6 November 2019 di Djakarta Theatre, Jakarta Pusat. Festival tersebut diikuti 386 sineas dan animator dari seluruh penjuru Tanah Air. Malam puncak memamerkan 10 nominasi film pendek dan 10 nominasi film animasi terbaik yang telah terpilih.
Dalam festival ini penjuriannya dilakukan secara objektif independen oleh Monty Tiwa, Chicco Jerikho, Prilly Latuconsina dan Wahyu Aditya. Masing-masing peserta akan mendapat penghargaan dari Polri, dan 3 peserta kategori film pendek serta 3 peserta kategori film animasi juga akan mendapat penghargaan dan hadiah uang tunai.
"Film-film yang masuk kurang lebih 386 dan luar biasa dan baik untuk film pendek atau animasi yang merupakan hasil karya anak bangsa. Tentu baik sekali dan melebihi harapan," kata Karo Multimedia Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Budi Setiawan saat jumpa pers sebelum malam puncak dimulai.
Budi berharap ke depan adanya film layar lebar dan yang untuk tayang di televisi serta media lainnya lagi dikembangkan. Apalagi saat ini teknologi semakin bersifat dinamis mendukung perfilman Tanah Air.
"Ini dirancang oleh putra bangsa untuk film pendek dan film animasi sangat memuaskan jadi mengajak kita untuk mau nonton dan adanya ajakan untuk cerita positif untuk ke depan menyongsong era teknologi cukup tinggi. Banyak nilai positifnya," ujar dia.
Adapun tema acaranya Together We Are Strong punya makna mendalam yang mencakup seluruh lapisan masyarakat. "Sampai tahun ke-6 perubahannya sangat signifikan dan teknik animasinya juga semakin meningkat. Semakin banyak yang bertarung tentu semakin baik mutunya jadi semakin bagus ekonomi kreatif. Kita juga diundang ke Tokyo dan itu tantangan buat kita karena ingin go international," tutur Ketua PMF 6, AKP Hasby Ristama.
Bagaimana dengan penilaian? Tentu tidak sembarangan karena sangat objektif sesuai kriteria yang telah ditetapkan oleh beberapa juri. "Penilaian mulai dari kesesuaian cerita, teknik sinematografi dan editing. Banyak yang kita nilai, animasi dan non animasi. Menurut saya pribadi makin membanggakan secara kualitas dan kontribusi. Imajinasi dan kreativitasnya liar," ungkap salah satu juri, Wahyu Aditya.