Lagi, Zara JKT48 Duet dengan Angga Yunanda di Film Mariposa
- VIVA.co.id/Nuvola Gloria
VIVA – Sukses dengan film Dua Garis Biru sebagai pasangan milenial, Zara JKT48 kembali disandingkan dengan Angga Yunanda. Mereka berperan sebagai Acha dan Iqbal dalam film Mariposa, kisah yang diangkat dari novel berjudul sama karangan Luluk HF.
Keduanya senang bisa bergabung dengan film yang diangkat dari novel yang booming karena dibaca oleh hampir 100 juta orang dan menjadi novel nomor satu di Wattpad dengan pembaca terbanyak. Angga dan Zara berharap proses syuting pada pertengahan November 2019 bakal lancar.
"Aku senang banget bisa sebagai Acha di dalam Mariposa. Terima kasih sudah kasih kepercayaan ke aku sama Angga lagi. Kalau chemistry sebenarnya enggak perlu diragukan, hahaha. Maksudnya kita memang sudah saking deketnya sudah sahabatan banget," ucap Zara saat jumpa pers di RBOJ Cafe, Jakarta Selatan, Jumat 11 Oktober 2019.
Angga malah enggak sabar mau syuting karena bagi dia cerita novel tersebut berbeda dari novel biasanya. Dia langsung jatuh cinta sama Mariposa.
"Pastinya banyak perbedaan di Mariposa sama film-film sebelumnya kita udah ngomongin dari jauh-jauh hari sebelum lihat skenario full-nya. Kalau ada bocoran dikit, kita udah lumayan lama tahu gambaran novel Mariposa, jadi pasti punya persiapan yang cukup matang juga buat kita berdua," ungkap Angga.
Sosok Iqbal dalam Mariposa sempat digadang-gadang akan diperankan oleh Iqbaal Ramadhan. Namun sosok Angga lebih mendukung dengan Zara.
"Sebelumnya emang banyak artis yang dinobatin untuk jadi Iqbal ini. Tapi begitu tahu main sama Angga lagi, seneng dong. Angga itu orangnya udah nyambung sama aku, jadi aku beruntunglah sama Angga lagi. Kita enggak ada apa-apa juga, ini profesional dalam sebuah film aja," kata Zara menjelaskan.
Fajar Bustomi sebagai sutradara paham, beberapa pihak berekspektasi film ini sukses seperti Dilan. Namun bagi Fajar, itu adalah imajinasi masing-masing penonton yang menyaksikan film ini.
"Kalau saya biasanya awal saya temuin pembuatnya dulu. Nah kita harus tahu kenapa dia buat buku ini. Nah untuk film kan berbeda dengan buku. Kalau film kan punya keterbatasan waktu," ujar Fajar.