Film soal ISIS di Berlinale 2019
- Berlinale 2019
VIVA – Bukan festival film Berlinale namanya bila tak menayangkan film-film bertema isu dunia. Sebuah film Prancis berjudul L´´adieu a la nuit (Farewell to the Night) memaparkan kisah hubungan seorang nenek dan cucunya. Tidak romantis seperti film-film Prancis yang dibayangkan orang.
Walaupun penuh dengan gambar pohon-pohon cheri yang tengah berbunga, film ini lebih menekankan pada perjuangan Muriel (Catherine Deneuve) mencegah cucu yang dicintainya, Alex (Kacey Mottet Klein) untuk menyelinap ke Suriah dan memulai hidupnya dengan mengikuti perang jihad yang ia pelajari dari internet.
Muriel memiliki perkebunan dan peternakan juga sekolah mengendarai kuda di pedalaman Prancis. Suatu hari, Alex, cucu tersayangnya kembali. Insting keibuannya merasakan ada yang tak beres dengan gerak gerik cucunya yang semakin aneh.
Muriel tak masalah Alex memilih Islam sebagai agama barunya. Tetapi yang membuatnya resah adalah tiket penerbangan menuju Istanbul yang ditemukan di dalam tas Alex, dan surat perpisahan yang belum selesai. Surat itu ditujukan untuk Muriel.
Segala upaya dilakukan Muriel untuk mencegah Alex untuk melanjutkan rencananya. Sebuah langkah besar Muriel lakukan dengan mempertaruhkan cinta dan identitasnya, termasuk menemui seseorang yang telah kembali dari Suriah yang berada dalam pengawasan polisi Prancis.
Film ini mengambil waktu sekitar tahun 2015 di mana ratusan pemuda dan pemudi Prancis bertekad menuju Suriah bergabung dengan ISIS dan memulai perjuangan jihad. Muriel, dalam film ini, mewakili ratusan ibu dan keluarga baik di Prancis juga seluruh dunia yang menemukan fakta bahwa anak, atau anggota keluarganya memutuskan untuk meninggalkan rumah dan bergabung dengan kelompok yang dipercaya dapat mengubah dunia.
Artis senior Prancis yang tetap cantik di usia senjanya, Catherine Denevue memerankan Muriel, perempuan sederhana yang mencari kekuatan menghadapi konflik dalam dirinya saat melihat kenyataan cucunya yang ingin mengikuti perjuangan dunia barunya.
Sekadar informasi, film ini disutradarai Andre Techine, yang sudah berusia 75 tahun. Kemungkinan ia adalah sutradara tertua di Berlinale 2019. (row)