Mengapa Crazy Rich Asians Justru Terpuruk di China?
- bbc
Crazy Rich Asians merupakan salah satu film paling laku di berbagai belahan dunia tahun ini - tetapi para penonton di China ternyata memperlakukan film ini secara berbeda.
Film blockbuster Hollywood yang menampilkan hanya para pemain Asia itu gagal masuk dalam deretan film terlaris di China, dan terseok-seok di urutan delapan pada hari-hari pertama pemutaran.
Di China, film itu hanya meraup sekitar US$1,1 juta (sekitar Rp16 miliar) dalam tiga hari pertama. Sejauh ini film itu sudah menghasilkan sekitar $238 juta (Rp3,5 triliun) di seluruh dunia. Tapi mungkin hal itu sebetulnya tidak terlalu mengejutkan.
Pertama, karena film itu baru masuk bioskop-bioskop China begitu lama setelah film itu diputar di wilayah-wilayah lainnya, yakni sekitar empat bulan setelah dirilis di Amerika dan kebanyakan negeri Asia. Itu berarti seluruh keriuhan dan publisitasnya yang gegap gempita sudah jauh meredup.
Pemutaran yang terlambat memang bukan hal yang luar biasa untuk pasar China: film apa pun harus melalui proses sensor ketat, dan ada pula faktor kuota untuk film asing, yang membatasi impor film asing hingga maksimal 34 per tahun.
Tetapi faktor penting lainnya adalah bahwa sebuah film dengan para pemain yang seluruhnya adalah aktor dan aktris Asia bukan merupakan hal ganjil di China - berbeda dengan untuk pasar barat.
Kemewahan edan-edanan yang ditampilkan di Crazy Rich Asian mungkin juga jadi masalah, karena bertepatan dengan momen ketika industri film China mengurangi gaji para bintangnya dan ketika dilancarkan penyelidikan besar-besaran di industri film terkait dugaan penggelapan pajak.
Crazy Rich Asian adalah film besar pertama Hollywood sejak The Joy Luck Club, 25 tahun yang lalu, yang seluruh perannya dimainkan para aktor dan aktris Asia.
Diadaptasi dari buku terlaris Kevin Kwan, film itu mengisahkan seorang perempuan Asia-Amerika yang menderita gegar budaya bertemu dengan keluarga suaminya yang luar biasa kaya di Singapura.(row)