Kejutan Sutradara Film Battle Of Surabaya
- VIVA.co.id/Sherly
VIVA – Pembuat film Battle of Surabaya (BoS), Aryanto Yuniawan membuat kejutan dengan menghadiri acara nonton bareng yang digelar di The Breeze, Tangerang, Minggu, 25 November 2018. Acara yang dihadiri ratusan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) itu langsung berubah menjadi histeris. Para siswa menyambut antusias kedatangan sang sutradara.
Nonton bareng ini sengaja menghadirkan langsung sutradara dari film animasi dan laga tersebut, untuk memberikan semangat pada para siswa agar dapat lebih menghargai film lokal. Diharapkan juga mampu menanamkan nilai positif yang terkandung pada film tersebut.
"Senang tentunya disambut antusias para pelajar yang sangat menghargai karya kami. Apalagi mereka juga sangat senang dengan gaya lukis dari film yang kami suguhkan. Walaupun ini film lama tapi masih digemari," kata pria yang akrab disapa Ary ini.
Ary menyebutkan, hingga saat ini film yang keluar di tahun 2015 itu mampu meraih penghargaan sebanyak 32 di kancah internasional seperti, International Movie Trailer Festival (IMTF), Holand Animation Film Festival 2016, Gold Winner Remi Award 2016, Best Animation of Animated Sequence 2017, Special Screening Athens Animefest 2016, Best Animation di Milan IFF 2017, dan lainnya.Â
"Dengan diputarnya film ini pun menambah satu penghargaan secara moril bagi kita, di mana anak millenial bisa dipikat dengan karya lokal, karena enggak menutup kemungkinan juga, anak sekarang lebih condong ke animasi Hollywood dan Bollywood," ungkapnya.
Terkait dengan penayangan kembali film itu, Managing Director President Office Sinar Mas Land, Dhony Rahajoe mengatakan, hal itu bertujuan memperkenalkan kembali animasi karya anak bangsa yang pernah sukses di layar lebar. Sehingga memberi motivasi kepada pelajar untuk bisa sukses berkarya, terutama di industri animasi.Â
"Sebenarnya dalam rangka Hari Pahlawan 10 November juga, jadi kita ingatkan kembali semangat persatuan dan kesatuan bertanah air. Di sini kita juga ajak, nilai saling menghargai pada satu anak bangsa supaya tidak terjadi perpecahan antar suku, agama atau ras," katanya.
Film dengan durasi 90 menit itu ditonton hingga 250 siswa yang berasal dari beberapa sekolah keagamaan dan umum. (mus)