Jadi Bintang Film, Putri Marino Haus Kritikan
- VIVA/Maria Margaretha Delviera
VIVA – Baru membintangi satu judul film, nama Putri Marino langsung meroket dan mencuri banyak perhatian peminat film. Bahkan, penghargaan Piala Citra sebagai Pemeran Wanita Terbaik di ajang Festival Film Indonesia 2017 langsung disabet kala itu mengalahkan artis senior Dian Sastrowardoyo.
Semua berkat film pertama yang dibintanginya bersama aktor Adipati Dolken, Posesif. Kini, satu tahun berlalu, Putri yang awalnya seorang fashion designer dan juga host acara petualangan tersebut telah membintangi beberapa judul film seperti Jelita Sejuba: Mencintai Kesatria Negara, Sultan Agung: Tahta, Perjuangan dan Cinta telah dibintanginya.
Berbeda dengan selebriti yang anti terhadap kritik, sebagai artis pendatang baru yang namanya kini diperhitungkan di dunia film, Putri justru haus akan kritikan. "Perlu banget (kritikan)," kata Putri saat mengisi acara Line Creativate 2018 di Senayan City, Jakarta Selatan, Minggu 18 November 2018.
Dalam talkshow berjudul The Reformation of Indonesian Film, Putri mengatakan bahwa kritikan tersebut justru sangat berarti baginya untuk menjadi bahan pembelajaran ke depannya.
"Buat belajar, nge-review performa di suatu film. Kritikan yang sudah ada dijadiin bahan belajar. Jadi penting banget," ungkap Putri.
Tak hanya menunggu kritik, bagi pemeran Lala dalam film Posesif ini, mendalami karakter di sebuah film yang dibintangi juga merupakan hal yang sangat penting agar tidak mengecewakan penonton, pemeran lain dalam film, juga sutradara yang telah mempercayakan peran tersebut padanya.