LIMA, Film 5 Cerita Mengangkat Tema Pancasila

Kru dan para pemain film Lima.
Sumber :
  • VIVA/Aiz Budhi

VIVA – Semakin banyak dan bervariasi film-film yang tayang di Indonesia membuat dunia perfilman lokal semakin hari semakin berkembang. Semua jenis film hadir dan memberi warna dalam dunia perfilman Tanah Air.

Pengamat Ingatkan Pemerintah Harus Antisipasi Penyebaran Paham Khilafah saat Pilkada

Nah, bagi yang gemar menonton film bertema nasionalisme, akan segera hadir film berkualitas yang bertema Pancasila. Film berjudul LIMA yang diproduseri oleh Lola Amaria ini mengangkat sebuah cerita tentang ideologi bangsa yaitu Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Film ini mengangkat setiap butir ayat dalam Pancasila menjadi sebuah cerita dalam satu film. Setiap butir ayat Pancasila yang menjadi cerita dalam film ini juga disutradari oleh satu orang.

Kata Gerindra soal Penghapusan Utang Petani-Nelayan

Jadi total ada lima sutradara sekaligus yang menggarap film ini. Mereka adalah Shalahuddin Siregar, Tika Pramesti, Lola Amaria, Harvan Agustriyansyah, dan Adriyanto Dewo.

Tidak hanya menjadi sutradara, Lola Amaria pun berperan sebagai produser dalam film ini. Ketika ditanya mengenai alasan dan pesan moral dalam film ini Lola Amaria memberikan sebuah jawaban yang menggambarkan rasa cintanya kepada Tanah Air.

Aktivitas Retno Marsudi Usai Tak Menjadi Menlu, Isi Seminar Bicara Pancasila Pemersatu Bangsa

“Nilai-nilai Pancasila yang divisualisasikan dalam film di kehidupan sehari-hari bahwa kita harus seperti itu, yaitu kembali ke dalam lima hal yang mendasar yaitu: Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Musyawarah, dan Leadilan. Jika hal itu diterapkan, kita tidak akan ada lagi keributan dan tidak akan ada lagi hal-hal negatif yang terjadi,” ucap Lola Amaria di kawasan Jakarta Pusat, Kamis, 24 Mei 2018.

Dalam film ini pun ditampilkan lima pemeran utama yang menggambarkan cerita dari setiap butir ayat dalam Pancasila, yaitu Tri Yudiman, Baskara Mahendra, Prisia Nasution, Yoga Pratama dan Dewi Pakis.

Lola Amaria

Disinggung soal ide awal alasan membuat film ini, Lola Amaria ingin memvisualisasikan Pancasila menjadi sebuah film.

“Awalnya kita ngobrol-ngobrol, saya pikir Pancasila itu bagus juga ya kalau divisialisasikan, tapi kayanya susah deh. Terus akhirnya ngobrol dengan kreatif panjang sampai akhirnya (berpikir), ini itu enggak bisa disutradari oleh satu orang melainkan lima orang, karena masing-masing butir ayat Pancasila itu pasti berat dan tidak mungkin juga satu butir ayat menjadi satu film,” ucap Lola menjelaskan.

Meski awalnya sempat berpikir sulit, akhirnya Lola Amaria berhasil menggarap film ini dengan sukses dan dijadwalkan tayang pada tanggal, 31 Mei 2018 bertepatan dengan esok harinya yaitu Hari Kelahiran Pancasila tanggal 1 Juni.

“Kalau satu ayat satu film kayanya mahal banget, sampai akhirnya tercetuslah ngobrol dengan teman-teman director yang lain untuk bikin konsep satu film utuh dan artinya itu prosesnya panjang,” kata Lola menambahkan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya