Heboh Pangeran Arab Mau Temui Bos-bos Besar Hollywood
- Reuters
VIVA – Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi, Pangeran Mohammad bin Salman, tengah berkunjung ke Amerika Serikat selama beberapa pekan. Dia bertemu dengan sederet nama besar di negeri adidaya tersebut, mulai dari pejabat tinggi, tokoh politik, bisnis, hingga bos-bos media dan perfilman Amerika.
Berdasarkan itinerary yang beredar, Sang Pangeran juga akan bertemu dengan para petinggi studio besar Hollywood. Mohammad dijadwalkan akan makan malam bersama bos Disney Bob Iger, Warner Bros. Kevin Tsujihara, 21st Century Fox Peter Rise, dan masih banyak lagi.
"Dia akan bertemu dengan semua petinggi studio besar," kata sumber kepada The Wrap.
Mohammad bin Salman memang diketahui sedang berusaha meningkatkan sektor lain, seperti industri hiburan di Arab, untuk membuka sumber kekayaan lain, dibanding harus selamanya bergantung pada minyak. Karenanya, pangeran 32 tahun ini mulai membangun industri hiburan di negerinya tersebut.
Rencana kedatangan Pangeran Arab ini sudah menuai reaksi dari sejumlah pihak, seperti aktivis feminisme. Code Pink misalnya, menganggap pertemuan Hollywood dan Pangeran Arab tersebut tak pantas, apalagi di tengah gerakan #MeToo, peduli korban kejahatan seksual yang sedang gencar disuarakan. Mereka menilai, Mohammad adalah bagian dari rezim yang paling misoginis, patriarki, dan represif.
"Dia (Pangeran Mohammad) berpura-pura sebagai seorang pembuat perubahan, padahal sebenarnya adalah kriminal perang. Tidak ada yang memesona dari pangeran ini," kata Jodie Evansm co-founder kelompok tersebut.
Selain para pebisnis media dan film, Mohammad bin Salman juga akan bertemu dengan Oprah Winfrey, tokoh publik yang dikenal sangat memperjuangkan hak-hak para wanita.
"Arab Saudi selalu punya masalah dengan citranya di Barat, karena hal-hal nyata seperti hak-hak para wanita. Ketika kamu bertemu dengan Oprah, meski tidak diwawancarai, kamu akan mencari persetujuan seorang pembuat opini. Kami akan masuk ke rumah orang-orang dan menyelami budaya Amerika," kata NaderHashemi, Direktur Centre for Middle East Studies di Universitas Denver's Josef Korbel School of International Studies, yang dikutip dari Independent. (ren)