Memahami Kontroversi Film Padmaavat

Padmaavat movie
Sumber :
  • padmavatmovie.com

VIVA – Film Padmaavat yang kontroversil, telah dirilis dan mulai diputar di bioskop-bioskop di Telangana dan Andhra Pradesh, Kamis 25 Januari 2018. Pemutaran film kontroversial tersebut, membuat pihak Kepolisian meningkatkan keamanan di daerah tersebut.

Shah Rukh Khan dan Rani Mukerji Reuni, Bakal Ada Remake Kuch Kuch Hota Hai?

Film tersebut menuai kritik dan aksi protes di seluruh India. Seperti dilansir melalui laman Pinkvilla, Minggu 28 Januari 2018, polisi disiapkan ke berbagai bioskop di Kota Hyderabad dan Secunderabad untuk menjaga keamanan tingkat tinggi, agar dapat menggagalkan aksi demonstrasi dari kelompok Rajput. 

Tidak hanya di tempat itu, pengamanan ketat juga dilakukan di teater Tivoli di Secunderabad. Di sana, sekelompok pemuda telah merobek poster Padmaavat dan menggantinya dengan sebuah slogan tanda melawan sang produser, Sanjay Leela Bhansali dua hari lalu.

Diancam Bakal Dibakar Hidup-Hidup, Shah Rukh Khan Tetap Promosi Film Pathaan

Legislator BJP T. Raja Singh, bahkan sebelumnya mengancam akan membakar bioskop yang menayangkan film tersebut, meski ia telah menarik ancaman tersebut. 

Dilansir dari laman Bollywoodlife, kontroversi yang terjadi pada film Padmavat karena menayangkan hubungan asmara antara penguasa Muslim, Alauddin Khilji (Ranveer) dan Ratu India, yang seorang Hindu, Padmavati (Deepika). 

Shah Rukh Khan Terciduk Kamera Tengah Berbelanja di Supermarket Jeddah, Seketika Bikin Fans Heboh

Adegan tersebut menimbulkan protes secara besar-besaran oleh kelompok Rajput dan Karni Sena, sebab dianggap telah menyimpang dan menggoyahkan identitas budaya India. Mereka mengancam pengurus bioskop untuk tidak menayangkan film tersebut.

Rani Padmini, atau yang dikenal sebagai Padmavati adalah seorang ratu India legendaris dari Rajput Hindu pada abad ke 13 hingga 14. Padmavati pun terkenal memiliki paras cantik dan berhasil ditaklukan oleh Ratan Sen, yang merupakan seorang penguasa Rajput dari benteng Chittor wilayah Mewar hingga mereka menikah.

Pada 1303, terjadi pengepungan Benteng Chittor oleh Sultan Alauddin Khiji, dari kesultanan Delhi. Pengepungan yang dilakukannya tersebut berdasarkan pada keinginan Alauddin untuk memiliki Padmavati, hingga terjadi peperangan. 

Pengepungan itu memakan banyak korban dan akhirnya membuat ratu Padmavati melakukan Januhar atau membakar diri sendiri. Diikuti oleh seluruh perempuan lain untuk melindungi kehormatan, sekaligus menghindari penangkapan Sultan Alauddin Khilji. Atas keberanian Padmavati tersebut, ia pun sangat dikenang oleh sejarah India.

Adegan asmara dihapus

Film Padmaavat sempat batal dirilis pada tahun lalu, sebagai bentuk antisipasi keributan. Pemerintah Rajasthan, memutuskan pelarangan pemutaran film tersebut, saat pertama kali akan tayang pada 1 Desember 2017.

Sang sutradara membantah tidak adanya adegan asmara antara Ratu Rajput dengan Alauddin Khilji. Setelah melalui berbagai proses, pemerintah setempat dan badan sensor film India, akhirnya memberikan lampu hijau terhadap penayangan perdana Padmavati pada 25 Januari 2018. 

Raja Singh, anggota legislatif Telangana, saat pemutaran perdana film, mengatakan bahwa Bhansali telah menghapus semua adegan negatif Ratu Rajput Padmavati. Dia mengklaim bahwa sang sutradara film, telah menghapus adegan yang tidak pantas itu, karena takut dapat pertentangan, dan didemonstrasi secara besar-besaran. 

Dia sebelumnya meminta orang-orang untuk memboikot film tersebut, dengan mengatakan bahwa hal ini akan merendahkan masyarakat Rajput. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya