Jadi Dubber Takeshi's Castle, Soleh Solihun Nyerah Kalau Ditantang Main Langsung
- Instagram @solehsolihun
JAKARTA – Acara permainan Jepang yang ikonik Takeshi's Castle kini hadir kembali setelah tiga dekade dengan membawa rintangan baru dan sederet pengisi suara lokal terbaru. Versi Indonesia dari Takeshi's Castle dilengkapi dengan creative dubbing yang ditulis oleh artis dubber populer, Fluxcup, dan menghadirkan Imam Darto, Abdel Achrian, Wendi Cagur, Kiky Saputri, Dimas Danang, dan Soleh Solihun sebagai pengisi suara. Versi reboot Takeshi’s Castle akan mengajak penonton kembali bernostalgia ke tahun ‘90an dengan berbagai lelucon dan celetukan yang membawa ciri khas humor lokal, sehingga dapat menjadi pilihan hiburan menjelang akhir pekan.
Menjadi dubber dalam acara variety show ini mempunya tantangan tersendiri bagi Soleh Solihun. Pasalnya, ia harus bisa menyesuaikan gerak bibir hingga intonasi yang sesuai dengan adegan yang sedang berlangsung. Acara ini diakui sangat seru bagi Soleh Solihun, tetapi ia tidak berani jika ditantang langsung bermain dan melewati rintangan yang asli. Scroll lebih lanjut ya.
"Saya kayaknya bakal kalah dari babak pertama, sadar diri," ujar Soleh Solihun, dalam wawancara roundtable di kawasan Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
Mengingat rintangan yang ada di permainan Takeshi's Castle memacu adrenalin dan memerlukan ketahanan fisik, Soleh Solihun mengakui hal tersebut kurang sesuai dengan dirinya.
"Saya mah yang cuma semangat-semangat di awal, terus tiba-tiba mau manjat, jatuh, sudah. Ah, ngga akan bisa saya," sambungnya.
Begitu juga Danang, sebagai dubber di acara ini Danang juga tidak yakin bisa melewati rintangan yang diberikan. Dibandingkan dengan Ninja Warrior, Danang menilai rintangan yang ada di Takeshi's Castle lebih tidak masuk akal.
"Takeshi's Castle lebih susah karena kan kalau di Ninja Warrior jelas tuh. Kalau ini tuh benar-benar konyol banget. Takeshi memang murni dzolim," kata Danang.
Para penggemar Takeshi’s Castle yang lama bisa bernostalgia dengan berbagai ciri khas acara ini, termasuk suara teriakan, musik heroik, lakon kaisar dan jenderal, serta perjuangan para pasukan elit dalam menghadapi berbagai tantangan untuk menjatuhkan benteng Paduka Takeshi. Versi reboot ini bahkan mengambil lokasi syuting yang sama dengan versi aslinya, yaitu di Studio Midoriyama, Jepang.
Dihidupkan kembali di tahun 2023, Takeshi’s Castle terbaru juga membawa unsur modern yang menambah keseruan acara, seperti kaisar yang biasanya ikut menyaksikan jalannya tantangan hadir dalam bentuk AI (Artificial Intelligence). Selain itu, beberapa medan pertarungan juga ditingkatkan kualitas dan level kesulitannya. Beberapa permainan klasik yang dapat ditemukan termasuk Dragon God's Pond (Ryujin-Ike) yang telah menenggelamkan banyak peserta di masa lalu.
The Strait of Gibraltar, tempat para pemain melintasi jembatan yang tidak stabil sambil menghindari bola terbang, menggandakan jumlah meriam yang diarahkan ke peserta. Permainan Mushroom Trip (Kinoko-de-Pon) membuat para peserta untuk berpegangan pada jamur besar yang berputar dan harus mendarat di pulau kecil yang mengambang di permukaan air pada waktu yang tepat. Gabungan unsur nostalgia dan modern ini tentunya membuat Takeshi’s Castle semakin berwarna.
Acara permainan yang penuh candaan ini sangat cocok untuk untuk menemani waktu istirahat di tengah padatnya aktivitas. Penonton bisa melihat keseruan dari berbagai tantangan yang telah dipersiapkan oleh para jenderal serta celotehan seru dari pasukan elit di Takeshi's Castle. Dalam beberapa babak juga terlihat gimmick-gimmick yang sangat khas dari acara ini, mulai dari semprotan air, kejaran iblis, hingga wawancara yang dilakukan dengan para penantang yang berhasil maupun yang gagal. Semua elemen ini menjadikan Takeshi’s Castle sebagai hiburan yang mampu menghilangkan stres.