Semasa Hidup Michael Jackson Pakai 19 ID Palsu Saat Beli Obat-Obatan
- U-Report
VIVA Showbiz – The King of Pop atau Raja Pop Dunia, Michael Jackson, jika masih hidup, akan berulang tahun ke 64 tahun pada Selasa, 6 September 2022 mendatang. Bertepatan dengan ulang tahunnya di pekan depan, film dokumenter yang becerita mengenai rentetan hari-hari akhir dan kisah kematiannya akan segera tayang di Fox dengan judul “TMZ Investigates: Who Really Killed Michael Jackson”, atau dapat diartikan "Siapa yang Membunuh Michael Jackson".
Banyak fakta-fakta abru yang terungkap dalam dokumenter investigasi tersebut. Saat kematiannya Michael Jackson (MJ) berusia 50 tahun, dan ditemukan oleh dokter pribadinya, yang juga menyatakan waktu kematian Jackson, Conrad Murray. Penyanyi lagu "Thriller" itu ditemukan tidak sadarkan diri di rumahnya di Los Angeles setelah menderita serangan jantung yang disebabkan oleh propofol anestesi - obat yang dilaporkan secara rutin diberikan oleh dokter pribadinya itu.
Kematian itu dianggap sebagai pembunuhan, dan Murray harus "bertanggung jawab". Dia dihukum dan terkena pasal pembunuhan tidak disengaja dan dijatuhi hukuman empat tahun penjara, namun hanya dua tahun di balik jeruji besi.
Tetapi,, Murray harus menanggung beban kebencian publik meskipun Jackson lah yang dikatakan menyalahgunakan obat-obatan sepanjang hidupnya dalam dosis yang mengkhawatirkan dan diduga dengan mudah. Ia "mudah" untuk melakukannya karena Jackson adalah orang besar.
"Ini jauh lebih rumit dari sekadar fakta bahwa Dr. Murray berada di samping tempat tidurnya ketika dia (MJ) meninggal,” kata Orlando Martinez, detektif LAPD yang ditugaskan untuk mengurus kasus kematian Jackson, dalam dokumenter tersebut.
“Ini bom waktu, yang mana bertahun tahun sudah "ditumpuk" yang membuat ia meninggal, dan semua dokter profesional medis yang berbeda-beda ini telah memungkinkan Michael untuk membuat persyaratannya sendiri, mendapatkan obat-obatan yang dia inginkan, ketika dia menginginkannya, di mana dia menginginkannya,” Martinez menjelaskan. "Semuanya adalah alasan mengapa dia mati hari ini."
"Jackson telah mengonsumsi propofol dalam botol ukuran besar (sebesar minuman ringan yang dijual di minimarket) pada saat kematiannya," menurut Ed Winter, kepala asisten autopsi koroner di LA County. Komunitas medis, dalam banyak hal, telah memfasilitasi MJ dengan obsesinya pada obat-obatan tersebut, menurut Murray, yang menambahkan bahwa propofol adalah satu-satunya cara MJ bisa tidur, terutama ketika dia melaksanakan tur.
"Itu bukan masalah besar - dia telah menggunakannya selama beberapa dekade, dokter dari seluruh dunia yang berbeda pernah memberikannya ... dan mereka mengizinkannya untuk kadang-kadang menyuntikkan obat," kata Murray, yang secara rutin obat tersebut kepada Jackson . "Dia bahkan bisa mengonsumsi propofol sendiri, dan para dokter mengizinkannya melakukannya, dan dia baik-baik saja."
Selain obat tidur darurat - yang secara eksplisit dikatakan oleh dokter spesialis kecanduan obat-obatan, Dr. Drew Pinsky, bukanlah obat yang harus digunakan untuk mengobati insomnia atau obat yang dikonsumsi secara rutin di luar kebutuhan medis - Jackson juga kecanduan obat lain sepanjang karirnya, menurut dokumenter tersebut.
Semuanya dimulai pada tahun 1984 ketika dia menderita luka bakar tingkat dua dan tiga di kulit kepalanya saat kecelakan karena kembang api saat syuting iklan Pepsi dan ia diberi obat penghilang rasa sakit untuk memulihkan diri.
Dalam kata-kata Jackson sendiri, obat-obatan telah mengambil alih hidupnya di tahun-tahun berikutnya.
"Saya menjadi semakin ketergantungan pada obat penghilang rasa sakit untuk membuat saya bisamenjalani hari-hari tur saya, ”kata Jackson dalam audio yang diarsipkan, menjelaskan mengapa dia membatalkan bagian akhir dari tur dunia “Dangerous” 1993 dan mengumumkan bahwa dia akan menjalani perawatan.
"Sepanjang waktu di jalan adalah kesengsaraan" ujarnya dalam rekaman yang diarsipkan. Jackson mengaku: "Saya tidak menyukainya. Saya menjalani tur seperti berada di neraka."
Hal-hal menjadi lebih buruk di tahun-tahun berikutnya ketika Jackson membina hubungan dengan dokter kulit terkenal Hollywood, Arnold Klein, yang meninggal pada usia 70 tahun karena penyebab alami pada tahun 2015. Klein mengaku memberikan opioid Demerol bersama dengan lebih banyak zat lain kepada superstar tersebut.
Arnold Klein berkata kepada Produser Eksekutif TMZ Harvey Levin, dalam sebuah wawancara November 2009 - mengatakan itu "rutin" bagi MJ untuk menjadi "tinggi" karena Demerol "selama berjam-jam" di kantor Klein.
“Dr. Klein dengan senang hati menurutinya dan dia membenarkannya dengan prosedur kecil,” kata Levin. "Dan dia melakukan ini berulang-ulang."
Jackson mengonsumsi Demerol dengan dosis 300 miligram sekaligus, menurut Pinsky. Penyanyi pop itu bahkan menyebut zat itu dalam lagu 1997-nya "Morphine."
Debbie Rowe - mantan istri Jackson yang bekerja untuk Klein sebagai asisten selama bertahun-tahun - hanya berbicara tentang dokter dan bukan tentang mendiang mantan suaminya. Dia mengatakan bahwa Klein dikenal karena melakukan hal-hal yang tidak etis untuk merayu elit Hollywood agar menggunakan jasanya.
"Ada saat-saat Klein akan menulis resep untuk hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan apa yang Jackson obati,” kata Rowe. “Dia akan menulis resep yang tidak sesuai dengan resep yang biasanya ditulis oleh dokter kulit.” tambahnya.
Dia menambahkan bahwa Klein adalah “orang yang ingin kamu ajak bergaul karena kamu akan mendapatkan sesuatu sebagai balasannya.”
Terungkap bahwa karena hubungan Jackson dan Klein berubah menjadi lebih dari persahabatan daripada dokter dan pasien, dokter kulit itu diduga menyimpan dokumen palsu tentang penyanyi tersebut.
Jackson telah membuat 19 ID atau tanda pengenal palsu untuk mengumpulkan obat-obatan yang berbeda, dan Klein telah menyimpan buku khusus yang mencatat resep mana yang masuk ke setiap identitas palsu.
“Cara Michael mendapatkan semua obat ini adalah "belanja" langsung dari dokter. Dia memiliki banyak dokter berbeda yang terlibat dengannya dan dia akan pergi ke 'Dokter A' dan meminta obat penenang, dan kemudian dia akan pergi ke 'Dokter B' dan mungkin meminta yang sama, ” kata ahli bedah plastik Jackson, Dr. Harry Glassman. "Michael bertanggung jawab, sebagian besar, atas kematiannya sendiri, tetapi dia tentu saja mendapat banyak bantuan dari komunitas medis." jelasnya.