Perempuan Musisi AS Bentuk Grup Keroncong dan Pentas di Solo
- bbc
"Pertama mengenal musik keroncong di Solo. Awalnya saya tahu dari youtube, kualitas video itu tidak berkualitas tapi ada sesuatu yang menarik tentang musik itu, yaitu roso (rasa). Dulu mula-mula, saya menyebutnya musik kerongkong, bukan keroncong, karena belum bisa bahasa Indonesia," jelasnya.
Setelah menonton video tersebut, Hannah semakin penasaran dengan keroncong. Memang saat masih di belajar di Amerika, dirinya sudah mengenal gamelan, tetapi tidak dengan keroncong. Untuk itu, dia berekad bulat harus bisa mempelajarinya.
"Penasaran saja, kenapa saya tahu gamelan, tapi tidak keroncong. Yang menarik lagu keroncong itu menggunkan tangga nada yang berbeda denga muskc Barat, bukan diatonik tapi slendro dan pelog," sebutnya.
Hannah pun benar-benar memanfaatkan kesempatan mendapatkan beasiswa di ISI Surakarta itu. Jika siang hari belajar mengenai karawitan, sedangkan pada malam hari dimanfaatkan untuk belajar music keroncong. Ia mengakui mempelajari music keroncong dari sejumah komunitas music di Solo.
"Untuk belajar musik keroncong di Solo itu dengan komunitas-komunitas music keroncong. Tidak ada guru karena mereka tidak mau disebut guru. Teman-teman komunitas sangat terbuka untuk mengajari saya bermusik keroncong," jelasnya.
Belajar dengan pengamen
Saking jatuh cintanya dengan music keroncong, Hannah pun rela harus belajar music keroncong dengan pengamen.
Para pengamen yang setiap malam mangkal di warung makan `Sumber Bestik` di depan SMA Al Islam Solo itu terdiri dari tiga orang, yakni Joko Mulato alias Pedro merupakan vokalis dan memainkan cak, Slamet alias Kepek memegang cello, kemudian Darwis alias Rembol memainkan cuk.
"Mereka mungkin paling terbuka untuk mengajari saya musik keroncong karena setiap malam selalu main musik keroncong untuk mengamen. Beda dengan komunitas lainnya yang kadang seminggu sekali main," ucapnya.