Masjid La Kai Kamina Bima, Tak Terawat Tapi Sarat Nilai Sejarah
- VIVA/Satria Zulfikar
VIVA – Masjid La Kai Kamina terletak di Desa Kalodu, Kecamatan Langgudu, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat. Tidak seperti masjid lainnya, Masjid La Kai Kamina tidak memiliki dinding dan bahkan nyaris tak terawat.
Hanya tiang-tiang pilar bangunan masjid yang terpasang di setiap sudut dan tengah bangunan, sementara, di bagian luar tumbuh rumput liar.
Meskipun tidak memiliki dinding, namun sepanjang masjid dilengkapi tembok dan gerbang. Momen bulan Ramadan, masjid tersebut menjadi lokasi wisata religi. Banyak pengunjung yang datang menikmati wisata religi dan sejarah.
Seorang warga, M. Amin, mengatakan masjid tersebut memiliki nilai sejarah yang tinggi. Dahulunya, Putra Kerajaan Bima, Jena Teke Lai Kai atau Putra Mahkota Lai Kai mendirikan masjid tersebut pada 1308 SM setelah masuk Islam. Dia kemudian mengganti nama menjadi Abdul Kahir.
"Abdul Kahir membangun masjid tersebut sebagai tempat persembunyian dari kejaran pamannya Salisi, yang berambisi merebut kekuasaan dengan dibantu Belanda," ujarnya, Selasa, 7 Mei 2019.
Dengan bantuan Belanda, Salisi berhasil mengambil alih kekuasaan kerajaan tanpa persetujuan lembaga Hadat Dana Mbojo (Pemerintahan Kerajaan) pada waktu itu.Â
Konon, bentuk masjid ini memiliki makna. Masjid bersegi empat sama sisi sebagai simbol empat putra Kerajaan Bima yang memeluk agama Islam, yaitu La Kai (Abdul Kahir), La Mbilla (Jalaluddin), Bumi Jara Mbojo (Awaluddin), dan Manuru Bata Putera Raja Dompu Ma Wa’a Tonggo Dese (Sirajuddin).
"Sedangkan empat sisi bangunan mengartikan sebagai simbol asal para guru putra kerajaan ini yang berasal dari Sulawesi Selatan yaitu dari Gowa, Luwu, Bone, dan Tallo," terangnya.
Masjid tersebut dikelilingi pemandangan alam yang indah dan berada di dataran tinggi dengan dikelilingi hutan. Jika dari Kota Bima, pengunjung menempuh jarak 70 kilometer menuju masjid tersebut.Â
Keindahan semakin tampak karena tidak jauh dari lokasi terdapat air terjun. Tepat di Desa Kalodu memiliki air terjun yang cantik dan sangat memanjakan pengunjung.
"Pemerintah harus lebih maksimal lagi memperhatikan Masjid La Kai Kamina. Ini potensi destinasi wisata," harap Amin.