Soal Corona, Ridwan Saidi: Film India 3,5 Jam Saja Ada Ujungnya
- VIVA/Muhamad Solihin
VIVA – Pemerintah mengimbau masyarakat untuk tidak mudik selama Hari Raya Idul Fitri 1441 H, yang akan dirayakan beberapa hari lagi. Masyarakat juga diimbau tidak melaksanakan Salat Ied secara berjamaah dan diminta untuk beribadah secara pribadi di rumah.
Budayawan Sujiwo Tejo dalam diskusi Indonesia Lawyers Club di tvOne, Selasa malam 19 Mei 2, mengatakan tradisi sungkem yang lazim dilakukan saat Idul Fitri usai Salat Ied bermakna meminta izin kepada orang tua. Namun dalam kondisi pandemi seperti ini, physical distancing dan imbauan tidak mudik tentu membuat masyarakat tak bisa bersungkem secara langsung.
"Manusia itu bisa berubah, yang enggak bisa diubah itu alam. Termasuk bahwa kebijakan pulang kampung, apa salahnya sekarang tidak pulang? Sungkem itu arti intinya kan minta izin. Yang penting 'pulang' itu kan kamu sadar berasal dari mana. Pulang nggak harus fisik, yang penting kita tahu dari mana kita berasal," kata Sujiwo Tejo.
Budayawan sekaligus penulis itu mengatakan, pandemi ini memberikan kesempatan bagus bagi manusia untuk belajar paradoks bagaimana dekat berarti tidak harus dekat, sementara jauh justru membuat manusia semakin dekat.
"Kita nggak pulang Lebaran justru untuk menjaga kelangsungan hidup orang tua kita. Itulah makna sungkem yang sebenarnya," ujarnya.
Sementara itu, Budayawan Betawi Ridwan Saidi mengatakan pemerintah harus memberikan optimisme kepada masyarakat terkait penanganan COVID-19, dan bukannya justru menghamburkan pesimisme di kalangan masyarakat.
"Itu harus para tokoh mengatakan itu di depan publik. Tanamkan keyakinan diri kita akan sehat, untuk mengatasi masalah COVID. Film India yang durasinya 3.5 jam saja ada ujungnya, masa COVID-19 dan segala macamnya itu dihubungkannya sama akhir zaman. Kita harus yakinkan masyarakat bahwa ini juga ada ujungnya," ujar Ridwan Saidi.