Buka Puasa Dengan Air Dingin Picu Migrain dan Kembung

Air es atau minuman dingin.
Sumber :
  • Pixabay/ Tabble

VIVA – Sepertinya menyegarkan mengonsumsi minuman dingin, seperti es buah, es teh, es sirup, atau minuman dingin lainnya saat berbuka puasa. Terlihat menggiurkan dan membuat tubuh seakan segar kembali setelah lebih dari 12 jam tubuh tidak mendapat asupan cairan yang cukup.

Air Es Rahasia Kulit Glowing Nikita Willy Hingga 6 Jurusan Kuliah Paling Banyak Lolos BUMN

Namun pada kenyataannya, segera minum air es atau air dingin ketika berbuka puasa dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan untuk sebagian orang. Salah satunya di area kepala yang bisa membuat migrain terjadi.

"Minum es bisa picu sakit kepala pada beberapa orang tertentu, entah COVID-19 atau nggak. Minum dengan air dingin akan rangsang saraf dan kontraksi pembuluh darah. Maka ada kondisi di otak berupa mirgain," ujar spesialis penyakit dalam, DR. dr. Irsan Hasan, SpPD-KGEH, dalam acara Hidup Sehat di tvOne, Selasa, 28 Maret 2020.

Viral Air Es Jadi Kunci Kulit Glowing Nikita Willy, Ternyata Ini 7 Khasiatnya untuk Kecantikan

Terlebih, lambung masih dalam keadaan kosong usai berpuasa selama berjam-jam. Jika langsung mengonsumsi minuman dingin, bukan tak mungkin membuat perut terasa kembung.

"Minum dingin membuat lambung kontraksi. Jadi, makanan yang harusnya turun, makanan karbohidrat kan produksinya gas, malah tersimpan lama di perut dan turunnya lebih lambat," kata dia.

Migrain Lebih Sering Terjadi pada Wanita, Kenapa?

Meski begitu, ia menampik bahwa air dingin yang dikonsumsi bisa memicu batuk, khususnya pada pasien COVID-19. Sebab, belum ada penelitian ilmiah terkait keduanya. Hanya pada kondisi tertentu yang membuat batuk lebih parah usai mengonsumsi air dingin.

"Tidak betul batuk makin hebat karena minum manis atau es. Sebagian orang memang alergi dingin dan itu bisa picu batuk," imbuhnya.

Ilustrasi sakit kepala/demam.

Benarkah Migrain Lebih Sering Menyerang Usia 30 Tahun? Ini Faktanya Menurut Dokter

dr. Andre, Sp. N, Dokter Spesialis Neurologi RS Pondok Indah, menjelaskan bahwa migrain sering terjadi pada usia 20 hingga 40 tahun, dengan puncaknya di usia 30 tahun.

img_title
VIVA.co.id
26 Juni 2024