Tradisi Sambut Ramadhan Terpaksa Ditiadakan karena Corona
- VIVA.co.id/ Agustinus Hari
VIVA – Sejumlah tradisi yang biasanya ada untuk menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan, terpaksa harus ditiadakan karena pandemi corona atau covid-19. Tradisi di daerah-daerah yang biasa dilaksanakan dengan melibatkan banyak orang, dilarang dilakukan untuk memutuskan penyebaran virus corona.
Seperti tradisi Mandi Balimau, tradisi mandi menggunakan jeruk nipis yang berkembang di kalangan masyarakat Minangkabau dan biasanya dilakukan pada kawasan tertentu yang memiliki aliran sungai dan tempat pemandian. Tradisi ini telah diwariskan secara turun temurun dan telah berlangsung selama berabad-abad.
Tradisi ini dilakukan secara bersama-sama dan dengan tujuan membersihkan diri secara lahir dan batin sebelum memasuki bulan Ramadhan. Terkait hal ini, Gubernur Riau Syamsuar, telah berpesan kepada seluruh kepala daerah tingkat wali kota dan bupati melalui surat edaran dalam menghadapi penyebaran virus Corona atau Covid-19.
"Benar, kita harus berupaya keras menghentikan atau memutus penyebaran Covid-19," kata Sekretaris Daerah Riau, Yan Prana Jaya Indra Rasyid kepada VIVA.Â
Dalam surat edaran nomor 92/SE/2020 tertanggal 30 Maret 2020, untuk mencermati penyebaran Covid-19, maka dalam menghadapi bulan suci Ramadan dan Idul Fitri 1441 H, diharapkan kerjasama seluruh pihak melakukan pengawasan mobilitas masyarakat di daerah masing-masing dan tidak melakukan kegiatan atau tradisi menjelang Ramadan seperti kenduri, ziarah kubur, mandi balimau, mudik lebaran atau pulang kampung.
Melakukan pengawasan terhadap masyarakat selama bulan suci Ramadan untuk tetap melakukan kegiatan beribadah di rumah seperti tarawih, tadarus dan melarang kegiatan berbuka puasa bersama.
Karnaval Dugderan
Sementara itu di wilayah Jawa Tengah, khususnya di Kota Semarang, serangkaian tradisi menjelang Ramadhan seperti Karnaval Dugderan yang biasanya meriah juga diminta untuk dilakuan secara sederhana.Â
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan, Dugderan yang ada sejak 1881
boleh tetap digelar sebagai penanda awal masuknya Bulan Suci Ramadhan. Tapi haris dilakukan dengan konsep yang lebih sederhana di tengah pandemi corona.
"Tetap digelar, tapi konsep acaranya akan digelar secara sederhana," ujarnya. Â
Menurut Hendi, tradisi ini tidak boleh melibatkan orang banyak. Rangkaian acara tersebut seperti pasar malam, festival kesenian tradisional, karnaval arak-arakan Warak Ngendog yang biasanya diadakan dari Balai Kota Semarang hingga Masjid Kauman Semarang bakal ditiadakan.Â
"Tidak akan ada arak-arakan maupun kegiatan yang melibatkan banyak orang. Tradisi Dugderan tahun ini akan didesain seminimal mungkin sesuai dengan protokol kesehatan," ujarnya.
Saat memasuki Ramadan nanti pihaknya mendorong peran masjid untuk ikut dalam upaya pencegahan virus corona. Selain melantunkan doa-doa, setiap masjid diharapkan juga menyampaikan imbauan tentang upaya mencegah penyebaran virus Corona.
"Masjid kita dorong untik ikut berperan dalam pencegahan penyebaran virus Corona. Â Kalau bisa setiap masjid melalui pengeras suara bisa menyampaikan imbauan agar tetap di rumah. Kalau memang harus keluar rumah maka diwajibkan memakai masker," katanya.
Skema Pelarangan Mudik
Selain sejumlah tradisi menyambut Ramadhan, ada satu tradisi penting yang berkaitan dengan puasa dan Lebaran. Budaya pulang kampung atau mudik Lebaran. Sampai saat ini sejumlah aturan masih disiapkan pemerintah terkait tradisi mudik dan kiat-kiat untuk menangkal penyebaran virus corona atau covid-19Â karena tradisi mudik.
Meski saat ini belum ada larangan, tapi sejak sebelum Ramadhan tiba, masyarakat diimbau untuk tidak mudik karena dikhawatirkan akan membawa virus corona ke kampung halaman masing-masing.
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Budi Setiyadi, memastikan bakal segera mengeluarkan aturan dan skema pelarangan mudik.
"Kalau (wacana) mudik dilarang, itu sedang ditunggu. Pak Luhut minta kepada dirjen kalau sampai ada mudik dilarang, skema kita seperti apa," kata Budi dalam telekonferensi.Â
Budi memastikan, nantinya penyusunan skema larangan mudik itu akan mencakup semua moda transportasi, bahkan juga akan ikut menyasar kendaraan pribadi. Namun, Budi menegaskan bahwa hingga saat ini kebijakan ke arah pelarangan mudik itu memang masih dinamis, karena masih menunggu pembahasan lebih lanjut.
Update informasi Anda terkait penanganan wabah corona dalam tautan berikut ini.
Â