Doa Saat Tertimpa Musibah

Doa saat terkena musibah
Sumber :
  • PIXABAY

VIVA – Musibah merupakan adzab, peringatan, ujian atau cobaan. Dalam Islam, ketika terkena musibah, doa ini hendaknya selalu dibaca dan diamalkan agar kita bisa sabar, dan hal-hal buruk dari musibah yang kita alami diganti oleh Allah SWT dengan hal-hal yang lebih baik lagi. Seperti apa doanya? Yuk simak artikel berikut. 

Jelang Debat Perdana, Ridwan Kamil Minta Doa dari Masyarakat Jakarta

Innaa Lillaahi Wainnaa Ilaihi Raaji’uun, Allaahumma’jurnii Fii Musiibatii Waahliflii Khairan Minha 

Artinya: “Sesungguhnya kita ini milik Allah dan sungguh hanya kepada-Nya kita akan kembali. Ya Allah, berilah aku pahala dalam musibahku ini dan berilah ganti yang lebih baik daripadanya.”

Doakan Netizen Alami Kesialan Seperti Dirinya, Ibunda Fuji Tuai Pro Kontra

Musibah terdiri dari musibah besar dan musibah kecil, seperti gunung meletus, banjir, kebakaran, longsor, kecelakaan, kemalingan, sakit, hingga musibah kematian. Musibah-musibah ini haruslah menjadi instropeksi bagi diri kita untuk menjadi peribadi yang lebih baik lagi dan sesuai dengan ajaran Islam. 

Bagi umat muslim, tertimpa musibah atau mendapat kebahagiaan sama-sama baik akibatnya, sebab dua hal tersebut merupakan ujian. Sebuah musibah jika dihadapi dengan kesabaran akan mendapat kebaikan dan pahala. Begitu juga dengan kebahagiaan apabila dihadapi dengan syukur maka akan mendapat kebaikan dan pahala. 

Paula Verhoeven Panjatkan Doa Khusus untuk Rumah Tangganya: Aku Berharap Baik-baik Saja

Ada empat kelompok manusia dalam menyikapi setiap musibah atau cobaan hidup di dunia, sebagaimana yang dijelaskan oleh Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah didalam kitabnya “Uddatus Shobirin wa Dzakhiratus Syakirin (Bekal orang-orang sabar dan Perbendaharaan orang-orang yang bersyukur). 

Kelompok orang-orang yang lemah 

Yaitu orang-orang yang selalu berkeluh kesah terhadap setiap keadaan. Dia selalu mengadu namun bukan kepada Allah, melainkan kepada sesama manusia. Ia selalu meratapi hari-hari bahkan tidak jarang ia bertindak diluar batas untuk melampiaskan amarah atas takdir buruk yang ia terima. Ia selalu mengeluh kepada semua orang.

Padahal dengan banyak mengeluh, orang akan menjauhinya dan tidak simpati. Dan dengan banyak mengeluh justru permasalahan akan semakin rumit. Sikap seperti ini merupakan sikap orang-orang yang lemah imannya, akalnya, dan agamanya.

Kelompok orang-orang yang bersabar 

Orang yang sabar dalam menghadapi musibah senantiasa berdoa agar Allah menyingkirkan dan meringankan musibah yang menimpanya dan berharap pahala yang ada padanya, di saat yang sama ia mengambil sebab dan upaya agar musibah itu berlalu darinya. 

Setiap mukmin akan selalu mendapat ujian, dan Allah tidak akan memberi beban kecuali sesuai kemampuannya. 

Kelompok orang-orang yang ridho 

Yaitu mereka yang berlapang dada ketika musibah menimpanya. Orang yang ridho atas musibah sangat menyadari bahwa semua yang terjadi atas kehendak Allah. 

Baginya ketika ditimpa musibah seolah-olah dia tidak merasa mendapat musibah. Derajat ridho atas musibah tentu lebih tinggi tingkatannya dari sikap sabar. 

Kelompok orang-orang yang bersyukur 

Kelompok orang-orang yang bersyukur ketika ditimpa musibah, mereka akan bersyukur dan berterima kasih. Baginya musibah merupakan sesuatu yang ‘mengasyikkan’. Mereka seakan menikmati saat tertimpa musibah yang bermacam-macam bentuknya. 

“Dan ingatlah ketika Tuhanmu sekalian memaklumkan, sungguh apabila kamu telah bersyukur, pasti akan Aku tambah nikmat kepadamu, tetapi apabila kamu kufur, adzab-Ku amatlah pedih” (QS. Ibrahim:7).

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya