Melongok Kampung Penghasil Kolang Kaling, Bagaimana Prosesnya?

Buah aren sebelum diolah jadi kolang kaling
Sumber :
  • VIVA/ Muhamad Akasah

VIVA – Salah satu makanan yang paling dicari saat bulan Ramadan bukan cuma timun suri atau kurma. Kolang kaling juga jadi buah primadona yang sering dicari saat Ramadan tiba.

Hasil Kolaborasi Kemenag, KPI dan MUI Hasilkan Pemenang Anugerah Syiar Ramadan 2024

Kolang kaling merupakan daging buah aren yang berbentuk pipih berwarna keputihan dengan tekstur yang kenyal saat dikunyah.

Biasanya, buah ini diolah menjadi beragam minuman dingin, campuran kolak hingga manisan yang dicampur dengan sirup. Hidangan dari kolang kaling biasanya disajikan sebagai menu takjil saat berbuka puasa.

Indonesian Economy Grows 5,11 Percent in Q1 2024

Tak heran jika saat bulan Ramadan, pedagang kolang kaling membanjiri pasar tradisional.

Sebagai penghasil kolang kaling, di bulan Ramadan, Kampung Unrus Binangun di Kecamatan Kadudampit, Sukabumi, Jawa Barat sering jadi sorotan. Sejak dahulu, kampung ini terkenal sebagai kampung penghasil kolang kaling. Dan ternyata, untuk memanen aren hingga menjadi kolang kaling butuh proses yang tak mudah.

Bukan Cuma Rancang Busana, IFPC Lahirkan Pengusaha Mode Muda Indonesia

Nah, jika Anda berkunjung ke kampung ini, bisa dijumpai di beberapa titik tumpukan buah aren yang siap diolah menjadi kolang kaling. Proses pembuatannya, buah aren diambil dari pohon bersama dengan tangkainya.

Dan perlu diketahui, untuk memetiknya juga merupakan buah aren pilihan. Hanya aren yang setengah matang yang bisa diambil untuk diolah karena jika terlalu muda, kolang kaling akan mudah rusak. Dan jika terlalu tua, kolang kaling yang dihasilkan akan terasa keras.

Untuk menghilangkan getahnya, buah aren harus direbus terlebih dahulu dalam drum besi. Setelah itu, buah aren yang sudah direbus dikupas dan diambil daging buahnya. Kemudian, simpan kembali dalam drum untuk dicuci dan siap dipasarkan.

Salah satu pengolah kolang kaling, Engkus mengatakan, dia mengolah kolang kaling sebanyak 10 ton. Bahannya, ia dapat dari sekitar kampung hingga dikirim dari Jampang juga Cianjur.

"Biasanya saya olah sampai tanggal 25 Mei 2019, setelah itu istirahat sampai sesudah Lebaran," katanya.

Laporan: Mohamad Akasah

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya