#TanyaDokter: Bagaimana Perhitungan Porsi Makan yang Baik Saat Puasa? 

Ilustrasi makan/burger/junk food.
Sumber :
  • Freepik/freepik

VIVA – Menjalani ibadah puasa harus dibarengi dengan asupan gizi yang seimbang. Hal ini penting untuk menjaga kondisi tubuh tetap fit saat berpuasa seharian penuh. 

Marshanda Lakukan Hal Ini Hingga Berhasil Turunkan Berat Badan Sampai 20 Kg

Namun, masih banyak orang yang tak paham bahkan tak mengetahui, seperti apa porsi makan yang ideal agar kondisi tubuh saat menjalani ibadah puasa tetap fit. 

Bersama Narasumber Dokter Spesialis Gizi Klinik, RS Pondok Indah, dr David Fadjar Putra, M.S, Sp. GK, pertanyaan seputar kebutuhan gizi selama menjalani ibadah puasa banyak ditanyakan pembaca VIVA. 

Ditanya Soal Kunci Berat Badan Ideal, Michelle Ziudith Jawab Puasa dan Salat

Photo :
  • Dokumentasi RSPI

Mulai dari perhitungan porsi makan yang baik saat berpuasa, makanan apa saja yang aman dikonsumsi untuk penderita maag saat berpuasa, hingga seperti apa pengaturan konsumsi susu kental manis

Pola Makan Orang Puasa Berdampak pada Otak

Penasaran ingin tahu seperti apa jawaban terkait pertanyaan mengenai kebutuhan gizi ketika berpuasa? Yuk simak jawaban dr Fadjar berikut ini. 

1.Bagaimana perhitungan porsi makan (perbandingan antara karbohidrat, protein, vitamin, dll) dan waktu makan yang baik saat puasa?

Perhitungan kalori per hari untuk orang dewasa dapat dihitung secara sederhana dengan rumus berikut: kebutuhan kalori = berat badan x 30 kkal/hari. Misalnya berat badan 70kg --> 2100 kkal/hari

Untuk mengetahui komposisi makanan karbohidrat, protein dan lemak dapat diketahui sebagai berikut: pada makanan Indonesia umumnya karbohidrat 60 persen kalori, protein 15 persen kalori dan lemak sisanya.

Sedangkan untuk waktu makan selama bulan puasa tentu mengikuti aturan puasa jadi cukup 2 kali saja, saat sahur dan saat berbuka puasa. Hitungan ini sudah cukup secara total kalori yang dibutuhkan oleh tubuh.

2.Makanan apa saja yang aman untuk orang maag agar lancar puasa tanpa kendala?

Makanan yang aman untuk penderita maag adalah makanan yang tidak pedas, tidak asam, tidak ‘spicy’, tidak mengandung banyak lemak atau minyak. Juga bagi penderita sakit maag disarankan untuk makan pelan-pelan, dikunyah sampai lembut. Minuman seperti kopi, teh, dan minuman bersoda sebaiknya dihindari. 

3.Apakah susu kental manis yang hanya dijadikan pemanis saat konsumsi alpukat dapat memicu diabetes atau stunting? Bagaimana pengaturan konsumsi SKM?

Susu kental manis (SKM) kandungan utamanya adalah gula (bukan protein). 

Contoh Nutrition Facts Condended milk: 
Amount per 100 gramd
Calories 321

Total fat 9 g
saturated fat 5 g
Polyunsaturated fat 0,3 g
Monosaturated fat 2,4 g

Cholesterol 34 mg
Sodium 127 mg
Pottasium 371 mg
Total Carbohydrated 54 g
Dietary fiber 0 g
Sugar 54 g
Pretoin 8 g

Dilihat dari Fakta Nutrisi, dr Fadjar mengatakan, "Jadi dalam 100 mililiter susu kental manis hanya terdapat 8 gram protein, sedangkan gulanya 54 gram. Padahal pemakaian SKM hanya sedikit misalnya 1 sendok makan (10 mililiter), maka proteinnya hanya 0,8 gram saja, sangat sedikit.," terangnya.

Bandingkan dengan kandungan gizi dalam 100 mililiter susu sebagai berikut: Apabila mengonsumsi susu 1 gelas (200 mililiter) maka ada 7 gram protein.

Jadi penggunaan susu kental manis (SKM) adalah seperti penggunaan gula, perlu pembatasan terutama bagi penderita diabetes.

"Hubungannya dengan stunting, tentu apabila orangtua si kecil tidak mengetahui hal ini, apalagi menganggap susu kental manis adalah sumber protein dan kalsium yang penting bagi pertumbuhan, maka akan menyebabkan anak kekurangan protein dan kalsium, dan hal ini dapat mengakibatkan pertumbuhan anak tidak optimal."

3.Bagaimana menjaga dan meningkatkan imun pada masa puasa?

Untuk meningkatkan imunitas saat puasa, konsumsilah makanan sehat ditambah suplemen vitamin apabila diperlukan, terutama vitamin D3. Cukup istirahat dengan waktu tidur minimal 6-8 jam sehari. Lakukan olahraga ringan dan jangan lupa terapkan 5M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas). 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya