Kisah Mualaf Amerika, Penelitian Soal Hijab Bawa Ashley Memeluk Islam
- YouTube
VIVA – Banyak kisah mualaf yang datang dari sejumlah wanita di negara bagian barat, salah satunya adalah Amerika Serikat. Seperti kisah Ashley, wanita cantik yang masuk Islam karena penelitiannya mengenai hari hijab sedunia.
Ashley dibesarkan di Arkansas Amerika Serikat yang merupakan negara bagian Selatan di wilayah "Sabuk Bible" dengan jumlah umat Kristen sangat besar dan area tersebut didominasi kulit putih yang tidak belajar banyak tentang agama atau budaya lain.
Dalam video yang diunggah pada 14 Oktober 2020 di kanal IMC id, Ashley menceritakan kisah perjalanannya menjadi seorang muslim. Seperti apa kisahnya? Yuk simak artikel ini sampai selesai ya.
Ashley menceritakan, mulai mengenal Islam saat duduk di bangku kuliah. Dia dihadapkan dengan budaya yang berbeda, bahkan dengan orang yang berhijab dan kulit berwarna.
Pada suatu waktu ia mengikuti sebuah program bimbingan, di mana semua muridnya disatukan di sebuah ruang kelas besar yang didalamnya terdapat siswa asal Amerika dan siswa internasional.
Ashley mencoba merasakan suasana barunya yang ada dalam kelas dan melihat sekeliling ruangannya.
Kemudian pandangannya tertuju pada dua gadis berhijab yang berasal dari Arab Saudi hingga akhirnya mereka menjadi teman baik hingga 2 tahun lamanya setelah Ashley meyakini bahwa gadis tersebut merupakan partnernya.
Selama menjalin pertemanan, Ashley dan temannya tersebut tidak pernah banyak bicara tentang agama. Dia pernah mengajukan beberapa pertanyaan tetapi topik agama tidak pernah menjadi perbincangan yang serius bagi keduanya.
Hal tak terduga datang ketika Ashley sedang bersama kedua gadis tersebut dan ada orang yang menatapnya dengan asing, Ashley selalu ingin membelanya.
"Kami pernah pergi makan bersama-sama, aku ingat ada seseorang yang menatapnya dan aku selalu ingin membela dia, dan selalu ingin berada di sana untuknya," ucap Ashley.
Pada suatu waktu mereka harus terpisah karena kelulusannya dan hingga akhirnya kedua gadis itu harus kembali ke asalnya.
Tahun berikutnya, pada bulan Januari Ashley memasuki sekolah pascasarjana yang hampir bertepatan dengan Hari Hijab Sedunia, tepatnya pada 1 Februari di setiap tahunnya.
Tak butuh pikir panjang, Ashley langsung memutuskan untuk mengambil penelitian mengenai Hari Hijab Sedunia. Sejak itu pertama kalinya Ashley mencoba memakai hijab dengan melihat tutorial di Youtube, hingga ia merasa takjub dengan penampilannya sendiri.
"Aku ingat saat aku ingin meraih gagang pintu untuk meninggalkan apartemenku, aku merasa ragu padahal sebelumnya aku tidak pernah ragu," ucap Ashley.
Hal itu ia ragukan karena ia sadar akan penampilannya yang sebelumnya dan tidak bisa membayangkan bagaimana respon lingkungan sekitar terhadap apa yang Ashley lakukan.
"Semenjak ini aku sadar mengenai hal hal tentang pakaian dan penampilan rambutku, dan aku tidak tahu bagaimana aku nantinya akan diperlakukan apa aku hari ini," ujar Ashley.
"Tetapi aku berusaha untuk mempersiapkan diriku sendiri untuk menghadapi apapun yang akan datang kepadaku," imbuhnya.
Beberapa kerabat dan orang di sekeliling Ashley pada saat itu mempertanyakan apa yang ia lakukan, tetapi Ashley bisa menjawabnya dengan bijak.
"Oh aku berharap bisa mengetahui lebih dalam dan semoga dapat berpartisipasi juga di hari hijab," jawab Ashley
Semenjak itu Ashley merasa hari-harinya jauh lebih baik terlebih saat ia memposting dirinya di media sosial dan mendapat dukungan yang positif dari umat Islam.
Kemudian seiring berjalannya waktu, Ashley terjun langsung melakukan penelitian tentang hari hijab sedunia dengan menghadiri acara mereka dan berkumpul bersama komunitas hijab. Semua itu ia lakukan tentu dengan cara menghargainya dengan memakai hijab.
Hingga akhirnya ia merasakan banyak perubahan yang terjadi selama melakukan penelitiannya tersebut.
"Aku menemukan mereka dan begitu banyak hal yang terjadi. Aku belajar begitu banyak dan aku hanya benar-benar mempelajari itu," ucap Ashley.
"Awalnya aku hanya ingin menjadi pendukung yang baik dan memang itulah tujuanku selama ini. Tetapi aku benar-benar jatuh cinta dengan agama ini," imbuhnya.
Banyak umat Islam berdatangan menyapa dan menghampiri Ashley, itu karena Ashley memiliki latar belakang Kristen dan diketahui sering berada di Masjid dan memakai hijab. Hingga ada seseorang bertanya padanya, 'Mengapa kamu ragu-ragu?’
Ashley menjawab, "Aku benar-benar tidak tahu apa yang menahanku, ini karena aku berjuang dalam diriku sendiri. Keluargaku bukan muslim, itu perubahan hidup yang cukup besar. Tetapi hingga kini aku merasakan perubahan yang luar biasa, sesuatu yang damai yang tidak pernah terasa sebelumnya," ungkap Ashley.
Diketahui juga setelah melakukan penelitian tersebut beberapa kali Ashley sempat mencoba lagi ke Gereja, tetapi tidak seindah saat ia mempelajari tentang Islam, dan selalu terasa ada yang hilang, hingga akhirnya ia memutuskan untuk bersyahadat di hari terakhir bulan puasa Ramadhan.
"Hampir tidak ada kata untuk menggambarkan bagaimana luar biasanya hal ini, semua sungguh menakjubkan dan aku sangat bersyukur Allah telah memberkatiku dengan luar biasa, dan ini tidak akan mengubah apapun," tutup Ashley.
“Aku masuk Islam juni 2019, jadi sampai hari ini Alhamdulillah sudah lebih dari setahun. Ini merupakan perjalanan yang memadai dan bagi beberpaa orang ini terlihat perjalanananku cuma satu bulan, tetapi menurut pemikiranku, itu mungkin dimulai ketika aku masih kuliah,” katanya lagi.
Laporan: Prima Nadya Rahayu