Momentum Ramadan, MUI Minta Akhiri Penyebutan 'Cebong' dan 'Kampret'
- Antara
VIVA – Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Zainut Tauhid Sa'adi mengatakan, pada momentum bulan Ramadan yang mulia ini, saatnya mengakhiri semua silang sengketa, saling tuduh, fitnah dan saling olok dengan penyebutan 'kampret' dan 'cebong'.
"Marilah kita kembali menjadi manusia yang mulia karena kita adalah saudara," ujar Zainut dalam keterangan yang diterima VIVA di Jakarta, Senin, 6 Mei 2019.
Diketahui, 'cebong' adalah sebutan untuk para pendukung Joko Widodo, sedangkan 'kampret' adalah sebutan untuk para pendukung Prabowo Subianto.
Zainut mendorong, agar umat Islam mengedepankan toleransi dan semangat persaudaraan, menghargai perbedaan, serta meninggalkan sikap egoisme kelompok yang berlebihan dalam kehidupan sosial dan keagamaan.
Hal itu agar tidak terjebak pada sikap eksklusivisme yang dapat melahirkan pertentangan, perselisihan dan perpecahan. "Berpuasa merupakan implementasi dari nilai-nilai Islam tentang perdamaian, kasih sayang, dan keadilan," ujarnya.
Ia menjelaskan, puasa harus dimaknai sebagai bulan yang penuh rahmat dan kasih sayang. Berpuasa bukan hanya sekadar menahan diri dari makan, minum dan semua hal yang dapat membatalkannya.
Pada momentum puasa ini, ia mengimbau kepada seluruh masyarakat kembali merajut tali silaturahmi dan persaudaraan hakiki yang selama ini terpecah belah karena perbedaan pilihan politik, pada pesta demokrasi Pemilihan Umum 2019. "Sehingga kita sering perang di media sosial maupun dalam kehidupan keseharian kita," ujarnya.