Motif Pembunuhan Kepala BPBD, Penggali Sumur Temukan Batu Safir
- VIVA/Syarifuddin
VIVA – Polisi berhasil mengungkap motif pelaku pembunugan Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Merangin, Jambi. Polisi sebelumnya menangkap pelaku saat kabur ke Sumatera Selatan.
Kabar seputar pembunuhan Plt Kepala BPBD Merangin ini menjadi salah satu berita terpopuler di laman VIVA, Sabtu, 31 Juli 2021. Berita lain yang tak kalah menarik datang dari Sri Lanka.
Seorang pria penggali sumur di Sri Lanka benar-benar lagi mujur nasibnya. Belum lama ini, pria tersebut menemukan bongkahan batu yang diketahui batuan permata safir yang nilainya fantastis.
Sejumlah berita VIVA menarik lainnya bisa disimak dalam round up berikut ini:
1. Polisi Ungkap Motif Pelaku Pembunuhan Sadis Kepala BPBD Merangin Jambi
Kepolisian Resor Merangin Jambi mengungkapkan telah menangkap pembunuh sadis terhadap Safri, Pelaksana Tugas Kepala BPBD Kabupaten Merangin, Jambi. Penangkapan dilakukan di Kabupaten Prabumilih, Sumatera Selatan.
Kapolres Merangin, AKBP Irwan Andy Purnamawan mengatakan penangkapan dilakukan setelah pihaknya mengetahui ciri-ciri pelaku pembunuh Kepala BPBD. Dan kini pihak kepolisian langsung membawanya ke Polres Merangin.
"Jadi, saat tim reskrim mengetahui ciri-ciri pelaku yang kabur ke Sumsel, tim resmob Polda Jambi bersama tim Satreskrim Polres Merangin Polres menangkap pelaku di Sumsel yang saat ini dalam perjalanan menuju Polres untuk diperiksa intensif,” ujarnya.
Baca selengkapnya di tautan ini
2. Rejeki! Penggali Sumur Temukan Batu Safir Senilai Rp1,4 Triliun
Seorang pekerja di Srilanka ketiban rejeki nomplok. Ia secara tidak sengaja menemukan bongkahan batu kaya permata saat sedang menggali sumur di halaman belakang rumahnya di daerah Ratnapura yang kaya permata.
Setelah diteliti pihak berwenang, batu yang ditemukan pekerja itu ternyata batuan gugusan safir bintang terbesar di dunia. Para ahli mengatakan batu yang berwarna biru pucat, diperkirakan bernilai hingga 100 juta Dolar AS atau setara 1,4 triliun di pasar internasional.
Klaster batuan ini memiliki berat sekitar 510 kilogram atau 2,5 juta karat dan diberi nama "Serendipity Sapphire".
Baca selengkapnya di tautan ini
3. Stok Vaksin Menipis, Sebagian Tempat Vaksinasi di Semarang Ditutup
Wali kota Semarang Hendrar Prihadi angkat bicara soal permasalahan stok vaksin yang saat ini menipis. Ia mengaku tak paham penyebab stok vaksin di Kota Semarang tersendat seperti saat ini. Penutupan sementara beberapa titik pelayanan vaksinasi pun menjadi satu-satunya pilihan karena tidak ada stok vaksin yang masuk.
"Kendalanya dimana saya nggak paham, karena Pak Presiden bercerita pada kita bahwa vaksin stoknya sangat banyak di tingkat nasional," ungkap Wali Kota Semarang, Jumat, 30 Juli 2021.
Ia menambahkan, terus membangun komunikasi terutama dengan pemerintah provinsi, supaya bisa mendapatkan tambahan suplai vaksin, karena kebutuhan di kota Semarang sangat besar.
Baca selengkapnya di tautan ini
4. Guru Besar UI Minta PP Statuta Baru Dicabut, Ini Alasannya
Guru Besar Universitas Indonesia (UI) meminta PP Nomor 75 tahun 2021 tentang Statuta UI dicabut. Pasalnya, PP tersebut cacat formil dan diduga kuat lahir karena unsur politik dan campur tangan dari pihak pemerintahan.
Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia Prof. Manneke Budiman menyampaikan, PP 75/2021 itu lahir dipaksakan karena tidak melibatkan Dewan Guru Besar dan Senat Akedemik. Menurut dia, satu-satunya cara untuk menghentikan agenda politik di balik PP 75/2021 tentang Statuta UI itu adalah dengan mencabutnya.
“Mencabut PP 75 itu sama dengan memotong nadi kepentingan-kepentingan jahat yang berencana menguasai dan menghancurkan universitas,” kata Manneke, dalam webinar “Membahas Apa yang Terjadi di Belakang Layar Statuta UI PP 75/2021, dikutip Sabtu, 31 Juli 2021.
Baca selengkapnya di tautan ini
5. Kapolri Diminta Copot Penanggungjawab Seleksi Bintara Polda Sulut
Pelaksana tugas (Plt) Ketua Indonesia Police Watch (IPW), Sugeng Teguh Santoso mendesak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo harus mencopot penanggungjawab seleksi penerimaan Bintara dan Tamtama Polri Tahun 2021 yang sempat menganulir calon siswa atas nama Rafael Malalangi karena lalai menginput nilai.
“Kapolri harus mencopot penanggungjawab seleksi penerimaan Bintara Polri 2021 di Polda Sulut (Sulawesi Utara) karena kecerobohan tim seleksi, tidak cermat dan tidak profesional sehingga mempermalukan institusi Polri,” kata Sugeng melalui keterangannya pada Sabtu, 31 Juli 2021.
Semula, kata dia, tim seleksi penerimaan Bintara Polri di Polres Minahasa Selatan (Minsel) Polda Sulawesi Utara membatalkan kelulusan Rafael Malalangi. Namanya hilang dari daftar peserta yang lulus dan digantikan orang lain, yakni Franco Efraim Kowal.
Baca selengkapnya di tautan ini