Ditekan AS, Iran Balas Perkaya Uranium untuk Program Nuklir
- Twitter @sarake89
VIVAÂ - Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan, negaranya akan memperkaya uranium. Bahkan lebih banyak daripada yang dilakukan sebelum menandatangani perjanjian nuklir dengan enam negara kekuatan dunia pada 2015.
"Kami memperkaya lebih banyak uranium, sebelum kesepakatan tercapai. Tekanan telah meningkat di Iran, tetapi kami terus berkembang," kata Rouhani, dilansir Al Jazeera, Kamis 16 Januari 2020.
Iran secara bertahap telah mengurangi komitmennya berdasarkan perjanjian nuklir yang ditandatangani dengan Amerika Serikat, China, Rusia, Jerman, Prancis, dan Inggris. Langkah itu dilakukan sebagai balasan atas pengunduran diri AS dari perjanjian itu pada 2018.
Awal pekan ini, Inggris, Prancis, dan Jerman menantang Iran karena melanggar batas yang ditentukan dalam kesepakatan.
Ketegangan di kawasan tersebut juga semakin meningkat dalam beberapa bulan terakhir setelah serangan di wilayah Teluk. Selain itu, kekhawatiran atas peningkatan militer meningkat setelah pembunuhan Jenderal Qassem Soleimani, yang mendorong Iran untuk menembakkan rentetan rudal ke pangkalan udara AS di Irak.
Dalam pidatonya, Rouhani mengatakan bahwa pembalasan Iran telah memperkuat pencegahan terhadap ancaman Presiden ASÂ Donald Trump. Meski ketegangan terus berlanjut, Rouhani menegaskan Teheran bekerja setiap hari untuk mencegah konfrontasi militer dan perang.
Kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dengan enam negara kekuatan dunia, berfungsi untuk memberlakukan pembatasan pada program nuklir Iran dengan imbalan penangguhan sanksi internasional. Namun setelah menarik diri secara sepihak dari perjanjian itu, AS kembali menerapkan sejumlah sanksi terhadap Teheran dan menyerukan negosiasi kesepakatan baru.
Iran menolak gagasan untuk menegosiasikan kesepakatan baru ketika sanksi masih berlaku. Sebagai tanggapan, Iran mulai memperkaya uranium di atas batas yang disepakati dalam kesepakatan dan mengambil langkah lanjutan untuk meningkatkan program nuklir.