Jokowi Diminta Mundur, Relawan Kawal Pelantikan Hingga Caketum PSSI

Aksi Mujahid 212.
Sumber :
  • Fajar GM/VIVA.co.id

VIVA – Artikel soal aksi Mujahid 212 pada Sabtu 28 September 2019 menjadi sorotan pembaca VIVAnews. Khususnya mengenai orasi Gus Nur yang meminta Jokowi mundur menjadi terpopuler pertama. 

Terpopuler kedua adalah artikel mengenai penyataan sikap pendukung Jokowi yang siap mengamankan pelantikan pada 20 Oktober mendatang. Kemudian yang terpopuler ketiga, mengenai bursa calon pimpinan PSSI pengganti Edy Rahmayadi. 

Sementara itu, terpopuler keempat masih dari aksi Mujahid 212, yaitu mengenai doa para peserta yang berharap Jokowi mundur dari jabatannya. Sedangkan, terpopuler kelima soal pernyataan aktivis 98 yang menyebut mahasiswa kurang pede diundang dialog Jokowi. 

1. Gus Nur: Kalau Jokowi Mundur Rakyat Pasti Memaafkan

Mujahid 212 Selamatkan NKRI.

Penceramah Sugi Nur Raharja atau Gus Nur, dalam orasinya di Aksi Mujahid 212, meminta Presiden Joko Widodo mundur dari jabatannya sebagai presiden.

Menurut Gus Nur, mundurnya Jokowi yang dinilai tidak baik memimpin Indonesia, akan membuat masyarakat bahagia.

"Kalau mundur sekarang, saya yakin umat, rakyat Indonesia ini, walaupun sesakit-sakitnya hatinya, akan memaafkan," ujar Gus Nur di area Bundaran Patung Kuda, Jakarta, Sabtu, 28 September 2019.

2. Jutaan Pendukung Jokowi Siap Kawal Pelantikan Presiden dan Wapres

Presiden Joko Widodo saat menjawab sejumlah pertanyaan wartawan di Istana Negara

Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto mengaku mencium gelagat adanya upaya menggagalkan pelantikan Presiden dan Wapres terpilih 2019-2024, Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin pada Oktober 2019.

Sejumlah elemen pendukung Jokowi, sudah siap untuk berpartisipasi mengawal proses itu. Sekaligus memeriahkan pelantikannya. 

Salah satunya adalah relawan Pro Jokowi atau Projo. Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi dalam siaran persnya yang diterima VIVAnews, mengaku persiapan dilakukan oleh elemen pendukung dan relawan.

3. Pernah Ditangkap di Brasil, Pria Ini Maju Sebagai Calon Ketum PSSI

Sarman El Hakim (Baju Putih) Bakal Calon Ketum PSSI

Soal Dukungan Jokowi ke Luthfi-Taj Yasin di Pilkada Jateng, Begini Analisa Pengamat

Bursa calon Ketua Umum PSSI makin memanas. Kali ini muncul satu nama yang bakal bersaing untuk memperebutkan kursi yang sebelumnya ditempati oleh mantan Pangkostrad, Edy Rahmayadi. Dia adalah Sarman El Hakim. 

Ini menjadi kali ketiga Sarman menjajal kesempatan untuk menjadi ketua umum PSSI. Sebelumnya dia mencoba peruntungan di periode 2012-2016 dan 2016-2020. Majunya Sarman tentu bukan tanpa alasan, ingin membawa sepakbola Indonesia menuju masa depan yang lebih baik. 

Pengamat Apresiasi Prabowo, 2 Pekan di Luar Negeri Mampu Bawa Investasi USD 18,5 Miliar

Aksinya untuk menggaungkan nama sepakbola Indonesia sudah dilakukan sejak beberapa tahun lalu. Bak aktivis, dia mengkampanyekan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 di sejumlah negara.

4. Doakan Jokowi Rela Mundur Saat Tutup Aksi, Massa Mujahid 212: Aamiin

Perseteruan hingga Ancaman Wapres Bunuh Presiden Filipina Diduga karena AS-China

Aksi Mujahid 212.

Massa aksi 'Mujahid 212 Selamatkan NKRI' berdoa supaya Presiden Joko Widodo rela mundur dari jabatannya sebagai kepala negara. Doa dipanjatkan di akhir aksi yang diselenggarakan di Bundaran Patung Kuda, Jakarta, serta dipimpin Muhammad Al Khaththath.

"Lembutkan orang-orang agar ia (Jokowi) rela melepaskan jabatannya," ujar Al Khaththath dari atas mobil orasi, Sabtu, 28 September 2019.

Doa Al Khaththath dijawab dengan seruan 'Aamiin' dari massa yang jumlahnya ribuan. Menurut Al Khaththath, rakyat juga sudah tidak suka dengan Jokowi yang memimpin sejak 2014. "Agar Pak Jokowi mundur saja karena rakyat Indonesia sudah tidak ingin dia menjadi presiden," ujar Al Khaththath.

5. Mahasiswa Tolak Ketemu Jokowi, Aktivis 98: Jangan-jangan Kurang Pede

Mahasiswa dari sejumlah elemen mahasiswa Jabodetabek demo di depan Gedung DPR

Presiden Joko Widodo berencana mengundang perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) untuk berdiskusi. Akan tetapi, hal ini tidak disambut baik oleh kalangan mahasiswa, bahkan mereka menolak. 

Mantan Aktivis 98 dan Direktur Studi Demokrasi Rakyat, Hari Purwanto, mempertanyakan alasan mahasiswa tak menyambut undangan Presiden tersebut. Padahal, menurutnya, ruang dialog dengan presiden sudah terbuka lebar. 

"Kenapa tidak dipenuhi? Apakah konsolidasi yang kurang solid. Jangan-jangan kurang pede juga menyampaikan aspirasi," kata Hari dalam diskusi Polemik MNC Trijaya bertajuk 'Demo Mahasiswa Aksi & Substansi', di Jakarta, Sabtu 28 September 2019.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya