KPU Sombong Seperti Firaun hingga Body Shaming Jessica

Sidang Gugatan Pilpres 2019 di MK
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Berita tentang persidangan sengketa Pemilu 2019 di Mahkamah Konstitusi masih menjadi berita teratas yang paling dicari pembaca VIVA pada Jumat, 21 Juni 2019. Sejak siang hingga menjelang malam, berita pengacara BPN Prabowo-Sandi Bambang Widjojanto yang memnuding KPU sombong tersebut bertengger di berita nomor satu terpopuler.

Jokowi Hadiri Kampanye Akbar Ahmad Luthfi-Taj Yasin di Grobogan dan Blora

Selain berita soal tudingan KPU sombong bak Raja Firaun, berita-berita nasional dan showbiz juga cukup mencari perhatian pembaca. Salah satunya adalah respons artis Jessica Mila yang cuek dengan cercaan netizen di media sosial.

Selain soal respons Jessica tersebut, berita pernyataan Budiman Sudjatmiko soal Jokowi yang dahulu ibarat bukan siapa-siapa namun bisa adi Presiden juga salah satu berita yang paling diminati. 

Sarapan Bareng Paslon Luthfi-Yasin dan Raffi Ahmad, Jokowi Ngaku Tak Diundang Kampanye di Solo

Apa saja berita-berita yang sangat dilirik para pembaca pada Jumat? Bisa dicek ulasannya di bawah ini.

1. Bambang Widjojanto Sebut KPU Sombong Seperti Firaun

Sarapan Bareng Ahmad Luthfi, Jokowi: Calon Pemimpin Harus Mampu Yakinkan Rakyat

Ketua Tim Hukum Prabowo-Sandi, Bambang Widjojanto.

Ketua tim hukum Prabowo-Sandi, Bambang Widjojanto (BW), menilai Komisi Pemilihan Umum (KPU) bersikap sombong layaknya Firaun, penguasa Mesir zaman dahulu, dalam sidang gugatan hasil Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi (MK).

Menurut BW yang juga eks pimpinan KPK ini, kesombongan itu ditunjukkan dengan begitu sedikitnya saksi yang dihadirkan KPU Jumat ini untuk menandingi keterangan saksi Prabowo-Sandi yang jumlahnya mencapai hingga 15 dalam sidang sebelumnya.

"Kalau teman-teman (KPU) itu sedang menunjukkan kesombongannya, dan kesombongan ini bukan soal biasa. Firaun dahulu juga sombong," ujar BW di MK, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Jumat, 21 Juni 2019.

Adapun, dalam sidang, KPU menghadirkan satu saksi saja, Marsudi Wahyu Kisworo, sebagai saksi. BW menyampaikan, lembaga penyelenggara Pemilu itu terlampau percaya diri keterangan dari satu saksi saja bisa mementahkan keterangan 15 saksi Prabowo-Sandi. Baca lengkapnya di sini.

2. Fisiknya Sering Dihina, Jessica Milla: Bodo Amat!

Jessica Mila
 
Salah satu risiko menjadi seorang public figure atau artis adalah harus siap memiliki haters (pembenci) yang akan selalu memberikan komen negatif. Bahkan tak jarang, komentar tersebut bernada penghinaan.

Tidak hanya soal penampilan saja, haters juga biasanya mengomentari kondisi fisik artis yang tidak disukainya. Salah satu artis yang mengaku sering menerima hinaan atau body shaming adalah Jessica Mila.

Mila mengungkapkan bahwa banyak haters yang selalu memberi komentar bernada penghinaan di Instagram pribadinya. Pipi dan lengan tubuhnya, diakui Mila sering menjadi sasaran empuk penghinaan.

“Selain pipi yang dikomentari dulu itu bagian lengan pernah. Kayak ‘badannya kecil lengannya agak besar yah’. Kalau aku tuh berat badan naik pasti pipi sama lengan langsung gede,” kata Jessica Mila di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, Kamis 20 Juni 2019. Untuk tahu lengkapnya, klik di tautan ini.

3. Berubah-ubah, Hakim MK Saldi Isra Semprot Saksi Kubu Jokowi 

Sidang Gugatan Pilpres 2019 di MK

Majelis hakim Mahkamah Konstitusi, Saldi Isra, mengingatkan kepada saksi dari tim hukum Jokowi - Ma'ruf yang dihadirkan pada sidang kelima, Jumat 21 Juni 2019. Awalnya Saldi, mendengarkan sesi tanya jawab antara tim hukum Jokowi dengan saksi bernama Anas Nashikin.

Saat itu Anas mendapat pertanyaan dari tim hukum Jokowi seputar siapa saja yang hadir dalam pelatihan saksi. Pertanyaan Anas sebelumnya bahwa Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Moeldoko, hadir kerap berubah-ubah. 

Pada keterangan pertama, Anas mengatakan, Moeldoko menyampaikan paparannya   tidak menggunakan slide. Kemudian, pada keterangan selanjutnya, Anas menyampaikan bahwa Moeldoko menggunakan slide ketika presentasi saat pelatihan saksi. Melihat inkonsistensi Anas, Saldi Isra pun memotong tanya jawab itu. 

"Ini saudara saksi ini beda-beda. Tadi katanya Pak Moeldoko tidak berikan slide, sekarang berikan slide. Mana yang benar," kata Saldi.  Jangan ketinggalan cek di link ini ya.

4. Budiman: Awalnya Jokowi Disebut Mustahil Terpilih tapi Kini Presiden

Kedatangan Peserta Debat Keempat Calon Presiden Pemilu 2019, Jokowi-Iriana

Joko Widodo sebagai capres petahana diminta lebih berani melakukan terobosan untuk membangun kualitas sumber daya manusia (SDM). Ketua DPP PDIP Budiman Sudjatmiko mengatakan Jokowi harus berani dalam periode kedua pemerintahannya.

Menurut dia, kelebihan eks Gubernur DKI itu minim beban politik. Lalu, punya dukungan suara mayoritas di DPR. Pengalaman di periode pertama menjadi modal Jokowi.

"Pak Jokowi harus berani melakukan terobosan, lahirkan SDM Indonesia yang imajinatif di bidang ekonomi, teknologi, pendidikan, wirausaha dan lainnya," kata Budiman, dalam sebuah diskusi bertajuk 'Siapa Bisa Baca Jokowi', di Jakarta seperti disampaikan dalam keterangannya, Kamis 20 Juni 2019.

Budiman pun mempromosikan program Jokowi di periode pertama yang dinilai positif seperti keberhasilan infrastruktur. Maka itu, kebijakan di periode kedua ini diharapkan lebih pembangunan berencana dengan fokus dalam pembangunan SDM yang imajinatif dan keadilan sosial. Cek berita lengkapnya, klk di sini.

5. Pemkot Depok Terapkan Aturan Pemilik Mobil Wajib Punya Garasi

Kota Depok

Pemerintah Kota Depok bakal menerapkan peraturan daerah (perda) yang mengatur tentang kewajiban memiliki garasi bagi pemilik kendaraan roda empat. Aturan tersebut telah disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Ada pula 10 Program Pembentukan Peraturan Daerah (Propemperda).
          
Nantinya, warga yang ingin membeli kendaraan roda empat harus menyertakan surat pernyataan memiliki garasi di rumah atau menyewa garasi. Tujuannya, agar tidak ada kendaraan roda empat yang diparkir di sembarang tempat dan mengganggu kenyamanan warga lain.

Wakil Ketua DPRD Kota Depok, M Supariyono, mengatakan kebijakan tersebut sangat mendesak untuk diatur dan dibuat payung hukum. Pasalnya banyak warga Depok yang memiliki mobil namun tidak memiliki garasi sehingga menggunakan bahu jalan untuk tempat parkir.

“Itu mengganggu pengguna jalan yang lain. Bahkan tidak jarang menimbulkan keributan di lingkungan,” kata Supariyono pada Jumat 21 Juni 2019.

Sebagaimana mengganggunya pemilik kendaraan namun tak punya area parkir pribadi atau garasi itu? Langsung klik di link berita ini.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya