Terpikat Pamungkas Maze Runner
- 20th Century Fox
VIVA – Thomas tiba-tiba terbangun dalam sebuah kurungan tanpa tahu apa-apa. Sekelompok remaja sebayanya berkerumun, membuatnya semakin bingung. Dia mengumpulkan tenaga, lalu sekencang mungkin berlari tanpa tahu arah. Sesaat kemudian, Thomas sadar, tak ada tempat untuknya pergi. Tembok beton raksasa membatasi hutan yang belakangan dia tahu, disebut sebagai The Glade.Â
Adegan ini tentu masih diingat para penonton Maze Runner, film pembuka franchise yang diangkat dari novel laris karya James Dashner. Maze Runner pertama kali tayang pada tahun 2014, diikuti dengan film keduanya, The Scorch Trials pada tahun 2015.Â
Sebagai film awal, Maze Runner memperkenalkan The Gladers dan konflik yang mereka hadapi dengan adegan-adegan yang keren. Tentu saja, adegan lari secepat mungkin di dalam labirin yang mengurung mereka, mewarnai film garapan sutradara Wes Ball tersebut.
Selain Thomas (Dylan O'Brien), tokoh utama The Gladers dalam Maze Runner yakni Newt (Thomas Brodie-Sangster) yang punya karakter bijaksana, Minho (Ki Hong Lee) si pelari terhebat yang bertugas mencari jalan keluar di labirin, Teresa (Kaya Scodelario), satu-satunya penghuni wanita The Glade, dan masih banyak lagi lainnya.
Film pertama ini masih dipenuhi misteri tentang ada apa di balik labirin mengerikan itu, alasan penahanan mereka, siapa WCKD, dan sebagainya. Namun film ini berhasil mencuri perhatian banyak remaja dan dewasa muda karena pemilihan pemain yang dianggap pas dan cocok. Chemistry di antara mereka pun sukses membuat film ini jadi favorit baru para pembaca setia dan movie goers di berbagai negara.
Dari data The Numbers, Maze Runner masuk 20 besar film paling top sedunia, di luar Amerika Serikat. Selain itu, film ini juga berada di 13 besar film AS terbesar yang pernah dirilis di akhir pekan September. Pendapatan dari box office seluruh dunianya saja mencapai lebih US$348 juta.
Sebanyak 95 persen pengguna Google mengaku menyukai film ini. Rotten Tomatoes merangkum ulasan dari berbagai media dan penonton, memberikan skor 65 persen. Sementara IMDb memberi 6,8.
Begitu juga dengan film keduanya, The Scorch Trials. Indonesia termasuk negara yang mendulang banyak penonton untuk film ini. Film kedua, pada tahun 2015, tayang di 278 teater dan menyumbang lebih dari US$3,9 juta pendapatan internasional.
Berbeda dari film pertama, The Scorch Trials lebih terasa horor dan menegangkan. The Flare, virus yang diceritakan sedang mewabah di dunia, membuat orang-orang berubah menjadi Crank, semacam zombie dalam film ini. Mereka harus bertahan hidup dari para Crank dan kejaran WCKD selepas berhasil keluar dari labirin di film pertama.
Jika film pertama dan kedua hanya membutuhkan jeda satu tahun untuk perilisannya, The Death Cure, film ketiga sekaligus terakhir dari trilogi The Maze Runner tersebut baru tayang perdana hari ini, 24 Januari 2018. Insiden nahas yang dialami Dylan O'Brien membuat para penggemar harus sabar, menunggu film ini dua tahun lamanya.
Akhirnya dirilis, apa yang dinantikan dari film pamungkas The Maze Runner ini? Bagaimana antusias para penggemar, akankah film ini menjadi box office paling hit bulan ini?
The Death Cure
Film kedua, The Scorch Trials, meninggalkan rasa penasaran besar di akhir filmnya. Teresa berkhianat, dan Minho ditangkap WCKD, membuat Thomas begitu kecewa dan putus asa. Di film ketiga inilah, Thomas akan memimpin aksi pembalasan terakhirnya, membebaskan Minho dan menghancurkan WCKD.
Namun tentu saja, Wes Ball tak membuatnya mudah. Plot yang seolah terlihat dangkal, nyatanya dipenuhi konflik yang pelik. Film ini diwarnai dengan adegan laga yang intens, dramatis, dan sangat emosional. Para pembaca novel dan penonton film ini penasaran bagaimana Ball mengakhirinya.
Pengembangan masing-masing karakter pun jadi poin plus film ini. Dalam konferensi pers yang digelar di Seoul, Korea Selatan, pada Kamis, 11 Januari 2018, di hadapan media, Dylan O'Brien mengaku bagaimana dia ikut tumbuh sebagai Thomas yang diperankannya.
"Itulah hal yang terberat, karena semua orang percaya bahwa WCKD buruk tapi kemudian saya goyah karena itu yang akan kamu rasakan ketika kamu kehilangan banyak teman. Ini tentang hubungan persahabatan. Aku juga merasa karakter-karakter dalam film ini luar biasa, menyenangkan, dan sangat emosional," lanjutnya.
Begitu juga dengan Thomas Brodie-Sangster yang memerankan Newt, sidekick dari Thomas. Baginya, film ini memberinya kesempatan untuk menggali karakter masing-masing dan menumbuhkannya dengan kuat. Thomas mengaku beruntung, karena naskah film ini memungkinkan mereka untuk mengeksplorasi karakter yang mereka bawakan lebih baik lagi.
"Naskah ketiga ini, banyak sekali hal yang kami pikir datang bersama dengan karakter-karakternya dan kami harus bekerja lebih keras untuk itu. Ya, luar biasa, bahkan untuk masuk ke efek visual, adegan-adegan laga yang membuat saya cukup percaya diri. Mungkin ya, inilah yang membuat saya bersemangat melakukan pengambilan gambar," ujar aktor kelahiran Inggris, 16 Mei 1990 tersebut.
"Naskah ini sangat kaya, jadi ini adalah cerita yang sangat hebat," Ki Hong Lee menambahkan.
Dylan O'Brien pun menceritakan bagaimana saat mereka pertama kali melihat naskah film ketiga ini.Â
"Ya, kami sangat bersemangat. Saya ingat, ketika pertama kali membaca naskah, kami merasa seperti inilah yang terbaik di antara trilogi ini. Kami menyelesaikan syuting film ini dengan baik. Saya rasa, ya, selalu ada sesuatu yang baru dari bukunya dan saya pikir saya menanganinya juga dengan baik. Naskahnya sangat membuat saya begitu bersemangat," jelasnya.
Antusiasme Penggemar
IMDb memberikan skor awal 7,2 dan Rotten Tomatoes 47 persen dari 32 ulasan yang masuk dengan 97 persen pengguna mengaku ingin menonton film ini. Namun ulasan yang diberikan tidak seburuk skor yang ditampilkan.Â
Mereka yang memberi tanda buruk, seperti dari media Newark Star-Ledger, mengatakan durasinya terlalu lama dan membuatnya agak bosan. Sedangkan jurnalis Chicago Tribune mengatakan, naskahnya terlihat biasa saja, tapi Wes Ball membuat film ini menjadi petualangan akhir yang terselamatkan. Variety bahkan menyebut, The Death Cure adalah seri terbaik di antara ketiga film Maze Runner.
Selain itu, antusiasme penggemar pun tak bisa dibilang biasa saja. Dikutip Variety, Selasa, 23 Januari 2018, sepekan sebelum rilis, Maze Runner: The Death Cure rupanya menjadi topik terpanas di media sosial. Berdasarkan comScore dan layanan PreAct, tercatat ada 72 ribu percakapan baru terkait film ini di ranah media sosial.Â
Tak hanya itu, jika ditotal, film ini bahkan sudah menghasilkan 600 ribu percakapan baru sejak sebulan lalu. Korea Selatan, Australia, dan Taiwan yang sudah menayangkan film ini juga sudah menyumbang US$15 juta di pekan perdana.Â
Bagaimana dengan Indonesia? Penggemar di Indonesia pun tak main-main jumlahnya. Saat wawancara eksklusif dengan VIVA, Dylan O'Brien, Thomas Brodie-Sangster, dan Ki Hong Lee sempat menyapa fans mereka di Tanah Air.
"Terima kasih banyak atas dukungan kalian yang sudah menonton film kami, membuat kami sangat senang dan itu sangat berarti bagi kami. Kami tak bisa melakukannya tanpa kalian," kata Dylan.
"Semoga kalian bisa menikmati film terakhir Maze Runner," tambah Ki Hong Lee, aktor Korea Selatan sambil tersenyum.
Para penggemar pun menunjukkan antusiasme mereka lewat akun media sosial 20th Century Fox Indonesia sebagai distributor film ini. Tak sedikit juga yang bersedih karena ini film terakhir.
"Aaak, enggak sabar," kata seorang warganet.Â
"Paling sedih denger bagian, 'enjoy last maze runner,'" kata lainnya.
Sebagai film pamungkas, Dylan, Thomas, dan Ki Hong Lee menyebut, momen ini menyedihkan, namun dalam waktu yang sama juga membanggakan. Mereka sedih karena harus mengakhiri kebersamaan selama ini, namun begitu bangga bisa jadi bagian dari franchise besar seperti ini.
Maze Runner: The Death Cure sudah bisa disaksikan di bioskop Indonesia mulai 24 Januari 2018.Â