Menanti Angkot 'Mewah' Ibu Kota
- VIVA/Yunisa Herawati
VIVA – Wajah angkutan perkotaan Ibu Kota bakal berubah tak lama lagi. Jika sebelumnya menggunakan model-model mainstream, kini bakal ada pilihan baru bagi warga ibu kota untuk memilih angkot dengan wajah lebih segar.
Bukan main-main, sudah ada empat jenama termahsyur yang menawarkan diri merilis angkot-angkot anyarnya, yakni Toyota, Daihatsu, Suzuki, dan pendatang baru dari Tiongkok, Wuling.
Jika meluncur nanti, dipastikan warga Ibu Kota bakal tambah nyaman dengan sederet kelebihan yang diusung angkot-angkot baru tersebut.
Ketua Organda DKI Jakarta, Shafruhan Sinungan mengatakan, model-model baru yang bakal menjadi angkot Ibu Kota adalah Toyota Avanza Transmover, Wuling, Suzuki APV, dan Daihatsu Gran Max. Mobil-mobil akan disulap sedemikian rupa menjadi angkot lengkap dengan 'livery'-nya.
Yang menarik, apabila dahulu angkot melibatkan modifikasi karoseri, kini unit-unit yang bakal digunakan datang langsung dari pabrikan. Artinya, unit-unit tersebut diproduksi langsung oleh pihak Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM).
"Ini merupakan bagian dari upaya revitalisasi angkutan umum perkotaan, khususnya kendaraan minibus," kata Shafruhan kepada VIVA, Selasa 19 Desember 2017.
Langkah ini juga sejalan dengan penerapan Standar pelayanan Minimal (SPM) yang tertuang dalam Permenhub 29 Tahun 2015, dan bakal diterapkan mulai Februari 2018 mendatang.
Selain berkutat pada unit, perubahan juga menyasar pada bagian kabin. Sebab angkot-angkot terbaru bakal mengadopsi kursi nyaman, menggusur kebiasaan sebelumnya. Apabila dahulu angkot mengusung kursi penumpang berhadap-hadapan, pada angkot terbaru bakal mengambil posisi kursi menghadap ke depan.
Selain itu, jika sebelumnya angkot bisa menampung hingga 10 penumpang, kini kapasitas dibuat tak sebanyak itu. Ini penting, agar penumpang lebih nyaman seperti halnya berada di dalam taksi online.
"Kalau dulu tuntutan pengusaha angkutan umum dan tuntutan pemerintah, masyarakat, mikrolet itu muat 10 orang, jadi bentuknya hadap-hadapan. Kalau sekarang, tuntutan penumpang angkutan sudah meloncat jauh, penumpang menghadap ke depan. Sebab, ini juga memerhatikan dari sisi keamanan dan kenyamanan penumpang," kata dia.
Executive General Manager PT TAM, Fransiscus Soerjopranoto menjelaskan, sebenarnya perubahan angkot yang dirilis pabrikan --bukan karoseri-- hanya berkutat pada kursi baris kedua saja. "Soal bangku, bangku tengah mau dibikin untuk dua orang. Dan penumpang baris ketiga leluasa keluar-masuk, modifikasi seperti itu sudah biasa," kata Soerjo kepada VIVA.
Selanjutnya>>>Dibekali AC
Dibekali AC
Selain wujudnya yang makin banyak pilihan, angkot Ibu Kota juga diwajibkan memasang pendingin udara atau air conditioner (AC). Pada Permenhub Nomor 29 Tahun 2015 terkait Standar pelayanan Minimal (SPM) angkot, juga disebutkan pemberlakuan paling lama tiga tahun, setelah aturan ditetapkan.
Ini terkait beberapa aspek yang diperhatikan, mulai dari kenyamanan, tambahan larangan merokok dan dilengkapi AC. Maka itu ATPM didorong agar AC menjadi kelengkapan standar dalam angkutan perkotaan.
Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Sigit Wijatmoko beberapa waktu lalu menyampaikan, hadirnya angkot-angkot baru merupakan bagian dari rencana program OK OTrip yang mewajibkan semua moda transportasi umum berbasis jalan terintegrasi dengan Transjakarta.
Integrasi ini, nantinya menyebabkan perubahan manajemen dari sistem setoran menjadi pembayaran berdasarkan kilometer tempuh. "Dalam rangka peningkatan aspek keselamatan dan kenyamanan hal ini bisa ditindaklanjuti. Sehingga, peningkatan layanan menjadi suatu kebutuhan," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi mengatakan, pihaknya mengimbau agar para operator dan pengusaha angkot melakukan persiapan untuk penyediaan armada dengan pendingin udara di kabin. Dengan adanya angkutan umum yang nyaman, masyarakat bisa memilih moda transportasi massal untuk aktivitas harian dan tidak lagi menggunakan kendaraan pribadinya.
"Kalau dari operator sudah bisa memberikan itu semua, enak masyarakat, di semua angkutan umum ada (AC). Ini sejalan dengan apa yang sedang dilakukan, untuk mengembalikan masyarakat untuk kembali menggunakan angkutan umum dan meninggalkan kendaraan pribadi, baik mobil maupun sepeda motor," kata Budi.
Selanjutnya>>> Tak Takut Hilang Pamor?
Percaya Tak Hilang Pamor
Toyota selaku raksasa otomotif di Tanah Air, menyatakan bakal menggelontorkan 1.000 unit mobil per tahun untuk digunakan sebagai armada angkutan umum. Tetapi, persediaan ini masih dikondisikan sesuai dengan kuota permintaan.
Mobil yang dimaksud adalah Transmover, yakni Avanza seri termurah. "Transmover bukan Avanza. Organda melihat Transmover cocok dengan kebutuhan mereka. Transmover memang disiapkan untuk transportasi publik seperti taksi. Kelihatannya hampir 1.000 unit setahun, tergantung kuota yang diberikan," kata Soerjo.
Kendati bakal menjadi angkutan umum, Toyota tak takut akan kehilangan pamor besar Avanza. Sebab, mereka sudah memperhitungkan secara masak-masak mana kebutuhan konsumen pribadi, mana kebutuhan produk yang diperuntukkan bagi angkutan transportasi massal. Transmover sendiri dianggap berbeda, bukan barang yang sama dengan Avanza yang dijual untuk konsumen pribadi.
Dia mengakui konsumen di Indonesia bersifat unik. Sehingga, diyakini masyarakat tak akan terganggu dengan adanya Avanza versi termurah yang bakal dijadikan angkot.
"Seperti halnya Kijang dulu dijadikan mikrolet atau angkutan umum, itu saja customer bisa melihat ketangguhan, ketahanan, kemudahan memelihara dan purnajual yang kuat. Kemudian, Vios dan Limo, memang beda," katanya.
Sementara itu, Wuling juga menyatakan kesiapan menghadirkan angkot dari produknya, agar bisa dijadikan pilihan penyedia angkutan kota. Namun, Wuling masih malu-malu dan menyatakan belum ada keputusan final terkait keputusan apakah mereka sudah fixed dengan apa yang disampaikan Organda DKI.
"Intinya sih, soal rencana jadi angkutan kota ini belum ada kesepakatan final, termasuk soal produknya. Jadi, saya belum bisa bicara banyak. Memang sempat ada pembicaraan, namun belum ada kesepakatan. Tetapi, kalau kami pada prinsipnya, baik untuk retail konsumen maupun fleet konsumen, seandainya produk sesuai dengan Wuling, ya kami layani," kata Brand Manager Wuling Motors, Dian Asmahani. (asp)