Mengawal Perayaan Natal dan Tahun Baru
- REUTERS
VIVA – Perayaan Natal dan Tahun Baru sudah menjadi tradisi di dunia, yang dilakukan setiap akhir tahun. Di Indonesia, tidak hanya umat Kristiani yang antusiasme, libur panjang perayaan ini juga dirasakan oleh warga lainnya.
Seperti layaknya perayaan Idul Fitri bagi umat Muslim, periode Natal hingga Tahun baru pun menjadi perhatian khusus pemerintah. Sejumlah langkah antisipasi disiapkan mulai dari pengamanan, hingga memastikan persediaan barang pangan dan moda transportasi tersedia dengan baik.
Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengungkapkan, ada tiga hal utama yang menjadi perhatian semua pemerintah dalam memastikan perayaan Natal 2017 dan Tahun Baru 2018 berjalan dengan kondusif.
Pertama, menurut Tito, masalah ancaman teroris yang ada di Tanah Air. Terkait hal ini, pihaknya terus melakukan langkah-langkah preventif agar aksi teror itu tidak terjadi.
Baca juga: Jelang Natal, Ribuan Penjahat Ditangkapi
"Tetapi, kita bekerja tidak ingin sampai kecolongan. Kita lakukan langkah-langkah dulu dengan penangkapan, pendekatan, soft, dan lain-lain," kata Tito di Mabes Polri, Jakarta, Selasa 12 Desember 2017.
Kedua, masalah arus mudik yang harus diantisipasi pada libur Natal dan Tahun Baru, terutama di jalan tol. Ketiga, masalah ketersediaan bahan pokok. Untuk itu, koordinasi dengan otoritas terkait terus dilakukan.
"Kami sudah melakukan langkah-langkah termasuk operasi pasar dan pengamanan pajak," ujar Tito, usai melakukan rapat koordinasi dengan otoritas terkait.
Berikutnya, awasi pangan>>>
Awasi pangan strategis
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan, momen akhir tahun ini akan dimanfaatkan berbagai pihak untuk mengambil keuntungan. Tetapi, bisa juga dimanfaatkan oleh para kartel untuk mengambil keuntungan pribadi, sehingga mengorbankan masyarakat.
Untuk menjamin kebutuhan masyarakat, pemerintah berkomitmen untuk menjamin stok pangan cukup dan aman. Satgas pangan yang beranggotakan berbagai instansi terkait pun siap mengamankan stabilitas pangan pada periode tersebut.
Baca juga: Jelang Tahun Baru, Pertamina: Pasokan Elpiji 3 Kg Aman
"Yang terpenting tahun ini stok cukup untuk 11 komoditas strategis," kata dia awal pekan ini.
Sementara itu, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) juga telah melakukan pemantauan langsung ke lapangan antisipasi adanya spekulan hara bahan pokok .
Pantauan VIVA, Rabu 13 Desember 2017, Ketua KPPU Syarkawi Rauf di Tangerang mengatakan, pemantauan dan pemetaan jalur distribusi dan produksi bahan pangan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk pemetaan pelaku usahanya dan pola-pola perilakunya.
Ke 11 pangan pokok yang diawasi perdagangannya adalah daging sapi, daging ayam, bawang merah, bawang putih, cabai merah, cabai rawit, beras, minyak goreng, jagung, kedelai, dan gula.
"Kalau masalah penimbunan, sanksinya akan kita serahkan ke Kepolisian. Tetapi, kalau soal memainkan harga komoditi, maka sanksi akan kita berikan sesuai peraturan undang-undang," ungkapnya.
Sementara itu Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menambahkan, barang-barang terkait komoditas strategis yang bersentuhan dengan hilir industri seperti minyak goreng, tepung terigu, dan gula secara tidak langsung stok dalam negeri dijamin aman. Sebab, sejatinya Indonesia telah mengekspor ke negara tetangga untuk beberapa komoditas tersebut.
Baca juga: Natal dan Tahun Baru, Kemendag Kirim Bahan Pokok Lewat Udara
"Tepung terigu harga relatif stabil untuk 10 tahun terakhir, kemudian minyak goreng Indonesia salah satu eksportir untuk regional, persedian untuk gula rafinasi stok aman dan terjamin", jelasnya.
Selanjutnya, kawal arus mudik>>>
Kawal arus mudik
Kementerian Perhubungan memprediksi jumlah kendaraan yang keluar dari Ibu Kota pada libur Natal dan Tahun Baru 2018, mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Puncak arus mudik, atau kendaraan yang akan keluar dari ibu kota diproyeksi terjadi pada 22 sampai 24 Desember 2107
"Diprediksi akan ada peningkatan 10 hingga 15 persen dibanding tahun lalu," kata Diirektur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi, di Jakarta.
Baca juga: Libur Natal dan Tahun Baru, KAI Tambah 17 Kereta Api
Untuk itu, Kemenhub melakukan koordinasi dengan pihak Jasa Marga dan Badan Pengelola Jalan Tol untuk melakukan pengaturan kendaraan, terutama di pintu tol.
Nantinya, ada penambahan pintu tol di sejumlah titik padat. Kemudian, disiapkan pula orang yang akan menjemput bola melayani pengendara yang akan bayar tol. Pembayaran tunai pun dimungkinkan di sebagian pintu tol untuk menjamin kelancaran.
Selain itu Kementerian Perhubungan juga mengantisipasi bahaya bencana alam yang berisiko menghambat arus mudik, seperti longsor. Bahkan, koordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat terus dilakukan untuk membantu upaya ini.
Alat berat pun diminta untuk disiapkan, apabila terjadi longsor di suatu wilayah agar segera tertangani." "Bahkan traktor dimungkinkan untuk menyelesaikan longsor bisa secepat mungkin," ujar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, usai memimpin rapat persiapan Natal dan Tahun Baru, di kantornya, Rabu 13 Desember 2017.
Baca juga: Ini Titik Rawan Macet Parah Saat Libur Natal dan Tahun Baru
Menhub Budi mengatakan, antisipasi itu dilakukan khususnya pada jalur moda angkutan darat yang mengangkut penumpang dalam jumlah banyak.
"Longsor itu ada di mana-mana, baik itu (jalur) kereta api maupun jalan-jalan raya," kata dia dikutip dari keterangan resminya, Kamis 14 Desember 2017.
Selain bahaya longsor, Kemenhub juga tengah menginvetarisasi sejumlah proyek jalan untuk dihentikan sementara, ketika arus mudik Natal berlangsung. Puncak mudik diprediksi bakal dimulai 22-24 Desember 2017.
"Beberapa lokasi proyek yang kami harapkan mulai tanggal 21 Desember sampai tanggal 2 Januari tidak beroperasi," kata dia. (asp)