Jakarta di Tangan Anies-Sandi

Sandiaga Uno dan Anies Baswedan
Sumber :
  • REUTERS/Beawiharta

VIVA.co.id – Daerah Khusus Ibukota Jakarta hari ini memiliki pemimpin baru untuk lima tahun ke depan. Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih, yaitu Anies Rasyid Baswedan-Sandiaga Salahuddin Uno, akan dilantik Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Senin 16 Oktober 2017.

Anies: Mal di Jakarta Dibuka Kembali 15 Juni

Sebagai ibu kota negara, Jakarta memiliki setumpuk persoalan. Pekerjaan rumah menanti duet Anies-Sandi. Harapan lebih dari 9 juta jiwa penduduk tertuju pada pasangan tersebut.

Mengacu persoalan klasik Jakarta tak bisa dilepaskan dari banjir dan macet. Bahkan untuk dua bulan ke depan, jika tak merespons cepat bukan tak mungkin masalah banjir siklus lima tahunan akan menjadi ujian awal Anies-Sandi.

Presiden Depok Lawyer's Club Kritik Surat Gubernur DKI soal SIKM

"Siklus lima tahunan ini ujian awal karena 2002, 2007, 2012 dan sekarang 2017. Musim hujan harus jadi perhatian karena titik-titik banjir di Jakarta masih banyak. 2,5 bulan ke depan jadi perhatian," kata pengamat perkotaan, Nirwono Joga, kepada VIVA.co.id, Minggu, 15 Oktober 2017.

Secara perbandingan, memang ada upaya Gubernur DKI era Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok untuk menekan titik banjir di Jakarta. Namun, tak terlalu signifikan karena era Ahok belum diuji dengan siklus lima tahunan. Normalisasi Sungai Ciliwung hingga pembangunan waduk dinilai belum optimal.

Gak Sepakat Istilah Normal Baru Pempus, Anies: Wong Masih Ketemu Kasus

Pekerjaan rumah untuk mengatasi banjir memang perlu keseriusan. Menurut Nirwono, tak hanya Ciliwung, tapi masih ada tiga sungai besar lain yaitu Angke, Pesanggrahan, Sunter yang perlu direvitalisasi. Kemudian, penyediaan ruang terbuka hijau perlu dilanjutkan era Anies-Sandi.

"Ini yang perlu keseriusan, enggak usah muluk-muluk. Masalah banjir dulu fokus untuk diatasi. Puluhan titik daerah banjir masih muncul," jelas Nirwono.

Baca: Tangis Bahagia Anies-Sandi Setelah Pidato Kemenangan Prabowo

Mantan Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat punya pesan untuk duet Anies-Sandi dalam memimpin lima tahun ke depan. Ia meminta reformasi birokrasi yang dibangun sejak era Joko Widodo dan Ahok di Pemerintah Provinsi DKI bisa terus dilanjutkan.

Bagi Djarot, dengan reformasi birokrasi maka Pemprov DKI sudah fokus untuk kepentingan rakyat.

"Lepaskan dari kepentingan-kepentingan pribadi, kelompok, golongan, bahkan partai politik. Fokus kepada kesejahteraan rakyat, fokus pemberdayaan rakyat, fokus bahwa kami adalah pelayan masyarakat," kata Djarot dalam acara pelepasan di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Minggu, 15 Oktober 2017.

***

Janji Moratorium Reklamasi

Masyarakat DKI Jakarta menaruh harapan terhadap Anies-Sandi. Pakar komunikasi politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai janji duet Anies-Sandi terkait dukungan moratorium reklamasi Teluk Jakarta akan menjadi sorotan.

Harus diakui, kampanye Anies-Sandi yang giat menolak reklamasi menjadi poin lebih warga Jakarta yang memilih Anies-Sandi. Persoalan ini yang harus dijawab duet yang diusung Gerindra-PKS tersebut. Apalagi, polemik kembali mencuat pasca pemerintah pusat lewat Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan yang mencabut moratorium reklamasi Teluk Jakarta.

Pasca dilantik hari ini oleh Presiden Jokowi, masyarakat DKI akan menanti jawaban Anies-Sandi soal polemik reklamasi.

"Masalah reklamasi akan jadi tantangan pertama Anies-Sandi. Sebab ini langsung menghadapkan pasangan pemimpin baru Jakarta dengan pemerintah yang ngotot melaksanakan reklamasi," kata Hendri kepada VIVA.co.id, Minggu, 15 Oktober 2017.

Ada kemungkinan tiga opsi yang menjadi reaksi Anies-Sandi tentang polemik reklamasi ini. Pertama, menentang pemerintah pusat langsung dan memutuskan dengan tegas menghentikan reklamasi. Kedua, bersikap abu-abu dengan menyelamatkan diri. Maksudnya menolak, tapi menyerahkan solusi ini kepada pemerintah pusat.

"Ketiga menunda polemik tentang reklamasi dan mengalihkan ke isu lainnya dengan peluncuran sejumlah program baru," tutur Hendri.

Proyek Reklamasi Jakarta

Proyek reklamasi Teluk Jakarta akan jadi ujian tantangan Anies-Sandi. Foto: ANTARA FOTO

Ada beberapa janji Anies-Sandi saat kampanye yang menjadi sorotan dan akan ditagih publik. Mulai menyediakan hunian dengan uang muka 0 rupiah hingga OK OCE yang merupakan singkatan dari One Kecamatan One Center for Entrepreneurship.

"Ini masalah kepercayaan karena Jakarta ditangan Anies-sandi. Sebenarnya masalah klasik Jakarta seperti banjir dan macet yang perlu dapat solusi," ujar pengamat perkotaan Nirwono Joga.

Baca: Sandi Tegaskan Komitmen Soal DP 0 Rupiah dan Setop Reklamasi

Sambil merealisasikan janji saat kampanye, Anies-Sandi juga mesti menghadapi setumpuk pekerjaan rumah persoalan Kota Jakarta. Menurut Nirwono, sebagai kepala daerah, Anies bisa memulai dengan hal yang kecil seperti masalah trotoar buat pejalan kaki. Bukan justru macet yang makin parah dengan menggeliatnya kendaraan sepeda motor dan mobil.

"Bagaimana mau membangun kota yang beradab kalau pejalan kaki saja tak dapat sarana publik. Mulai dulu dari yang kecil, tak usah yang ribet-ribet dan banyak omong," kata Nirwono.

***

Ingin Mempersatukan

Momen Presiden Jokowi melantik Anies-Sandi di Istana Negara, hari ini, Senin, 16 Oktober 2017 akan menjadi sorotan. Cecaran pertanyaan terkait janji akan ditagih pada Anies-Sandi terutama polemik reklamasi Teluk Jakarta.

Sadar akan konsekuensi ini, Anies dan Sandi masih tampak santai menjawab pertanyaan awak media. Anies sendiri berjanji akan merespons hal ini bila sudah resmi menjabat Gubernur DKI.

"Nanti deh soal itu (reklamasi) sesudah saya bertugas. Sekarang saya masih warga biasa," kata Anies usai menghadiri acara diskusi di Gedung DPRD DKI, Jakarta, Selasa, 10 Oktober 2017.

Anies menekankan tak akan ada yang berubah dari program kampanyenya bersama Sandi. Program termasuk polemik reklamasi Teluk Jakarta akan dipikirkan Anies-Sandi.

"Anda lihat program kami, ada yang berubah apa di program? Pokoknya saya nanti jawab reklamasi setelah tanggal 16 (Oktober)," ujarnya.

Polemik proyek reklamasi memang menjadi sorotan ketika DKI dipimpin era Gubernur Ahok. Proyek ini sampai terseret ke meja hijau. Proyek yang mencakup 17 pulau dengan luas total lahan 5.100 hektare dianggap terkait dengan kehidupan sosial masyarakat DKI terutama nelayan.

Anies-Sandiga

Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Foto: ANTARA FOTO

Menjelang pelantikan, baik Anies-Sandi beberapa kali menghadiri acara doa bersama. Salah satunya hadir dalam doa bersama yang dihelat Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Duet ini tampak terlihat siap dilantik dan mengemban amanah sebagai pemimpin Jakarta periode 2017-2022.

Sandi meminta dukungan terhadap program yang disuarakan dalam kampanye. Sandi merasa tanggung jawab yang diembannya bersama Anies kelak tidaklah mudah. Dukungan warga Jakarta diperlukan agar amanah tersebut dapat dijalankan dengan baik.

"Amanat ini sangat berat dan penuh tantangan tapi tidak ada yang berat kalau diiringi doa yang tulus dan ikhlas. Insya Allah kita dapat membawa masyarakat Jakarta hidup lebih baik, maju kotanya bahagia warganya," kata Sandi, Minggu, 15 Oktober 2017.

Menjalani beban yang berat namun Sandi tetap optimistis. Ucapannya mengklaim hampir 95 persen warga DKI Jakarta siap dipimpin gubernur dan wakil gubernur baru menjadi bukti rasa percaya dirinya.

"Di data kami hampir 95 persen warga DKI siap dipimpin Anies-Sandi. Ini bukti rekonsiliasi bahwa kami bukan ingin memecah belah tapi mempersatukan," ujar Sandi. (ren)

 

 

 

Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok

Ahok Blak-blakan Bandingkan Gaji Komut Pertamina dan Gubernur DKI

Gubernur DKI dapat Rp7 juta per bulan, Komut Pertamina Rp170 juta

img_title
VIVA.co.id
28 Juni 2020