Jalan Pintas Menuju Cantik
- pixabay/Twnynina
VIVA.co.id – Sebagian kaum Hawa menganggap menjadi cantik wajib hukumnya. Namun saat kosmetik tak lagi mampu memuaskan hasrat, beberapa wanita memilih jalan pintas dengan melakukan operasi plastik.
Yang terbaru dan kini tengah menjadi tren adalah operasi kelopak dan kantong mata alias blepharoplasty. Tren ini sebelumnya populer di negara dengan penduduk mayoritas bermata sipit atau tidak memiliki lipatan kelopak mata, seperti di China dan Korea Selatan. Mereka melakukannya karena alasan kecantikan atau estetika. Â
Perlahan, tren ini menular ke beberapa negara lain, termasuk Indonesia. Bahkan, pertengahan Agustus lalu, seorang biduan dangdut Indonesia bernama Dewi Sanca ketahuan melakukan prosedur ini setelah mengunggah foto dengan penampilan mata bengkak dan bekas jahitan di bagian kantong mata.
Alasan pelantun Bunglon itu melakukan prosedur blepharoplasty di sebuah rumah sakit kawasan Jakarta demi menunjang penampilannya. Soal biaya melakukan prosedur ini, ternyata bukan nominal yang murah.
"Kurang lebih (biaya blepharoplasty) Rp20 jutaan," katanya saat itu kepada VIVA.co.id.
Pasien meningkat signifikan
Meski mahal, kenyataannya, banyak orang yang menjalani prosedur ini demi membuat penampilan mata mereka menjadi lebih indah. Mubadiyah, Marketing Communication Jakarta Eye Center (JEC) mengatakan, jumlah pasien yang datang untuk melakukan prosedur blepharoplasty dalam beberapa tahun terakhir meningkat signifikan.
Meski tak bisa menyebut angka riil, namun menurutnya, kenaikan jumlah pasien blepharoplasty di JEC mencapai 25 persen setiap tahun. Kebanyakan pasien berusia dewasa sebanyak 80 persen dan sisanya adalah anak-anak.
Namun tak cuma karena alasan estetika, yang datang untuk melakukan prosedur ini pun dipicu faktor kesehatan. "Pasien yang datang karena estetika meningkat dan kelainan dari bawaan ras oriental itu juga meningkat, concern pasien kepada kesehatan juga meningkat," kata dr Yunia Irawati, SpM (K) dari JEC, belum lama ini.
Adapun biaya untuk melakukan prosedur tersebut mulai Rp9 juta hingga Rp20 juta. Tak jauh berbeda, ongkos melakukan blepharoplasty di Rumah Sakit Khusus Bedah Plastik Bina Estetika sekitar Rp20 juta atau lebih, tergantung kasusnya. Semakin sulit maka biaya akan semakin tinggi.
Di RS ini, menurut dr Laksmi Achyati Sp.BP-RE, peningkatan jumlah pasien blepharoplasty juga cukup banyak, sekitar 15-20 persen per tahun, dengan jumlah pasien wanita mendominasi. "Jumlahnya didominasi wanita karena untuk estetik. Laki-laki juga ada tapi untuk kesehatan," kata dia ketika dihubungi VIVA.co.id, Rabu, 20 September 2017.
Prosedur bedah untuk alasan kecantikan atau estetika dilakukan oleh orang tanpa lipatan kantong mata yang baik atau penumpukan kantong mata sehingga merusak penampilan. Sementara karena alasan kesehatan dijalani oleh orang yang mengalami gangguan fungsi penglihatan karena mengendurnya kulit di sekitar mata lantaran bertambahnya usia, penyakit yang mengakibatkan kelumpuhan otot kelopak mata atau luka kelopak mata sehingga diperlukan koreksi agar mata dapat kembali berfungsi.
Soal persentase antara pasien yang menjalani blepharoplasty karena alasan kecantikan masih jauh lebih besar dibanding karena kesehatan. Perbandingannya, menurut dia, sekitar 70:30.
Proses dan Risiko
Dr Laksmi mengatakan, banyaknya orang yang menggemari prosedur ini lantaran bisa bertahan lama, dengan pengerjaan cukup singkat hanya sekitar 60-90 menit. Sementara proses penyembuhannya membutuhkan waktu sekitar sepekan.
"Setelah operasi, balutan pasien akan dibuka satu hari setelah operasi serta pencabutan benang pada hari keenam," ucapnya.
Luka pascaoperasi diperbolehkan terkena air dan sabun serta memakai lensa kontak pada hari ke-11 pascaoperasi. Pada hari ke-15 pascaoperasi, pasien diizinkan kembali memakai kosmetik di kelopak mata dan sekitarnya.
Sementara itu, pada 21 hari atau tiga pekan pascaoperasi, biasanya datang keluhan soal bekas parut yang terjadi saat masa penyembuhan. Oleh karena itu, dr. Laksmi menyarankan pasien melakukan kontrol ke ahli bedah plastik.
Yang paling penting pada masa penyembuhan, pasien disarankan tidak melakukan aktivitas berat seperti berenang, jogging, aerobik, merokok dan memoleskan make-up di sekitar mata. Sebab hal itu dapat membuat luka sayatan sulit kering.
Meksi mendapatkan hasil instan dengan melakukan prosedur ini, terutama untuk alasan kecantikan, pasien harus siap dengan segala kemungkinan risiko dan komplikasi yang bakal dihadapi. Dr. Yunia menjelaskan bahwa kondisi mata berair atau chemotic conjungtiva adalah komplikasi yang terjadi pascaoperasi.
"Chemotic conjungtiva ini yang paling sering. Matanya akan terlihat seperti ada cairan," kata dia.
Selain mata berair, risiko pendarahan pada mata pun bisa menimpa Anda. Hal ini bisa berakibat pada penurunan kualitas penglihatan. Penonjolan lemak karena kulit yang berlebih juga bisa terjadi, sehingga berpotensi mengganggu pergerakan bola mata.
Komplikasi lain yang mungkin diderita pasien adalah tarikan kelopak mata (lid retraction), kelopak berputar ke dalam (entropion) atau ke luar (ektropion), granulasi/kista pada jahitan hingga bulu mata rontok. "Namun kemungkinan efek samping yang permanen itu kecil," ujarnya.