Kanker Kuras Habis Harta Yana Zein
- VIVA.co.id/M Ali Wafa
VIVA.co.id – Mengenakan busana kuning menemui awak media di Bandara Soekarno Hatta, Minggu 28 Mei 2017, aktris Yana Zein terlihat bugar. Dia dengan rasa bangga mengumumkan pada publik, bahwa kanker payudara yang menggerogoti tubuhnya dinyatakan sembuh 80 persen, setelah dia menjalani pengobatan di China selama kurang dari empat bulan.
Yana saat itu memang terlihat lebih segar jika dibandingkan ketika saat hendak berangkat ke China untuk menjalani pengobatan di Guangzhou. Namun, publik langsung terkejut, ketika kabar menyebut Yana berpulang, selang empat hari berada di Indonesia setelah kepulangannya dari China.
Yana dinyatakan meninggal dunia, oleh pihak Rumas Sakit Mayapada, Kamis dini hari pukul 01.05 WIB, 1 Juni 2017. Semasa hidupnya, Yana berjuang keras untuk sembuh dari kanker. Bahkan Yana habis-habisan menjual aset kekayaan yang dimilikinya demi sembuh dari kanker. Yana mengalami krisis keuangan, hingga kerabat dekatnya memutuskan menggalang dana untuk pengobatan Yana.
Tak hanya itu, semenjak didiagnosis menderita kanker, anak-anak Yana bahkan rela putus sekolah demi pengobatan sang bunda agar bisa segera pulih.
Dan mirisnya, Yana yang sempat dikabarkan mendapat sponsor untuk membiayai pengobatannya di China, ternyata tidak benar. Selama di China ternyata pengobatan tak gratis.
Nita, asisten Yana Zein, saat dihubungi VIVA.co.id mengungkapkan Yana benar-benar tidak memiliki biaya. Bahkan saat ini, Ibu Yana Zein tidak punya uang untuk mengurus jenazah. Ia berharap ada pihak yang bermurah hati untuk membantu mereka.
"Ibu Mbak Yana sudah enggak punya uang, bahkan untuk beli peti jenazah dan bawa ke rumah duka, Mbak," kata Nita.
Ia juga menjelaskan, selama ini Yana Zein berbohong mengatakan bahwa pengobatannya di China itu gratis.
"Saya ngomel ke Mbak Yana di China. 'Mbak ngapain sih pakai bohong ini berobat gratis. Di sini Mbak harus pusing setiap hari mikirin billing, telepon teman-teman minta bantuan'," kisahnya lirih.
Nita bahkan bercerita, semenjak menemani Yana di China, ia rela belum dibayar selama tiga bulan. Nita ikhlas mendampingi Yana. Bahkan Yana seringkali mengucapkan terimakasih, lantaran Nita masih setia mendampinginya.
Mahalnya Pengobatan
Belajar dari penyakit kanker yang diderita almarhumah Yana Zein, bisa dikatakan, hingga kini, pengobatan kanker masih butuh biaya yang sangat tinggi. Karena beban ekonomi yang berat, kebanyakan pasien kanker pun akhirnya meninggal dunia sebelum proses pengobatannya selesai dilakukan. Bahkan seringkali, kanker meninggalkan beban untuk keluarga pasien.
Kasus kematian akibat kanker di Indonesia pun dinyatakan semakin meningkat. Diketahui, sekitar 70 persen kematian di dunia pada dua dekade ke depan akibat kanker, diperkirakan terjadi pada negara dengan pendapatan rendah dan menengah. Sehingga, beban ekonomi masih menjadi pokok permasalahan dari angka kanker yang masih tinggi. Meski di Indonesia terdapat asuransi dari pemerintah, seperti program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) namun program tersebut masih dinilai belum cukup.
"Beban ekonomi belum bisa dibebaskan pada pengidap kanker. Meski adanya Jaminan Kesehatan Nasional sudah mulai membantu, namun angka kematian karena kanker masih cukup tinggi," ujar Kepala pusat kajian ekonomi dan kebijakan kesehatan, Prof. dr. Hasbullah, MPH, DrPH saat bicara soal Pelayanan Kanker di Indonesia beberapa waktu lalu.
Beberapa beban biaya yang mesti ditanggung oleh para pengidap kanker, yakni tagihan rumah tangga, biaya medis, biaya konsultasi, biaya transportasi serta pembelian obat. Terlebih, menurut Hasbullah, sistem pembayaran yang masih belum diawasi dengan baik, membuat biaya pengobatan kanker masih tinggi.
"Seharusnya, sistem JKN itu saat sudah bayar di awal, enggak perlu lagi ada biaya tambahan apa pun. Tapi kenyataannya sekarang, pasien masih dibebani biaya obat yang katanya tidak ditanggung atau kuota biaya yang habis. Ini kan menjadi beban ekonomi lagi," ucapnya.
Namun, tidak hanya perbaikan dari sistem JKN, tapi dari sisi pasien, juga harus memiliki inisiatif untuk mencegah timbulnya beban ekonomi tersebut. Salah satunya yaitu disarankan agar melakukan deteksi dini, guna meminimalisasi perawatan lanjut terhadap kanker di stadium akhir.
"Meningkatkan kesadaran melalui deteksi dini itu penting. Deteksi dini dari diri sendiri maupun pelayanan primer dari dokter umum di puskesmas. Dengan begitu, beban ekonomi bisa ditekan karena dicegah sejak awal," ujarnya.
Krisis Keuangan
Mengenai biaya pengobatan kanker, sejumlah penelitian di luar negeri pun telah melakukan riset. Dilansir laman Irish Cancer Society menyatakan bahwa, bukan hanya pasien kanker saja yang mengalami krisis keuangan. Bahkan, keluarga pasien juga ikut menderita krisis keuangan saat mereka ikut terlibat menjalani perawatan pasien kanker. Ini merupakan hasil sebuah laporan yang diterbitkan berdasarkan penelitian bertajuk 'The Real Cost of Cancer'.
Sejumlah besar pasien menghadapi penurunan pendapatan yang parah sementara pada saat bersamaan mengeluarkan tagihan tambahan pada berbagai item seperti biaya rumah tangga, parkir, perawatan anak, transportasi, biaya resep, perawatan di rumah sakit, biaya obat bebas, konsultasi kunjungan saat ke dokter, perawatan gigi, fisioterapi serta pakaian dan perawatan pribadi.
Rata-rata pengeluaran ekstra per bulan untuk pasien kanker adalah € 862 atau setara Rp12,8 juta, bahkan untuk pasien dengan kartu kesehatan atau asuransi kesehatan swasta, menurut survei tersebut.
Mereka para penderita kanker pun umumnya sudah tidak bisa lagi bekerja karena penyakit yang dideritanya tak memungkinkan untuk bekerja seperti manusia sehat. Atau bahkan, mereka para penderita kanker biasanya tidak bisa bekerja maksimal hingga akhirnya kehilangan pendapatan akibat kanker.
Pencegahan Dini
Penyakit kaker sendiri sebenarnya bisa disembuhkan, asalkan, gejalanya bisa dideteksi sedini mungkin. Namun yang menjadi masalah, seringkali gejala-gejala kecil tanda bahaya kanker, justru seringkali diabaikan. Padahal sesungguhnya, tanda awal ini tidak boleh disepelekan.
Dilansir Times of India, berikut daftar tanda awal dari lima jenis kanker yang sangat umum. Perlu dicatat bahwa gejala ini menunjukkan bahwa ada sesuatu yang salah dengan mekanisme tubuh kita. Gejala ini, seharusnya dijadikan sinyal, karena tubuh mulai merasa tidak nyaman.
Tanda awal kanker paru-paru
Menurut American Cancer Society, kanker paru-paru tidak menunjukkan gejala apapun sampai menyebar ke bagian tubuh lainnya. Namun, ada beberapa kasus di mana gejala awal dapat terjadi. Gejala-gejala ini meliputi penurunan berat badan yang tiba-tiba, batuk terus-menerus, perubahan suara abnormal atau suara serak, nyeri di dada yang menjadi lebih parah dengan pernapasan dalam, tertawa atau batuk terdengar mengi atau terasa sesak.
Ketika kanker paru-paru mencapai tahap lanjut, hal itu dapat menyebabkan batuk darah dan sesak napas. Juga, rasa sakit pada tulang, perubahan sistem saraf seperti sakit kepala dan merasa sangat lemah, timbul benjolan terutama di leher atau di atas tulang selangka. Itu semua adalah gejala ketika kanker paru mulai menyebar ke bagian tubuh yang lain. Dan jika mencapai hati, kulit atau mata bisa menjadi pucat.
Disarankan untuk menemui dokter jika seseorang mengalami gejala di atas. Diagnosis dini membantu pengobatan yang efektif.
Tanda awal kanker payudara
Gejala yang paling umum dari kanker payudara adalah pembentukan benjolan pada payudara. Juga, massa tanpa rasa sakit dan keras di payudara tepi yang tidak teratur juga bisa berkembang dan merupakan tanda kanker payudara. Penting untuk mengetahui bagaimana bentuk payudara Anda. Jika sakit, atau terlihat gejala yang tak biasa, periksakan diri ke dokter segera.
Beberapa gejala awal kanker payudara lainnya antara lain bengkak di payudara. Namun sering pula gejalanya berupa nyeri pada payudara dan puting susu. Anda pun harus waspada jika terjadi retraksi puting susu (puting susu berputar ke dalam), keluar cairan dari puting susu, kemerahan pada kulit payudara atau puting susu hingga iritasi kulit atau dimpling
Tanda awal kanker kulit
Mitos atipikal, luka, benjolan atau perubahan pada kulit (terlihat dan terasa) bisa jadi beberapa tanda kanker kulit. Simpul keras pada ketiak, iritasi atau ruam pada kulit, yang tidak disebabkan oleh alergi makanan atau kosmetik yang keras, dan pertumbuhan atau perubahan tanda lahir adalah beberapa gejala lain dari kanker kulit.
Terutama, ada tiga jenis kanker kulit: kanker kulit basal-cell (BCC), kanker kulit sel skuamosa (SCC) dan melanoma.
Tanda awal dari kanker kulit ini adalah:
· Kanker kulit sel basal (BCC): Benjolan mukosa yang meningkat dan mulus yang terjadi pada kulit kepala yang terpapar sinar matahari, leher atau bahu merupakan tanda paling umum kanker kulit basal-cell. Saat tumor berkembang, pembuluh darah kecil menjadi terlihat. Terkadang, mereka mungkin salah karena luka yang tidak sembuh.
Jenis kanker kulit ini tidak terlalu bahaya. Pengobatan yang tepat dapat mengobati kanker kulit sel basal tanpa jaringan parut.
· Kanker kulit sel skuamosa: Tebal merah, tebal pada kulit yang terpapar matahari adalah gejala utama kanker kulit sel skuamosa. Tanda kanker ini bisa berbentuk tegas, keras dan kubah berbentuk nodul. Jika jenis kanker ini tidak diobati, bisa berkembang menjadi massa yang besar. Squamous-cell adalah kanker kulit kedua yang paling umum. Ini berbahaya, tapi tidak berisiko melanoma.
· Melanoma: Gejala melanoma meliputi perubahan ukuran, bentuk, atau warna tahi lalat. Tanda lainnya termasuk munculnya tahi lalat baru pada masa dewasa atau nyeri, gatal, kemerahan di sekitar lokasi mol, atau pendarahan di lokasi. Karakteristik kanker melanoma didefinisikan sebagai "ABCDE", A adalah untuk "asimetris", B (borders) untuk "batas" (tidak beraturan), C atau color untuk "warna", D untuk "diameter" (lebih besar dari 6 mm) dan E (Evolving) untuk "berkembang."
Tanda Awal Kanker ginjal
Orang dengan kanker ginjal dapat berkembang mengikuti tanda dan gejala awal ada darah dalam urine, pembengkakan pada pergelangan kaki dan kaki, tekanan darah tinggi, kelelahan, kehilangan selera makan, penurunan berat badan mendadak, demam berulang (bukan dari flu, flu, atau infeksi lainnya), nyeri atau tekanan di bagian samping atau belakang, massa atau benjolan di samping atau belakang.
Tanda awal kanker perut
Hampir tidak ada gejala kanker perut tahap awal. Makanya, untuk mendeteksi kanker perut pada tahap awal memang sangat sulit. Tapi beberapa gejala yang mungkin muncul dalam beberapa kasus adalah, nafsu makan yang buruk, penurunan berat badan mendadak, sering sakit di perut, merasakan ketidaknyamanan di perut, biasanya di atas pusar, rasa kenyang di perut bagian atas bahkan setelah makan kecil, mules atau gangguan pencernaan, hingga mual.