Wisata Tebing Jadi Tren 2017
- http://zonalibur.com/
VIVA.co.id – Wisata tebing menjadi tempat travel populer di kalangan anak-anak muda, yang menginginkan tantangan dan uji nyali menapaki ketinggian. Tren wisata tebing sebetulnya, sudah populer sejak tahun lalu, dan semakin populer di kalangan para wisatawan domestik.
Petualangan berjalan, atau sekadar duduk di atas tebing, memang menciptakan sensasi luar biasa hingga memicu detak jantung dan adrenalin. Sensasi dan tantangan ini pula, yang menjadi daya tarik utama wisata tebing.
Wisata tebing menawarkan pemandangan alam yang menakjubkan di atas langit. Para wisatawan dapat melihat pemandangan eksotis gunung dan bukit asri dilingkupi awan-awan.
Berfoto di atas tebing dan menciptakan foto Instagrammable, yakni mengabadikan foto layak posting di media sosial Instragram, juga menjadi salah satu tujuan utama bagi wisatawan. Mengabadikan momen di atas tebing akan menjadi bukti keberanian Anda menaklukkan ketinggian.
Indonesia memiliki banyak tebing dan layak untuk menjadi tempat wisata. Sayangnya, wisata tebing di Indonesia masih tertinggal dan dibanding negara-negara lainnya.
Semakin populernya wisata tebing di sejumlah daerah di Indonesia, turut menggairahkan industri pariwisata nasional. Berikut ini adalah lima wisata tebing, yang tengah menjadi tren di kalangan wisatawan di tahun ini.
1. Tebing Keraton, Bandung
Tebing Keraton di Bandung, semakin populer beberapa tahun ini, sejak banyak foto-fotonya berseliweran di Instagram. Tebing Keraton menawarkan sensasi berbeda dalam menikmati panorama Kota Bandung, dari atas ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut.
Tebing Keraton berlokasi di Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda. Di atas Tebing Keraton, wisatawan dapat menikmati pemandangan gedung-gedung Kota Bandung, dan hamparan lembah, yang dipenuhi dengan pepohonan hijau.
Akses menuju Tebing Keraton tidak sulit. Dari pintu gerbang Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda, pengunjung bisa menggunakan sepeda motor atau jalan kaki melalui kampung Ciharegem Puncak, desa Ciburial yang berjarak sekitar lima kilometer.
Tiket masuk tebing keraton bagi wisatawan lokal pun terbilang murah, yakni sekitar Rp11 ribu dan Rp76 ribu untuk wisatawan asing. Sedangkan untuk biaya parkir, cukup mengeluarkan biaya Rp5.000 untuk sepeda motor dan Rp10 ribu untuk mobil.
Tebing ini terbilang sudah ada sejak lama. Namun, orang-orang sekitar lebih mengenalnya dengan nama Cadas Jontor. Adapun Tebing Keraton, berarti kemewahan alam, kemegahan alam, dan keindahan alam yang bisa dinikmati bersama.
2. Tebing Breksi, Sleman
Pemandangan yang unik dan tak biasa ini bisa diraih, ketika Anda berkunjung ke Tebing Breksi di Sambirejo, Sleman, Yogyakarta. Suguhan utama dari wisata ini salah satunya, deretan tebing batu breksi yang menjulang gagah sepanjang puluhan meter dan terletak sekitar 200 meter di atas permukaan laut.
Seperti diketahui, tebing itu telah ada sejak jutaan tahun lalu, yang kemudian dimanfaatkan sebagai tempat penambangan. Namun, saat ini penambangan itu telah ditutup dan kini menjadi objek wisata yang tanpa sengaja menjadi populer.
Tebing Breksi mengandung endapan abu vulkanik dari gunung api sekitar 20 jutaan tahun lalu. Tebing ini diduga terbentuk dari endapan abu vulkanik dari gunung api Purba Nglanggeran, yang merupakan bagian dari Geopark Gunung Sewu, yang diakui Unesco.
Adapun untuk menikmati Tebing Breksi, pengunjung tak dikenakan tarif tertentu. Cukup memberikan sumbangan seikhlasnya untuk pembiayaan pengelolaan tebing tersebut. Namun, ada tarif parkir, yakni Rp2.000 untuk motor dan Rp5.000 untuk mobil.
Berikutnya, Tebing Parang>>>
3. Tebing Parang, Purwakarta, Jawa Barat
Tebing Parang mulai populer pada awal Februari 2015. Anda yang mengaku traveler sejati wajib mencoba sensasi berada di ketinggian 350 meter di atas permukaan laut dengan menapaki bebatuan tebing.
Wisata panjat Tebing Parang menggunakan sistem via ferrata, merupakan yang pertama di Indonesia. Via ferrata adalah jalur pendakian yang menggunakan kabel, atau kawat baja, yang membentang di sepanjang rute dan menempel tetap pada batu.
Dari ketinggian 125 meter, Anda bisa melihat waduk terbesar di Indonesia, yaitu Waduk Jatiluhur. Pegunungan, hutan hijau, serta langit biru, yang mengelilingi tebing, memberikan pemandangan eksotis yang menakjubkan.
Berfoto di puncak tebing atau sekadar duduk di pinggir tebing akan menjadi momen paling menantang. Para wisatawan dapat menikmati indahnya alam dengan duduk santai dikelilingi hijaunya pepohonan.
4. Watu Ireng Kandangserang, Pekalongan
Jika Anda sedang berada di Pekalongan, Jawa Tengah, sempatkanlah mengunjungi Watu Ireng Kandangserang. Di sana, terdapat batu besar berwarna hitam berada di sebuah bukit dengan luas kira-kira dua hektare, dan terpampang hamparan perkebunan, serta hutan hijau di bagian Pekalongan Selatan.
Berdasarkan beberapa informasi yang dihimpun, batu tersebut terlihat seperti batu monolit. Batu monolit, suatu bentukan alami (geologis), atau buatan (teknologi), seperti gunung, yang tersusun dari batuan tunggal yang masif. Formasi atau bentukan ini biasanya muncul karena erosi, dan biasanya terbuat dari batuan metamorf yang sangat keras.
Dari atas batu itu, selain bisa menikmati pemandangan di sekitarnya, juga bisa merasakan keseruan dengan beberapa fasilitas, seperti hammocking, rapling, panjat tebing, dan kursi gantung. Dari fasilitas itu, kalian juga bisa mengambil setiap momen menakjubkan untuk dipublikasikan.
Menuju ke lokasi itu pun terbilang mudah dengan menggunakan sepeda motor, dan membutuhkan waktu kurang lebih tiga jam, dari kota Pekalongan menuju ke arah Kajen, dilanjutkan ke arah Kandangserang hingga tiba di Desa Lembur. Sedangkan untuk menuju ke puncak bukit Watu Ireng, dibutuhkan waktu kira-kira 20 menit.
5. Jurang Tembelan Kanigoro
Wisata ini terletak di Mangunan, Dlingo, Bantul, Yogyakarta, dan terbilang baru. Wisata ini cukup populer di kalangan masyarakat Yogyakarta.
Jurang Tembelan Kanigoro, awalnya hanya lokasi tepi jurang dengan deretan warung makan dan minum. Namun, setelah melihat potensi yang semakin berkembang, pengelola pun berinisiatif membersihkan lingkungan di sekitar jurang itu.
Tak hanya itu, pengelola juga membuat spot-spot unik untuk para wisatawan berfoto. Ada tiga spot unik, di antaranya perahu bambu, patung kupu-kupu, dan gardu pandang.
Tak hanya warga lokal, meski terbilang baru, tempat ini juga banyak dikunjungi wisatawan asing. Selain untuk memanfaatkan spot foto, mereka berkunjung ke sana juga untuk berburu terbitnya matahari (sunrise), dan sejuknya kabut yang muncul saat pagi hari.
Sedangkan bagi kalian yang ingin menikmati sunrise, dan spot foto di kawasan itu, tak perlu khawatir mengeluarkan kocek. Kalian hanya dibebankan membayar biaya parkir sebesar Rp2.000 untuk sepeda motor, dan Rp5.000 untuk mobil. (asp)