Harap-harap Cemas Proyek Mobil Pedesaan

Mobil pedesaan yang pernah dipamerkan di IIMS 2010 lalu. Ilustrasi.
Sumber :
  • Gustomobil

VIVA.co.id – Rakyat Indonesia sudah lama memiliki keinginan untuk memiliki mobil nasional. Kendaraan yang dirancang dan diproduksi oleh anak bangsa ini diharapkan bisa menjadi satu kebanggaan tersendiri, selain tentunya menunjukkan kemampuan anak bangsa di kancah otomotif.

Proyek mobil nasional pertama kali digulirkan pada era 70-an, yakni Toyota Kijang. Meski memiliki embel-embel produsen otomotif besar asal Jepang, namun desain serta pengerjaannya dilakukan di dalam negeri.

Pada era 90-an, muncul proyek mobil nasional lainnya, Timor dan Cakra. Digawangi oleh dua putra mantan Presiden Soeharto, proyek tersebut sempat disambut meriah oleh masyarakat Indonesia, terutama oleh mereka yang tinggal di perkotaan.

Harga Timor yang hanya Rp35 juta tentu menjadi daya tarik tersendiri, jauh di bawah sedan lain yang banderolnya di atas Rp60 juta. Sayangnya, proyek Timor dan Cakra harus dihentikan akibat munculnya krisis moneter.

Saat Indonesia di bawah kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), sempat muncul beberapa purwarupa mobil nasional. PT Industri Kereta Api menghadirkan Gea, PT Fin Komodo membuat mobil Komodo dan PT Sumber Gasindo Jaya memamerkan Tawon.

Sayang, semuanya gagal menembus industri otomotif nasional dan bersaing dengan merek-merek asal luar negeri. Beberapa saat ini masih memproduksi kendaraan, namun skala dan pasarnya tidak besar.

Mobil nasional, Tawon Transformer

Mobil Tawon (Foto: VIVA.co.id/Randi Aditya)

Lalu pada 2013, muncul Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 Tahun 2013 tentang Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor yang Dikenai Pajak Penjualan Barang Mewah.

Aturan tersebut berisi beberapa pasal mengenai mobil yang menjadi cikal bakal mobil nasional, yakni mobil murah dan ramah lingkungan atau low cost green car (LCGC). Saat membuka Rapat Kabinet Paripurna pada November 2013, SBY menegaskan mobil murah bukan diperuntukkan untuk kendaraan pribadi, tetapi angkutan pedesaan.

Tetapi pada kenyataannya, produksi mobil LCGC saat ini dilakukan oleh pabrikan asal luar negeri. Tidak ada satupun perusahaan lokal yang turut serta membuat mobil tersebut.

Selanjutnya...proyek baru

Kini, pemerintah di bawah kendali Jokowi kembali menghadirkan proyek mobil nasional baru. Proyek yang diberi nama mobil pedesaan ini diprakarsai oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan Institut Otomotif Indonesia (IOI).

Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto meyakini kehadiran mobil pedesaan di Tanah Air tak akan mengganggu pasar mobil komersial para agen pemegang merek. Sebab, menurut dia, belum ada pasar mobil pedesaan.

"Enggak, kan ini (mobil pedesaan) belum ada pasarnya. Maka, artinya kita ciptakan pasar baru untuk itu (mobil pedesaan)," kata Airlangga di kantornya beberapa waktu lalu.

Presiden IOI, I Made Dana Tangkas mengatakan, pengembangan dan desain alat angkut ini tidak hanya diarahkan untuk meningkatkan mobilitas hasil produk ekonomi pedesaan semata. Namun, juga sekaligus untuk meningkatkan produktivitas.

Untuk itu, menurut Made, desain kendaraan pedesaan nantinya akan disesuaikan dengan kondisi geografis dan karakter perekonomian masing-masing daerah.

"Desain kendaraan harus fleksibel. Tidak hanya bisa mengangkut hasil produk pertanian atau peternakan, tapi juga untuk mengangkut alat-alat produksi, seperti alat-alat pertanian,” kata Made

Mobil pedesaan

Mobil pedesaan (Foto: VIVA.co.id/Shintaloka Pradita Sicca)

"Kalau bersinggungan dengan pelaku otomotif lain, seperti membuat pikap atau lainnya, menurut saya itu bisa membuat kita akan kalah modal, kalah teknologi, kalah pengalaman. Setahun dua tahun bisa habis kita,” sambungnya.

Terkait nama merek, Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, I Gusti Putu Suryawirawan, mengungkapkan nantinya tiap daerah diberikan wewenang secara khusus soal desain ulang dan merek.

"Merek bisa apa aja. Yang kami sekarang bikin ini kan lebih kepada fungsi. Kami bukan mau bikin mobil seperti yang dibikin oleh produsen mobil umumnya. Selain itu, bagaimana kendaraan itu bisa mudah berganti-ganti sesuai porsinya," lanjut dia.

Selanjutnya...proyek untuk semua

Mobil pedesaan merupakan proyek karya anak bangsa. Tak ada kerja sama yang dilakukan dengan negara lain dalam membuatnya. Meski demikian, Kemenperin menggandeng pabrikan otomotif Toyota dan Daihatsu untuk menyukseskan proyek tersebut.

Putu mengungkapkan, saat ini ia tengah berupaya menggandeng sejumlah produsen otomotif untuk terlibat dalam produksi mobil pedesaan.

"Kerja sama ini untuk memasok mesin bagi mobil pedesaan. Kami lagi coba untuk kerja sama dengan Toyota dan Daihatsu. Mereka kan jual kendaraan terbanyak, terutama komponen seperti mesin dan transmisi," ujarnya.

Sementara itu, Wakil Presiden Direktur PT Toyota Indonesia Motor Manufacturing, Warih Andang Tjahjono mengakui, ia telah mendiskusikan hal itu bersama Menperin. "Kami memang sudah ada diskusi dengan Kementerian Perindustrian," kata Warih saat dihubungi VIVA.co.id.

Sayangnya, hingga kini belum diketahui jelas, apa peran Toyota dan Daihatsu dalam proyek tersebut. Namun, Putu mengungkapkan, fasilitas produksi yang dimiliki produsen otomotif diharapkan bisa digunakan untuk membuat mobil pedesaan.

Soal harga, Kemenperin dan IOI menginginkan agar mobil pedesaan bisa dimiliki dengan harga yang terjangkau. “Harganya Rp60 juta. Itu basis produk, nanti tinggal ditambah aksesorinya,” ungkap Airlangga dalam keterangan resminya.

Untuk bisa mencapai harga tersebut, selain menggunakan 100 persen komponen lokal, Kemenperin juga berencana memberi insentif, sama seperti yang digulirkan pada mobil LCGC. Namun, besarannya tidak akan sama.

"LCGC targetnya untuk bisa membangkitkan komponen dalam negeri. Sedangkan, mobil pedesaan asumsinya komponen dalam negeri ada, tapi targetnya untuk membantu masyarakat pedesaan menyelesaikan mobility mereka," kata Putu.

Purwarupa mobil pedesaan karya Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Purwarupa mobil pedesaan (Foto: VIVA.co.id/Yasin Fadilah)

Ia juga mengungkapkan, proyek ini bisa diikuti oleh seluruh warga Indonesia. "Kemenperin yang pegang hak patennya. Siapa yang mau bikin, selagi memenuhi syarat yang diberikan, silahkan bikin," tuturnya.

Sekadar informasi, saat ini Kemenperin dan IOI telah mengantongi lima desain mobil pedesaan yang dibuat oleh beberapa mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang ada di Indonesia.

Lima desain tersebut akan diseleksi lagi, untuk kemudian dipilih satu yang terbaik. Nantinya, rancangan itu akan dipamerkan pada ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS), yang bakal digelar pada Agustus 2017 mendatang. (ren)

Mobil Murah Disebut Jadi Kunci Industri Otomotif Indonesia
Suzuki Spresso di GIIAS 2024

Mobil Murah Rp100 Jutaan Riuhkan Pameran GIIAS 2024

Pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show atau IIMS 2024, menjadi ajang untuk para Agen Pemegang Merek (APM) memamerkan mobil murah ataupun harga mahal.

img_title
VIVA.co.id
26 Juli 2024