Hyperloop Terlalu Canggih untuk Indonesia

Hyperloop One
Sumber :
  • www.hyperloop-one.com

VIVA.co.id – Indonesia sedang gencar membangun sistem transportasi massal. Pembangunan sistem transportasi ini sudah menjadi kebutuhan seiring dengan problem padatnya lalu lintas dan kemacetan. 

Saat ini ada beberapa transportasi massal yang sedang digarap di Tanah Air. Pertama, Mass Rapid Transit yang dibangun di DKI Jakarta, lainnya Light Rail Transit dibangun di Jakarta, Bandung, dan Palembang. Kemudian pemerintah juga gencar untuk mewujudkan kereta cepat Jakarta-Bandung. Semua bertujuan mewujudkan transportasi massal yang cepat dari transportasi darat selama ini. 

Ragam sistem transportasi massal itu bisa kian bertambah dengan masuknya perusahaan transportasi masa depan asal Amerika Serikat, Hyperloop Transportation Technologies (HTT). 

HTT menaksir sektor transportasi Tanah Air. Perusahaan itu datang dengan penawaran sistem yang berbeda dengan nama Hyperloop.

Transportasi Hyperloop memang beda dengan sistem transportasi massal pada umumnya. Bentuknya serupa tabung atau kapsul yang bisa mengangkut hingga 40 orang dalam satu tabung. Hyperloop mampu memindahkan penumpang dan mungkin juga barang nanti ke depannya dalam waktu singkat. Teknologi ini digadang-gadang sebagai transportasi tercanggih yang pernah ada. 

HTT datang dengan penawaran kecepatan Hyperloop yang bisa melesat cepat, 1200-1300 kilometer per jam. 

Jika Hyperloop terwujud memang fantastis. Dengan kecepatan tersebut, maka untuk menempuh jarak dari ujung barat Pulau Jawa sampai ujung timur Pulau Jawa hanya butuh waktu satu jam lebih beberapa menit. Sebab jalur Pantura tercatat 1316 kilometer. 

HTT menawarkan dengan kecepatan tersebut, maka jarak tempuh Jakarta ke Yogyakarta diklaim bisa dicapai dalam 25 menit. Jika terwujud, tentu itu menjadi idaman bagi mobilitas pengguna moda transportasi di Indonesia. 

"Hyperloop itu bisa mengangkut 28 orang dalam satu kapsul, setiap 40 detik. Bisa juga mengangkut 40 orang dalam kapsul. Kamu jadi bisa bawa 3.000 orang dalam satu jam, 60.000 orang dalam sehari, 24 juta orang dalam setahun," kata Chariman dan Chief Officer HTT Bibop G. Gresta di Senayan, Jakarta, Rabu 8 Maret 2017. 

Hyperloop lahir dari frustasi

Ide Hyperloop muncul dari pendiri SpaceX dan Tesla, Elon Musk. Ia frustasi dengan kelemahan proyek rel kereta berkecepatan tinggi di California yang berbiaya US$68 miliar, setara Rp699 triliun, dimulai pada 2013.

Menurutnya, proyek berbiaya besar itu tidak menciptakan transportasi yang cepat, malah kalah dibandingkan transportasi udara.

Untuk mewujudkan transportasi andal itu, Musk mengerahkan 1.000 insinyur dari perusahaan miliknya, Space X dan Tesla sejak 2012. Proyek itu pun hanya dikategorikan sebagai proyek yang kecil bagi miliuner dunia itu.

Hyperloop merupakan moda transportadi berbentuk mirip kapsul polong yang nantinya berjalan dalam sebuah tabung bertekanan rendah. 

Saat berada dalam tabung utama, Hyperloop akan meningkat kecepatannya dengan motor induksi linier yang dibangun dalam tabung dan kendaraan kapsul itu.

"Pergerakan elemen motor di kendaraan berfungsi untuk penghematan berat dan kebutuhan tenaga. Sedangkan tabung akan menggabungkan stasiun elemen motor yang memasok kecepatan kendaraan," jelas Musk dalam blognya.

Pada bagian depan kendaraan ini terdapat kompresor listrik yang berfungsi mentransfer udara bertekanan tinggi dari depan ke belakang.

Proyek ini juga sudah mempertimbangkan gesekan dari dalam tabung saat melesat cepat. Untuk itu, Musk mempersiapkan bantalan udara antara kendaraan pada permukaan bagian dalam tabung tersebut.

Efisiensi energi yang dihasilkan Hyperloop juga ramah lingkungan berkat dukungan panel surya yang terpasang pada seluruh tabung. "Dengan panel surya di tabung, Hyperloop dapat menghasilkan energi lebih dari yang dibutuhkan dalam pengoperasian," tulis Musk.

Lintasan tabung Hyperloop juga dirancang menjulang di tiang layaknya jalan layang di kota besar. Ini agar menekan biaya pembebasan lahan dan agar tidak mengganggu sistem transportasi di jalanan.

Alasan lirik Indonesia

Indonesia selalu menarik untuk menjadi pasar, tak terkecuali dalam transportasi kecepatan tinggi. HTT mengatakan, ada beberapa pertimbangan melirik Indonesia dengan Hyperloop-nya. 

Dikutip dari e27.co, Gresta mengatakan problem kepadatan, kurangnya infrastruktur menjadi alasan perusahaan yang dipimpinnya tertarik menjajal Hyperloop di Indonesia. 

"Indonesia dan khususnya Jakarta adalah salah satu dari populasi paling padat di dunia, dengan isu besar lalu lintas dan kemacetan, Hyperloop akan menjadi transportasi yang bisa diterima di wilayah itu," ujar Gresta. 

Langkah serius HTT untuk memasukkan Hyperloop ke Indonesia bisa dilihat dengan pembentukan perusahaan gabungan dengan mitra lokal. Perusahaan yang dimaksud yakni Hyperloop Transtek Indonesia.

Untuk membentuk perusahaan gabungan itu, mitra lokal yang digandeng HTT yaitu Dwi Putranto Sulaksono yang dikenal sebagai pendiri Dwinunanjaya Foundation dan Ron Mullers yang merupakan salah satu pendiri Papa Rons Pizza. 

Langkah pertama penjajakan, HTT dan mitra lokal saat ini sedang menjalankan studi kelayakan. Pada tahap awal ini, mereka sudah menginvestasikan dana US$2,5 juta atau Rp334 miliar. 

Beriringan dengan studi kelayakan, kolaborasi itu sudah mengincar tiga wilayah untuk adopsi Hyperloop yaitu Tangerang (Bandara Soekarno Hatta), Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Mereka bahkan sudah menargetkan, dalam 25 tahun ke depan, proyek Hyperloop  harus sudah rampung.

Bicara investasi, laman Business Insider menuliskan, untuk menyiapkan sistem transportasi penumpang dan kendaraan Hyperloop setidaknya mencapai US$7,5 miliar atau Rp100,4 triliun.

Sulit terwujud

Hyperloop Jadi Transportasi Masa Depan RI, Ini Syaratnya

Kedatangan transportasi Hyperloop ke pasar Indonesia ditanggapi dingin. Proyek transportasi super cepat itu dinilai sulit terwujud di Tanah Air.

Wakil Ketua Bidang Riset dan Advokasi Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno mengatakan, kendalanya adalah belum ada kajian komprehensif, investasi mahal sampai harga tiket untuk Hyperloop. 

Dirjen Kereta Api Bingung soal Spesifikasi Hyperloop

Belum lagi soal pembenahan aspek sosial biaya masyarakat Indonesia yang belum siap dengan moda transportasi massal.

Joko mengatakan membangun budaya masyarakat untuk meninggalkan kendaraan pribadi dan beralih ke moda angkutan massal, bukan lah merupakan pekerjaan mudah. Buktinya, bus-bus di daerah banyak yang tak laku.

Hyperloop Sulit Terwujud di Indonesia, Ini Sebabnya

Menurutnya belum siapnya masyarakat untuk beralih ke transportasi massal dan investasi dan tarif Hyperloop yang mahal akan membuat proyek itu mubazir, tak bisa menjadi solusi transportasi.

Untuk itu, Joko berpandangan solusi transportasi Indonesia yang saat ini sedang berjalan untuk maksimal dilaksanakan. 

"Jadi sudah lah, maksimalkan saja yang sekarang ini sedang kita buat. Yang penting masyarakatnya juga disadarkan untuk mulai meninggalkan kendaraan pribadi dan beralih ke angkutan umum. Buat apa transportasi keren-keren kalau tarifnya mahal dan masyarakat lebih tertarik naik angkutan pribadi," ujarnya. 

Hyperloop juga mengundang komentar Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Prasetyo Boeditjahjono. Dia mengaku masih bingung soal spesifikasi dari alat transportasi massal tersebut, apakah masuk kategori kereta api atau tidak, sebab basisnya satu kapsul dalam satu pipa.

Prasetyo mengakui perusahaan Hyperloop pernah mendekati pemerintah dan presentasi ke Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. 

Hanya saja, kata dia, pemerintah belum begitu percaya, lantaran proyek triliunan rupiah itu belum memiliki pra studi kelayakan, apalagi studi kelayakan. Untuk itu, Prasetyo menilai proyek ini belum jelas.

“Saya tanya sampai di mana? Dia (Hyperloop) bilang, 'O ndak, setelah ini baru kita pra FS'. Loh, mau ngerjakan proyek triliunan, pra FS-nya saja belum jelas,” kata dia. “Terus kalau enggak jelas mau apa lagi?” kata Prasetyo.

Sejauh ini, HTT mengaku sejauh ini memang belum memiliki perjanjian tertulis kerja sama dengan pemerintah Indonesia. Namun saat pembentukan anak usaha dengan mitra lokasi, proyek ini mendapat 'restu' dari pemerintah, sebab Menteri Budi datang menghadirinya.

Prasetyo juga menyinggung soal standar keamanan dan kelayakan Hyperloop jika mau masuk dalam pasar transportasi di Indonesia.

Soal standar itu, menurutnya paling tidak Hyperloop harus mematuhi ketentuan dalam UU Nomor 23 tahun 2007 tentang Perkeretaapian. Dia mengingatkan bicara transportasi massal tak hanya ngomong soal kecepatan tapi juga keamanan dan kelayakan.

Misalnya untuk relasi antara Tangerang Selatan ke Bandara Soekarno Hatta yang jaraknya 10-15 Kilometer, apakah transportasi kecepatan 1200 kilometer per jam itu layak untuk jarak tempuh pendek tersebut.

Masalah lainnya yakni sulitnya pembebasan tanah dalam proyek infrastruktur di Indonesia.

Djoko mengatakan, ongkos pembebasan lahan terutama di Jawa tergolong sangat besar. Dia khawatir beban besar pembebasan lahan malah memberatkan pemerintah karena mensubsidinya.

Soal isu lahan, bos Hyperloop mengatakan Hyperloop tak transportasi ini tak begitu memakan lahan. Dia mengatakan, Hyperloop beda dengan dalam pembangunan kereta cepat. 

Gresta mengatakan, transportasi Hyperloop tidak memakan banyak tempat, bisa menempel di atas gedung dan juga di atas jalan tol. Kalau pun memerlukan lahan, luasnya hanya sekitar maksimum 100 meter persegi untuk fondasi.

Dia mengatakan, pembangunan Hyperloop tidak akan merebut lahan sepenuhnya dari petani atau pemilik lahan. Sebab Hyperloop akan memberikan kompensasi berupa listrik. 

"Karena sistem Hyperloop dibangun energi terbarukan, bahkan tabung bisa memproduksi listrik. Dikombinasikan dengan panel surya dan geotermal di area sekitar di mana panel surya tidak layak, Hyperloop akan menghasilkan listrik sampai 30 persen," jelasnya. 

Hyperloop di belahan dunia

Mengutip laman Digital Trends, secara umum, transportasi Hyperloop belum di negara dunia belum ada yang mencapai skala penuh dan saat ini masih terus dikembangkan. 

Moda transportasi ini bisa dilihat dan dirasakan di San Fransisco, Amerika Serikat, dan Dubai yang baru dalam tahap pemasangan tiang pancang atau groundbreaking. 

HTT telah menjalin perjanjian untuk penerapan sistem Hyperloop di Bratislavia di Slovakia dan Brno dan Praha di Republik Ceko. Untuk di Timur Tengah, HTT juga menjajaki kemungkinan penerapan Hyperloop di Abu Dhabi. Hyperloop yang dikembangkan HTT juga dalam proses pengembangan di Moskow dan Paris.

Proyek Hyperloop juga dijalankan Korea Selatan melalui the Korea Railroad Research Institute (KRRI). Pada awal 2017, KRRI mengumumkan rencana mengembangkan kereta supersonik yang mirip dengan konsep Hyperloop, untuk menghubungkan Seoul dan Busan. Kereta ini melaju dalam tabung tekanan rendah, dan kecepatannya mencapai 997 Kilometer per jam.

Sementara perusahaan pengembang Hyperloop lain, yaitu Hyperloop One, sudah menunjukkan sistem purwarupa dalam jalur uji di Las Vegas pada Mei 2016. Pada Januari 2016, HTT mendapatkan izin mulai membangun jalur uji di California, dengan menggandeng Oerlikon Leybold Vacuum (perusahaan spesialis rekayasa teknologi vakum) dan Aecom, korporasi internasional yang memberikan dukungan proyek teknis.

Sedangkan SpaceX, yang mencetuskan ide Hyperloop pada Januari 2016 telah bekerja sama dengan  Aecom untuk membangun jalur uji Hyperloop di Hawthrorne, California. Pada bulan yang sama, Golden State juga terjun mengembangkan Hyperloop dan sudah membangun tiga jalur uji.


 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya