Indonesia Sambut Kemeriahan Harbolnas 2016

Konferensi pers Hari Belanja Online Nasional 2016. perhelatan Harbolnas, yang menawarkan beragam diskon dari sejumlah produk lewat transaksi di Internet. Program ini dilaksanakan selama tiga hari, atau selama 12-14 Desember 2016.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Agus Tri Haryanto

VIVA.co.id –  Sejak pertama kali hadir pada 12 Desember 2012, Hari Belanja Nasional atau dikenal dengan Harbolnas selalu ditunggu para pecinta belanja online. Wajar saja, setiap Harbolnas yang digelar tiap tahun itu, beberapa platform jual beli online memberikan diskon besar-besaran. 

Dorong Penjualan UMKM, Menteri Perdagangan Budi Santoso Jadi Host Live Shopping Harbolnas 2024

Tahun ini, perhelatan Harbolnas yang menawarkan beragam diskon dari sejumlah  produk dilaksanakan selama tiga hari, atau selama 12-14 Desember 2016. Sebanyak 211 e-commerce Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) lokal ikut berpartisipasi dalam acara ini.

Dengan mengusung tema Indonesia Online, Harbolnas mengajak masyarakat Indonesia untuk merasakan pengalaman belanja online. Merasakan betapa  mudah dan nyamannya berbelanja secara online, dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap transaksi online.

Belanja Anti Rugi di Harbolnas 12.12 dengan Penawaran Diskon Terbesar dari BRI

Miranda Suwanto, Ketua Panitia Harbolnas 2016 mengatakan semakin  terjangkaunya perangkat mobile, makin banyak masyarakat Indonesia yang dapat dengan mudah dan nyaman berbelanja online, tanpa harus khawatir kehilangan waktu karena kemacetan atau jarak tempuh yang jauh.

"Kalau di mal takes time hanya untuk lihat sejumlah barang, tapi kalau di e-commerce cuma butuh waktu singkat," kata dia dalam jumpa media Harbolnas 2016 di SCBD, Jakarta, Rabu, 7 Desember 2016.

Jangan Sampai Ketinggalan! Mega Sale 12.12 BRI x Tokopedia Hadir dengan Promo Diskon Menarik

Dia mengatakan dengan diskon mencapai 95 persen, kesempatan untuk berbelanja selama tiga hari tersebut tidak bisa dilewatkan begitu saja. Karena semua kebutuhan masyarakat bisa terpenuhi hanya dalam satu kali klik.

"Konsumen terus mengandalkan ponsel untuk berbelanja, menjadikannya sebagai pintu untuk menemukan kebutuhan mereka. Dengan musim libur akhir tahun semakin dekat, pencarian seputar shopping pun akan terus meningkat," kata Henky Prihatna, Country Industry Head Google Inc.

Selama tiga hari masyarakat bisa menemukan sejumlah penawaran menarik mulai dari produk mode, wisata, pakaian dalam, buku, kupon diskon, makanan, gadget, produk kecantikan, produk bayi dan masih banyak lainnya. Anda bisa mendapatkan produk-produk diskon tersebut, di antaranya di Cipika.co.id, Tiket.com, elevania.co.id, airasia.com, hijabenka.com, Groupon.co.id, Lyke.co.id, serta ratusan merek lainnya.

Selain menjadi fasilitas bagi para e-commerce untuk dapat meraih konsumen yang lebih luas di seluruh Indonesia, Harbolnas juga memberikan kesempatan merek lokal dan UKM/UMKM untuk mengembangkan usahanya. Dengan begitu, akan terjadi pemerataan ekonomi nasional.

Target transaksi triliunan 

Harbolnas yang berlangsung selama tiga hari ini diperkirakan para pemain dagang online atau e-commerce dapat membukukan nilai transaksi hingga Rp6,3 triliun.

"Harbolnas tahun lalu dari data Nielsen kan mencapai Rp2,1 triliun. Selama tiga Harbolnas 2016, kita harapkan bisa meningkat dua hingga tiga kali lipatnya," kata Miranda.

Pada momen Harbolnas 2015, setidaknya diikuti sekitar 142 e-commerce. Sedangkan tahun ini, ajang pesta diskon belanja online itu diramaikan 211 para perusahaan e-commerce. Dengan demikian, partisipasi jumlah pelaku online ini ada peningkatan 48,6 persen dari Harbolnas 2015 dengan yang tahun ini.

Miranda mengungkapkan, dengan meningkatnya jumlah peserta Harbolnas itu, diharapkan dapat mencapai target nilai transaksi Rp6,3 triliun. Selain itu, panitia penyelenggara mengimbau kepada para e-commerce yang terlibat di Harbolnas 2016 ini mengantisipasi lonjakan trafik ke situsnya masing-masing.

"Kita sudah lakukan gathering kepada teman-teman peserta. Kita imbau agar mereka melakukan yang terbaik, memastikan agar website-nya mampu menghadapi lonjakan tinggi, konektivitas, sampai pengiriman barangnya," tuturnya.

Miranda memastikan, barang-barang yang belum saatnya dipasarkan, maka tak boleh ditawarkan kepada konsumen. "Kita tidak ada (hukuman). Kita lebih ke imbau agar semua transparan, baik produk dan layanan purna jualnya. Jadi, (Soal barang ilegal) itu balik lagi ke masing-masing," ujar Miranda. 

Miranda mengatakan tujuan Harbolnas masih sama dengan target tahun sebelumnya, yaitu tetap mengajak masyarakat lebih giat berbelanja melalui ujung tangannya. Ujung tangan yang dimaksud ini, yaitu masyarakat dapat berbelanja berbagai produk hanya mengandalkan sentuhan tangan di ponsel pintar untuk bertransaksi di e-commerce.

“Dengan semakin banyaknya peserta Harbolnas ini akan semakin menjangkau lebih luas lagi untuk mengedukasi dan mengajak masyarakat berbelanja secara online,” kata dia.

Untuk Harbolnas 2016, selain tawaran diskon mencapai 95 persen, para peserta juga menawarkan promo lainnya, berupa buy 1 get 1 free, undian berhadiah mobil, gratis pengiriman barang, tambahan cashback hingga free giveaway.

Kuasai pasar e-commerce 

Indonesia akan menjadi penguasa pasar e-dagang atau e-commerce di Asia Tenggara. Hal itu dikarenakan jumlah penduduk dan pengguna internet yang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Miranda Suwanto SVP Strategic Partnership Lazada Indonesia, mengatakan berdasarkan data dari Google dan Temasek bahwa pada 2020 jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 215 juta, di mana pertumbuhannya 19 persen dari 2015 yang jumlah pengguna internet 92 juta. "Dengan demikian, prediksi itu memperlihatkan jumlah pengguna internet Indonesia terbesar di dunia," kata dia. 

Melihat laju pertumbuhan kian gesit itu, Miranda mengatakan Indonesia akan menguasai lebih dari 50 persen pasar e-commerce di Asia Tenggara pada 2025. Pada tahun tersebut diperkirakan potensi pasar e-commerce di kawasan Asia Tenggara menyentuh angka US$87,8 miliar atau Rp1.168 triliun.

"Dari total potensi e-commerce di Asia Tenggara sebesar US$87,8 miliar tersebut, Indonesia berkontribusi 52 persennya," ujarnya. Berkuasanya Indonesia soal pasar e-commerce di ASEAN ini, karena jumlah penduduknya yang melebih dari negara-negara lainnya. 

Selain itu, umur rata-rata penduduk Indonesia, 70 persennya merupakan usia di bawah 40 tahun. Kemudian, e-commerce makin dilirik masyarakat, karena efisiensi waktu, di mana dan kapan saja bisa berbelanja online, dan banyak pilihan produk yang tersedia.

"Maka dari itu, dengan Harbolnas kita ingin mengedukasi dan mengajak masyarakat untuk berbelanja online yang lebih luas lagi. Harbolnas Ini merupakan event bersama, ajang gotong royong e-commerce," tutur dia.

Terpisah Ketua Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA), Aulia E. Marinto, meminta agar Harbolnas juga menjadi cara untuk mengedukasi kepada masyarakat mengenai berbelanja secara online.

"Tentu kita mengimbau kepada teman-teman yang ikutan event Harbolnas. Itu etika, etika kan enggak mesti ditulis juga, didiklah dengan cara yang benar, lakukan transaksi dengan aman, jangan lakukan penipuan," ujarnya di Jakarta, Selasa 29 November 2016.

Pada perhelatan Harbolnas tahun lalu, tak sedikit konsumen yang merasa dirugikan akibat munculnya diskon abal-abal. Diskon tersebut ditawarkan dari oknum penjual dari e-commerce saat Harbolnas tahun lalu.

Aulia menuturkan, imbauan soal edukasi kepada pelaku e-commerce terhadap penjual soal barang yang dijualnya, tak hanya semata-mata dilakukan menjelang Harbolnas atau event tertentu lainnya. Melainkan, kata dia, selalu dilakukan setiap saat.

"Kita edukasi itu bukan gara-gara Harbolnas. Kita edukasi terus-menerus, termasuk kayak begini (kampanye clean e-Commerce), member (anggota idEA). Kita bilang, kampanyekan, sosialisasi, edukasi, jadi bukan gara-gara Harbolnas,"  tuturnya.

Dihubungi terpisah, pengamat e-commerce Rama Mamuaya mengungkapkan adanya ajang khusus untuk belanja online, seperti pada ajang Harbolnas menjadi cara untuk menunjukan kualitas kepada pelanggan.

Rama mengatakan dengan bertambahnya peserta Harbolnas 2016, tentu akan memengaruhi untuk mengedukasi kepada masyarakat untuk beralih ke berbelanja online. Hal itu tentunya harus bisa dimanfaatkan untuk menjukkan kualitas para pemain e-commerce.

"Ini (Harbolnas) juga bukan ajang bagi-bagi diskon, tapi lebih jadi ajang yang bagus untuk para e-commerce bisa menunjukkan kualitas layanan kepada pelanggan," kata Rama kepada VIVA.co.id, Senin, 12 Desember 2016.

Dengan makin banyak supply dari konsumen, tentu akan memengaruhi dari demand yang ada. Menurutnya, dengan demand yang tinggi bisa terpuaskan dengan harapan bisa ikut meningkatkan demand.

Rama melihat berdasarkan statistik yang ada bahwa akhir-akhir ini jumlah orang yang mulai mengadopsi belanja online sebagai bagian dari gaya hidup, terus meningkat.

"Ini baru sekitar 30 persen populasi Indonesia yang online. Kebayangkan kalau akan naik 50 persen atau 80 persen dalam beberapa tahun ke depan? Peluang yang luar biasa bagi pebisnis e-commerce.

Mengenai pemerintah yang telah menetapkan peta jalan (roadmap) e-commerce melalui paket kebijakan ke-14, di mana isinya potensi e-dagang pada 2020 bisa mencapai US$130 miliar, walaupun ada yang menyatakan bahwa perhitungan kurang tepat, Rama beranggapan angka US$130 dinilai terlalu ambisius.

Menurutnya ada banyak faktor yang mendukung pencapaian nilai bisnis e-commerce di Indonesia bisa menyentuh US$130 miliar dalam empat tahun ke depan, seperti populasi yang terhubung ke internet, GDP per kapita, tingkat fraud online, dan lainnya.

"Tapi ya namanya mimpi harus tinggi, dan memang extra kerja keras untuk mencapainya dengan kerjasama antara pemerintah dan industri," kata pria yang juga pendiri DailySocial.id. Meskipun terlalu ambisius, Rama mengungkapkan bahwa pemerintah tinggal bergerak untuk menjalankan dan mengeksekusi paket kebijakan ekonomi ke-14 itu.

Ada delapan sektor yang diatur dalam kebijakan paket kebijakan ke-14 ini yaitu pendanaan, perpajakan, perlindungan konsumen, pendidikan dan sumber daya manusia, logistik, infrastruktur organisasi, keamanan siber, dan pembentukan manajemen pelaksana.
 

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya