Tol Becakayu, Solusi dan Ancaman Transportasi Massal

Presiden Jokowi Tinjau Tol Becakayu
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma

VIVA.co.id – Presiden Joko Widodo kembali meninjau perkembangan proyek infrastruktur pada awal pekan ini . Kali ini, mega proyek jalan tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu, atau dikenal Becakayu, yang mangkrak sekitar 22 tahun, disambangi Presiden karena pembangunannya telah mencapai 90 persen. 

Wapres Gibran Sebut Sektor Digital Bisa 'Dongkrak' Pertumbuhan Ekonomi RI

Sebagai informasi, pembangunan jalan tol ini akan terdiri dari dua seksi, yakni seksi satu dari Jalan Kasablanca hingga Jaka Sampurna sepanjang 11 kilometer dan seksi dua dari Jaka Sampurna hingga Duren Jaya sepanjang 10,04 km.  Artinya, tol itu nantinya akan menghubungkan Bekasi ke Jakarta sepanjang 21,042 kilometer. 

Jokowi di sela-sala kunjungannya mengungkapkan, kemacetan di jalur tersebut sudah tidak bisa ditolelir. Sehingga, sangat mendesak untuk pengerjaan jalan tol ini diselesaikan 

Strategi Agung Podomoro Kenalkan Peluang Investasi Properti di Kota-kota Besar Indonesia

"Maret 2017, sepanjang delapan kilometer sudah dibisa dipakai. Saya hanya ingin memastikan yang Maret itu delapan km itu sudah bisa dipakai, itu penting sekali, kemacetan sudah terlalu parah," jelas Jokowi, saat berkunjung ke lokasi proyek didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno. 

Sedikit mengingat ke belakang, tol ini diinisiasi pada di era Orde Baru oleh Presiden Soeharto. Karena, krisis ekonomi yang menghantam pada 1998, investor kabur dan akhirnya tol tersebut terbengkalai. Di era Presiden Susilo Bambang Yudoyono, pembangunan kembali tol tersebut baru sedikit diseriusi pada akhir-akhir kepemimpinannya. 

Kedaulatan Global Diancam Serangan Sistematis Tiongkok?

Pada Oktober 2014, Menteri Pekerjaan Umum yang kala itu dijabat Djoko Kirmanto, di menit-menit terakhir ditugasi SBY untuk secara seremonial melakukan pencanangan kembali pembangunan tol tersebut. 

Sedangkan Jokowi pada 2015, memulai kembali pembangunan tol tersebut. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) mengumumkan penyaluran kredit sindikasi untuk konsiorsium pengembang tol tersebut, yang dipimpin  PT Waskita Karya Tbk (WSKT), dengan nilai  kredit lebih dari Rp5 triliun.

Berubah desain

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengungkapkan, pemerintah mendesain ulang rute jalan tol tersebut. Hal itu dilakukan, karena desain lama tol tersebut tidak terintegerasi dengan ruas tol lainnya. 

Basuki menjabarkan, jalan tol tersebut diubah desainnya, agar bisa terkoneksi dengan ruas jalan tol lingkar luar, atau Jakarta outer ring road (JORR).

"Desain awal, tidak tersambung dengan Tol JORR. Maka, kita akan mendesain ulang, agar tersambung ke JORR," kata basuki

Nantinya, menurut dia, sesi pertama ruas tol tersebut akan memiliki pintu keluar di sekitar kawasan Pasar Gembrong, Cipinang besar, Jakarta Timur, sehingga dapat tekoneksi ke jalan tol JORR.

"Tiang untuk penerangan sudah dipasang," tambahnya. 

Menanggapi perubahan desain tersebut, pengamat tata kota dari Universitas Trisakti, Yayat Supriatna, ketika berbincang dengan VIVA.co.id, Senin 7 November 2016, mengingatkan, rencana tersebut  bisa menjadi penghambat bila tidak diantisipasi dengan baik oleh pemerintah. 

Sebab, dengan rute baru, diperlukan kembali proses pembebasan lahan yang tidak mudah. Apalagi, selama berpuluh-puluh tahun ini masalah lahan menjadi faktor utama tertundanya pembangunan jalan tol tersebut.

"Di mana-mana, kalau terkait pembangunan jalan, pasti ada masalah dengan pembebasan tanah. Jadi, (penyelesaian targetnya) sangat tergantung dengan soal pembebasan tanah itu. Pembangunan jalan bisa cepat, tetapi pembebasan tanahnya yang bikin lambat," ujarnya.

Hal senada juga dikatakan oleh Wakil Ketua Bidang Riset dan Advokasi Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Joko Setijowarno. Menurutnya, masalah lahan harus diantisipasi pemerintah jika akan melakukan perubahan.  

"Tetapi, jika sudah diawali dengan pendekatan dan perhitungan matang, hal itu bisa jadi bukan kendala bagi pemerintah," tambahnya kepada VIVA.co.id. 

Memanjakan kendaraan pribadi

Hadirnya Jalan Tol Becakayu diakui, dapat mengurai kemacetan yang sangat menyiksa di kawasan tersebut. Namun, dalam jangka panjang, apakah hadirnya jalan bebas hambatan ini adalah solusi terbaik untuk masyarakat?

"Setidaknya, bisa mengurai kepadatan di jalan tol Jakarta-Bekasi yang melintasi Cipularang. Sehingga, jarak tempuh antara pusat kota Bekasi dengan Kampung Melayu, relatif lebih dekat," kata Yayat.

Yayat mengingatkan, ada dampak buruk yang juga akan timbul dengan pengoperasian jalan tol baru ini. Bisa muncul kecenderungan masyarakat yang akan lebih senang menggunakan kendaraan pribadi dibanding angkutan umum.

"Orang semakin senang naik mobil pribadi, karena lebih cepat dan lancar. Jadi, ada dampak positif dan negatifnya juga," ujarnya.

Sementara itu, menurut Joko, dengan kehadiran tol tersebut, para pemilik kendaraan pribadi justru akan merasa dimanjakan. Bukannya disadarkan untuk lebih memilih penggunaan angkutan umum, potensi minat masyarakat untuk membeli mobil pribadi semakin besar. 

"Bisa mengurangi macet, tetapi tidak dalam waktu yang lama. Karena, dengan tol bisa memicu orang menggunakan kendaraan pribadi, bukan angkutan umum. Ujung-ujungnya kan, pasti jadi macet lagi," kata Joko. 

Karena itu, menurutnya, pembenahan moda transportasi umum tetap harus dilakukan ke depan. Sehingga, tercipta keseimbangan pergerakan moda transportasi yang digunakan masyarakat. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya