Menanti Gebrakan Berani Duet Jonan dan Arcandra
- VIVA.co.id/Fikri Halim
VIVA.co.id – Setelah dua bulan dibiarkan kosong dan diisi menteri pelaksana tugas (Plt), Presiden Joko Widodo akhirnya menunjuk menteri definitif untuk pos Energi dan Sumber Daya Mineral. Posisi ini tadinya dipegang Arcandra Tahar yang diberhentikan ketika baru 20 hari menjabat karena tersandung kasus kewarganeraan ganda.
Tidak hanya menterinya, Jokowi juga menunjuk wakil menteri. Dua orang yang dilantik di Istana Negera, Jumat siang 14 Oktober 2016, adalah Ignatius Jonan dan Arcandra Tahar. Jonan didapuk sebagai menteri ESDM yang baru. Sedangkan Arcandra turun jabatan ke posisi wakil menteri.
Kedua orang ini jelas bukan wajah baru di pemerintahan Jokowi. Jonan pernah menjabat sebagai menteri perhubungan di kabinet kerja sebelum akhirnya direshuffle pada 27 Juli 2016.
Jokowi nampaknya masih memberikan kesempatan bagi mantan-mantan menteri yang pernah didepaknya untuk kembali menjadi pembantunya di pemerintahan kabinet kerja. Jokowi memaparkan alasannya memilih duet Ignatius Jonan sebagai Menteri ESDM dan Arcandra Tahar sebagai Wakil Menteri ESDM.
Ia mengatakan, pilihannya itu sudah tepat. Jokowi menilai kedua orang tersebut berani mengambil terobosan dan memperbaiki organisasi kementerian.
"Saya yakin keduanya figur-figur profesional, tepat, berani, yang punya potensi untuk lakukan reformasi besar-besaran di ESDM," kata Jokowi usai pelantikan, di Istana Negara, Jumat 14 Oktober 2016.
Jokowi yakin kolaborasi keduanya bisa membenahi ESDM ke depan. "Saya yakin beliau berdua ini figur yang punya kompetensi, walau saya tahu dua-duanya keras kepala tapi suka terjun ke lapangan," ujar Jokowi tersenyum.
Penempatan Jonan di Kementerian ESDM juga dikabarkan terkait dengan pembentukan induk usaha atau holding Badan Usaha Milik Negara energi. Jonan setelah lengser sebagai menteri perhubungan sempat ditunjuk Jokowi untuk membenahi sektor BUMN.
Juru Bicara Presiden Jokowi, Johan Budi Sapto Pribowo mengatakan, pembentukan holding BUMN memang menjadi rencana pemerintah, baik itu holding BUMN pangan, energi, lembaga keuangan, tambang, dan yang lainnya. Jonan sempat akan ditempatkan di salah satu holding, karena Jonan dianggap mampu untuk tugas-tugas seperti itu.
"Karena, dianggap itu tadi yang seperti disampaikan Presiden, Pak Jonan ini orangnya berani, punya integritas, kemudian juga punya kapasitas dan kapabilitas," kata Johan.
Namun, setelah dikaji dan mendapatkan masukan banyak orang, keinginan Presiden Jokowi untuk menempatkan Jonan di holding BUMN itu dibatalkan. Dia lalu diangkat menjadi Menteri ESDM.
Brantas Praktik Tak Etis
Jonan dan Arcandra akan memimpin Kementerian ESDM dalam sisa jabatan pemerintah Jokowi periode hingga 2019. Duet mantan menteri Jokowi ini akan memimpin sektor minyak, gas, dan pertambangan, serta terkenal memiliki banyak mafia ESDM.
Usai dilantik sebagai Menteri ESDM, Ignasius Jonan, langsung menyambangi kantor Kementerian ESDM. Jonan secara resmi akan melaksanakan serah terima jabatan dari Pelaksana Tugas Menteri ESDM, Luhut Binsar Pandjaitan pada hari Senin, 17 Oktober 2016.
Jonan menyatakan akan belajar untuk membenahi sektor ESDM bersama dengan Arcandra. Ia mengaku butuh waktu memahami sektor ESDM karena sektor ini merupakan sektor baru baginya.
"Makanya ini kan sektor besar, makanya kami akan tandem, kerja sama. Kasih waktu kita duduk berdua buat duduk dan diskusi," kata Jonan di kantor Kementerian ESDM, Jumat 14 Oktober 2016.
Jonan mengaku diberitahu Menteri Sekretaris Negara Pratikno, ditunjuk oleh Presiden Jokowi sebagai menteri ESDM pada pukul 11.00 WIB. Ia belum memiliki prioritas besar dalam sektor ESDM yang akan diembannya ke depan.
"Ini kan amanah besar, bersama Pak AT (Arcandra Tahar), kami akan berusaha menjalankan semaksimal mungkin sesuai arahan Pak Presiden. Sementara ini umum aja sih," kata dia.
Terkait program kerjanya ke depan, Jonan menyatakan akan memberantas praktik-praktik tidak etis seperti pungutan-pungutan liar di sektor ESDM. Dia optimistis bisa membenahi sektor ESDM ke depan.
"Begini, saya kira kalau pungli harus diberantas. Saya itu bukan di dunia migas. Jadi saya tidak mengerti mafia migas. Nanti kita beresin deh," kata Jonan.
Harus diakui Jonan tidak memiliki latar belakang pendidikan dan profesional di bidang ESDM. Mungkin karena itu Jokowi menempatkan Arcandra, yang memiliki rekam jejak profesional di bidang perminyakan internasional sebagai wakil menteri ESDM, untuk membantu Jonan dalam hal-hal teknis sektor ESDM.
Pengamat Kebijakan Publik, Agus Pambagio, saat berbincang dengan VIVA.co.id memandang, kombinasi antara Jonan dan Arcandra dalam memimpin ESDM diyakini bisa menyelesaikan seluruh masalah-masalah yang berada di ruang lingkup kementerian tersebut.
“Ini kombinasi yang kuat karena ada kepemimpinan yang ditonjolkan, tanpa menghilangkan faktor substansi yang juga kuat. Memang orang-orang seperti ni harus ditempatkan di tempat yang gila (ESDM),” jelas Agus, Jumat 14 Oktober 2016.
Menurut Agus, gaya kepemimpinan Jonan yang tegas dan tak pandang bulu, ditambah dengan Arcandra yang memiliki segudang pengalaman sektor minyak dan gas merupakan kombinasi sempurna untuk memimpin ESDM di sisa kepemipinan Presiden Joko Widodo.
“Jadi memang ada keterikatan di sini. Memang dibutuhkan gaya kepimpinan seperti Pak Jonan, yang memang agak-agak gila,” ungkapnya.
Masih Diragukan
Meski demikian duet Jonan dan Arcandra masih dipertanyakan publik. Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies (IRESS), Marwan Batubara mengaku khawatir, dipilihnya Jonan yang tidak memiliki latar belakang ESDM sama sekali akan membuat sektor ESDM di Indonesia semakin tidak optimal.
"Kekhawatiran itu wajar, karena namanya orang yang diangkat (sebagai pejabat) itu memang harus memahami masalah, harus profesional di bidangnya." kata Marwan saat dihubungi VIVA.co.id, Jakarta, Jumat 14 Oktober 2016.
Menurut Marwan, orang yang diangkat sebagai menteri ESDM, harusnya yang memiliki pengalaman dan profesional di sektor tersebut. Apalagi, Jonan pernah diberhentikan oleh Presiden Jokowi sebagai Menteri Perhubungan pada reshuffle jilid II.
Selain itu, Marwan juga mengaku kecewa dengan dipilihnya Arcandra sebagai Wamen ESDM. Menurutnya, seseorang yang telah diberhentikan karena persoalan integritas tidak seharusnya diangkat lagi.
"Terus, Pak Arcandra kenapa masih diangkat? Bagaimana pun, pejabat negara itu harus punya integritas yang tinggi, ternyata kan integritasnya Arcandra ini kan sudah bermasalah di awal," ujar dia.
Sementara, Direktur Eksekutif Institute for Economics and Finance, Enny Sri Hartati, juga mempertanyakan kompetensi Jonan sebagai Menteri ESDM. Apalagi pada posisi sebelumnya di Kementerian Perhubungan, Jonan tidak memiliki kinerja yang berarti dan masih ditemukannya mafia perhubungan.
Dia menyatakan Jonan akan dihadapkan pada masalah sebenarnya di Kementerian ESDM. Enny menyoroti banyaknya mafia di sektor ESDM. Dan, Jonan harus bisa meyakinkan publik untuk mengatasi mafia ESDM.
“Mafia di ESDM itu lebih menggurita lagi. Mudah-mudahan Pak Jonan bisa meyakinkan publik, untuk mengatasi mafia di ESDM. Kami inginnya, ada yang benar-benar bisa menjalankan amanah sesuai dengan konstitusi,” ungkapnya. (umi)