Warkop DKI Reborn dan Film Indonesia Terlaris Sepanjang Masa

5 Film Indonesia Terlaris Sepanjang Masa
Sumber :
  • ist.

VIVA.co.id – Poster Dono, Kasino, Indro mendominasi layar bioskop dalam jadwal “tayang hari ini”. Antrean calon penonton masih mengular di depan loket penjualan tiket. Bangku-bangku merah di dalam teater pun penuh sesak, bahkan hingga baris terdepan. Dari obrolan media sosial hingga obrolan warung kopi, pembahasan Warkop DKI Reborn belum juga sepi.

Ramainya penonton film Indonesia tentu jadi kabar gembira bagi para pelaku industri perfilman. Bagaimana tidak, mendapat perhatian di negeri sendiri tak selalu mudah dirasa. Pencinta film sering kali lebih tergiur menonton film-film box office luar negeri yang dinilai lebih bermutu dan berkelas dibanding film Indonesia yang dianggap sering “tak jelas”.

Akan tetapi, jika dikatakan gairah film Indonesia kini melemah, nyatanya tidak selamanya benar. Setiap tahunnya, para sineas Indonesia bekerja keras memproduksi film-film berkualitas yang bisa dicintai di negeri sendiri. Hasilnya, sejumlah film berikut ini berhasil membuktikan, penonton Indonesia tak tutup mata dengan kualitas. Dari FilmIndonesia.or.id, inilah lima film Indonesia terlaris sepanjang masa yang berhasil menyedot perhatian masyarakat.

Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1 (2016)
Setelah 15 hari penayangannya, Warkop DKI Reborn kini merayakan jumlah penonton mencapai 5.151.000. Film produksi Falcon Pictures ini resmi dinobatkan sebagai film Indonesia paling laris sejak jumlah penontonnya melebihi Laskar Pelangi dengan angka 4.687.729.

Film yang dibuat untuk melestarikan trio komedian legendaris Dono, Kasino, Indro ini juga berhasil memecahkan rekor MURI sebagai Pencapaian Tercepat untuk 1 Juta Penonton dan Penonton Terbanyak dalam 1 Hari.

Dibintangi oleh Abimana Aryasatya sebagai Dono, Vino G Bastian sebagai Kasino, dan Tora Sudiro sebagai Indro, Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1 berhasil membuat penonton bioskop terpingkal-pingkal. Film ini dinilai berhasil mengangkat selera humor khas Warkop yang disesuaikan dengan fenomena-fenomena kekinian saat ini.

Beberapa orang penonton yang dijumpai VIVA.co.id mengaku rela mengantre panjang untuk mendapatkan tiket Warkop DKI Reborn yang cepat habis setiap harinya. Alasannya, mereka rindu dengan sosok Dono, Kasino, Indro yang karya-karyanya seolah tak usang dimakan masa. Tak hanya itu, pemilihan aktor muda yang terkenal juga jadi magnet untuk menonton film ini.

"Penasaran sama akting mereka," ujar salah satu penonton.

Yang Kusuka dari Fahri, tapi Tak Membuatku Klepek-klepek

Frederica, produser Falcon Pictures, bersyukur karena Warkop DKI Reborn bisa diterima dengan baik di masyarakat. Selain karena nama besar Warkop DKI itu sendiri yang membuat mereka mau memproduksi film ini, ia menjelaskan alasan lain mengapa Warkop DKI Reborn ini sukses besar.

"Selain itu karena promosi yang masif di hampir semua kalangan masyarakat. Kami beriklan di TV untuk dapat ibu-ibu rumah tangganya. Kalau di media sosial kita dapat anak mudanya, kalangan umum dari branding trail, kayak billboard di mana-mana, sampai kita wrapping building di Semanggi. Jadi emang faktor X-nya banyak," kata wanita 34 tahun tersebut.

Ayat Ayat Cinta 2 Dikritik, Fedi Nuril Sudah Siap Mental

Kekuatan tren juga jadi tombak keberhasilan Warkop DKI Reborn ini. Frederica tak menampik jika menonton filmnya seolah jadi tren di berbagai kalangan masyarakat itu sendiri.

"Jadi kayak kalau orang enggak nonton, enggak trendi atau apa," katanya menambahkan.

Di Puncak Akhirnya Ada Bioskop, Baru Dibuka Heboh karena Ini

Warkop DKI Reborn masih akan berlanjut di Part 2 yang rencananya akan dirilis tahun depan. Pertanyaannya, apakah sekuel film ini nantinya akan mengikuti kesuksesan Part 1, melebihi atau bahkan sebaliknya? Falcon Pictures tak pernah berekspektasi berlebihan. Bagi mereka, yang terpenting adalah melakukan yang terbaik, baik dari Production House (PH), aktor, dan semua para krunya.

Laskar Pelangi (2008)
Film ini adalah film Indonesia paling laris sebelum tersalip Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss Part 1. Laskar Pelangi menutup rekornya dengan jumlah penonton 4.631.841. Film garapan sutradara Riri Riza ini pun jadi salah satu rekomendasi film Indonesia berkualitas yang wajib ditonton.

Laskar Pelangi diangkat dari novel laris karya Andrea Hirata yang diterbitkan di tahun 2005. Novel ini dikabarkan mencapai angka penjualan sekitar 600 ribu eksemplar. Diperankan oleh Cut Mini dan anak-anak lokal Belitung, film ini memuat pesan moral yang kuat dengan suguhan pemandangan pantai di Pulau Belitung yang indah.

Kesuksesan Laskar Pelangi diakui dari banyak faktor, selain dari kepopuleran novelnya itu sendiri. Beberapa di antaranya adalah karena alur cerita yang menyenangkan, muatan pesan yang begitu inspiratif, hingga kemampuan akting anak-anak Belitung yang sangat alami. Penonton pun hanyut dengan semua adegan di dalamnya.

Laskar Pelangi tak hanya berhasil dari segi filmnya. OST seperti Laskar Pelangi, Ku Bahagia, Bunga Seroja, Tak Perlu Keliling Dunia adalah sejumlah track yang sukses jadi tren di berbagai kalangan masyarakat.

Habibie & Ainun (2012)
Film Indonesia yang satu ini adalah salah satu film biografi yang paling sukses. Habibie & Ainun yang diproduksi MD Pictures ini menempati posisi ketiga film Indonesia terlaris dengan jumlah penonton 4.529.633.

Dibintangi oleh Reza Rahadian dan Bunga Citra Lestari, film ini mengangkat sosok pemimpin bangsa BJ Habibie dan istri tercintanya Ainun. Dibumbui dengan kisah cinta romantis, film ini memberi nuansa film biografi yang lebih menyentuh para penontonnya.

Film Habibie & Ainun ini diangkat berdasarkan buku autobiografi dengan judul yang sama yang ditulis oleh BJ Habibie itu sendiri. Selain jadi film Indonesia terlaris, film ini juga sempat memecahkan rekor jumlah layar yang menayangkannya. Tercatat, ada 241 layar yang menayangkan film ini di hari ketiga.

Kesuksesan film ini tak lepas dari nama besar BJ Habibie yang dikenal sangat mencintai mendiang istrinya. Kemampuan Reza Rahadian dalam memerankan sang tokoh ini pun jadi salah satu faktor lainnya. Bahkan film ini juga menandai bangkitnya film-film biografi tokoh Indonesia lain setelahnya.

Ada Apa Dengan Cinta 2 (2016)
Tahun 2016 memang bisa jadi tahun yang membanggakan untuk geliat perfilman Tanah Air. Ada Apa Dengan Cinta 2, tahun ini, juga menjadi perhatian utama para pencinta film. Film garapan Riri Riza dan ditulis oleh Mira Lesmana serta Prima Rusdi ini ada di posisi keempat film Indonesia terlaris dengan penonton sebanyak 3.665.509.

Film ini adalah sekuel dari film drama sukses di tahun 2002, Ada Apa Dengan Cinta, yang ada di posisi ketujuh dalam daftar terlaris. Kesuksesan film ini tentu tak lepas dari rasa penasaran dan kerinduan para penggemar film pertama akan kisah cinta remaja bernama Cinta (Dian Sastrowardoyo) dan Rangga (Nicholas Saputra).

Ada Apa Dengan Cinta 2 dibuat karena permintaan yang begitu tinggi dari masyarakat setelah Cinta dan Rangga muncul dalam sebuah iklan di aplikasi obrolan LINE. Para penggemar film ini pun dibuat gagal move-on dengan romansa kedua karakter tersebut.

Film ini tak hanya sukses di Indonesia. AADC 2 juga diputar di Malaysia dan Brunei Darussalam yang juga jadi tren di semua kalangan. Dampak tren film ini juga meluas pada sektor pariwisata di mana lokasi-lokasi syuting AADC 2 kini banyak jadi destinasi para wisatawan.

Ayat-ayat Cinta (2008)
Film yang bernapaskan religi sempat mewarnai perfilman Indonesia beberapa tahun belakangan. Hal tersebut tak lepas dari kesuksesan Ayat-ayat Cinta yang diangkat dari novel laris dengan judul yang sama karya Habiburrahman El Shirazy. Dengan jumlah penonton 3.581.947, Ayat-ayat Cinta saat ini menempati posisi kelima daftar film terlaris Indonesia.

Mengisahkan tentang cinta yang Islami, Ayat-ayat Cinta jadi film romantis religi yang fenomenal. Siapa tak kenal karakter Fahri, sosok pria muslim yang saleh dan jadi dambaan banyak wanita. Film ini juga mengangkat nama Fedi Nuril sebagai salah satu aktor terkenal Tanah Air. Karakter Fahri bahkan masih sangat melekat pada pria yang belum lama melepas masa lajangnya itu hingga sekarang.

Disutradarai Hanung Bramantyo dan juga diproduksi MD Pictures, Ayat-ayat Cinta menjadi hiburan yang segar di tengah genre film drama romantis yang umum saat itu. Belum banyak film yang mengangkat kisah percintaan dengan tema Islami, apalagi menyinggung soal poligami. Sebagai pelopornya, Ayat-ayat Cinta berhasil menampilkan kisah yang syahdu dan menyentuh hati.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya