Kisah Pahit Rio Haryanto di F1

Pembalap Indonesia di F1 musim 2016, Rio Haryanto.
Sumber :
  • REUTERS

VIVA.co.id – Perjalanan karier Rio Haryanto di ajang balapan Formula 1 (F1) pada musim ini akhirnya berakhir di seri ke-12. Manor Racing memilih memutus kontrak pembalap asal Indonesia tersebut jelang dimulainya paruh kedua musim ini.

Usai berakhirnya GP Jerman pada 31 Juli lalu, nasib Rio bersama Manor memang sudah di ujung tanduk. Mengingat kubu Rio masih belum bisa melunasi pembayaran sebesar 7 juta euro, guna bisa membalap hingga akhir musim.

Pihak Manor sebelumnya masih mengatakan tetap mengutamakan Rio sebagai pembalap mereka bersama Pascal Wehrlein. Manajer Rio, Piers Hunnisett, juga menyatakan kliennya masih terus mencari sponsor demi bisa bertahan di Manor.

Bahkan, beberapa perusahaan dari Asia Tenggara seperti, Thailand, Singapura, dan Malaysia dikabarkan sudah dihubungi oleh kubu Rio. “Kami masih mencari-cari sponsor lain,” kata Hunnisett kepada VIVA.co.id soal bantuan asing.

Hingga pada akhirnya, Manor harus mengambil keputusan guna mempersiapkan diri jelang bergulirnya paruh kedua di GP Belgia pada 28 Agustus 2016 nanti. Mereka memilih memutus kontrak Rio, dan menunjuk Esteban Ocon sebagai penggantinya.

"Manor Racing hari ini mengumumkan sudah mengambil keputusan untuk memutus kontrak pembalap Rio Haryanto, setelah tak bisa memenuhi kewajiban kontrak," bunyi pernyataan Manor, Rabu 10 Agustus 2016.

Manajer balap Manor, Dave Ryan, mengungkapkan bila tim menghormati segala usaha Rio guna membayar kewajibannya selama ini. Hingga akhirnya, Rio sempat diberikan kesempatan turun di GP Jerman, tapi kini Manor terpaksa harus mengambil keputusan.

"Rio adalah anggota tim kami yang sangat bernilai sejak Januari, saat menandatangani kontrak dengannya musim ini. Beberapa waktu lalu, manajemen Rio mengindikasikan kesulitan memenuhi kewajiban kontrak sebelum GP Hungaria," kata Ryan.

"Manajemen Rio sudah bekerja keras untuk mencari solusi atas situasi ini, dengan bantuan dari Indonesia. Kami juga mendukung semua usahanya sebisa mungkin, termasuk saat Rio tampil di sesi balapan di Jerman (GP Jerman). Sayangnya, kami sudah mencapai titik di mana terpaksa mencari pilihan lain untuk sisa musim ini," sambungnya.

Ryan juga mengatakan pihak Manor sudah memberikan penawaran untuk menjadi pembalap cadangan di sisa akhir musim. Akan tetapi, belum diketahui apakah Rio mau menerima tawaran tersebut.

"Kami sangat senang melanjutkan dukungan atas ambisi Rio di Formula 1. Kami menawarkan posisi pembalap cadangan hingga musim ini berakhir. Kami sangat berharap dia menerima tawaran tersebut," ujarnya.

Janji-janji Palsu Bantuan Dana

Gaung keikutsertaan Rio di kasta tertinggi balapan mobil ini, cukup menarik perhatian banyak pihak di Indonesia. Sebab, adanya pembalap Tanah Air di balapan F1 akan menjadi gengsi tersendiri, dan pastinya sejarah bagi Indonesia.

Namun, bukan perkara mudah bagi seorang Rio bisa mendapatkan kursi pada sebuah tim F1. Meskipun, dia berhasil menorehkan prestasi cukup baik pada ajang GP2 dengan meraih 3 kemenangan di Bahrain, Austria dan Inggris.

"Untuk bisa masuk ke F1, ada 3 hal yang harus dipenuhi yaitu skill, support, dan opportunity. Sekarang ketiga hal itu sudah ada persiapannya. Jadi kalau harus tertunda tahun depan, saya tidak yakin saya punya ketiganya itu," ujar Rio kepada wartawan, Rabu 27 Januari 2016.

Pihak Rio pun mengambil keputusan untuk menjadi pay driver, artinya membeli kursi di Manor Racing. Pembalap berusia 23 tahun itu wajib membayar sebesar 15 juta euro pada tim yang pernah bangkrut pada pertengahan 2014 silam.

Total biaya tersebut untuk kelangsungan Rio selama 21 seri yang berlangsung di musim ini. Besar biaya tersebut membuat Rio mendatangi Kemenpora, guna meminta bantuan dana tambahan.

Sebab, Rio baru bisa menyetorkan dana sebesar 8 juta euro dari dana 3 juta euro yang dimilikinya dan 5 juta euro bantuan dari Pertamina. Alhasil, masa depan Rio sudah menimbulkan tanda tanya sejak balapan belum dimulai.

Namun, pihak Kemenpora selaku perwakilan pemerintah cukup percaya diri bisa membantu Rio melunasi pembayaran tersebut.  Seiring waktu berjalan, niat Kemenpora tidak berjalan mulus karena adanya beberapa penolakan.

Dalam rilisnya, Kemenpora semula akan menggunakan APBN sebesar Rp 100 milyar yang kami salurkan melalui KONI. Tetapi, niat tersebut diurungkan karena tidak disetujui oleh Komisi X DPR RI.

Lalu, Kemenpora coba mengirimkan surat permohonan kepada 16 Pimpinan BUMN, namun demikian hanya 1 BUMN yang merespon positif,  yaitu PT Garuda Indonesia. Sayangnya, Garuda ingin memberikan bantuan dalam bentuk tiket.

Sedangkan yang dibutuhkan tim Rio adalah dana segar dalam jumlah yang signifikan. Jalan terakhir, Kemenpora menggalang dana melalui pengumpulan dana sejumlah pejabat Kemenpora dan terkumpul hingga sekitar kurang dari Rp 300 juta.

Bantuan donasi via SMS pun tak menghasilkan jumlah yang signifikan untuk menutupi hutang Rio kepada Manor. Hingga akhirnya, Kemenpora menyerah dan mempersilahkan Rio mencari bantuan dari pihak asing.

"Kalau nasib Rio diperpanjang kami tentu senang. Apalagi kalau bisa sampai di (GP) Abu Dhabi bulan November. Saya luruskan, kalau nanti mendapat sponsor dari perusahaan asing kami tak khawatir lagi," ujar juru bicara Kementerian Pemuda dan Olahraga, Gatot Dewa Broto.

Sementara itu, Pertamina selaku sponsor utama Manor menyerahkan pencarian tambahan dana kepada Rio dan Manor. Meskipun, mereka sudah sempat melakukan usaha agar Rio tetap bertahan di balapan jet darat ini.

"Ya, kami tahu dan kami juga menghargai keputusan Manor. Kami sebelumnya sempat mengirimkan surat per tanggal 27 Juni, yang berisi permintaan jaminan agar Rio bisa tampil semusim penuh," kata Vice President Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro, kepada VIVA.co.id, Rabu 10 Agustus 2016.

"Kemudian, kita juga menawarkan tambahan dana €500 ribu, agar mereka (Manor) yakin soal komitmen kita. Mereka baru membalas surat kami tanggal 29 Juli. Isinya, Manor tetap meminta penyelesaian kewajiban dana dari Rio," sambungnya.

Karena hutang 7 juta euro perjalanan Rio di F1 pun berakhir sudah. Manajer Rio, Piers Hunnsisett, sebelum GP Jerman sempat mengeluhkan banyaknya janji palsu soal bantuan dana untuk kliennya.

"Kami punya banyak janji yang tak menjadi kenyataan. Kami (harus) bekerja keras dan tujuan kami adalah tetap tampil di Jerman," ujar Hunnsisett kepada Reuters.

Torehan Rio Kurang Apik

Perjalanan Rio Haryanto di ajang balapan F1 bisa dibilang kurang begitu baik. Pembalap kelahiran Solo ini terdampar di dasar klasemen sementara pembalap dari 12 seri, tanpa meraih poin sama sekali.

Rio tercatat tiga kali gagal menyelesaikan balapan, dan finis terbaiknya adalah menempati peringkat 15 di GP Monaco. Dengan mobil yang sama, capaian tersebut berbeda dengan Pascal Wehrlein.

Pembalap didikan Mercedes, yang juga rekan setim Rio tersebut sejauh ini berada di peringkat 17 dengan raihan 1 poin. Wehrlein yang berasal dari Jerman, cuma dua kali gagal menyelesaikan balapan dan finis terbaiknya berada di peringkat 10 pada GP Austria.

Di awal musim, Rio mengungkapkan bila mobil F1 sangat berbeda dengan mobil yang ia gunakan saat GP2. Menurut Rio, adaptasi tersulit adalah menghafalkan tombol yang ada di mobil F1.

"Jika di GP2 hanya ada 4 tombol. Namun di F1 ada 30 tombol yang harus dihafalkan," kata Rio saat Media Gathering di Kota Kasablanka, Kamis 7 April 2016.

"Yang tersulit adalah menghafalkan tombol untuk mengatur bahan bakar. Dari tombol tersebut sangat menentukan jumlah bahan bakar yang dikucurkan untuk mesin, sehingga berpengaruh dengan kecepatan mobil," tambahnya.

Meski pada akhirnya, Rio harus mengakhiri kariernya di F1 dengan cepat. Tetapi, 12 seri balapan dan mengadu kecepatan dengan para pembalap dunia, adalah momen berharga bagi seorang Rio.

Dia menjadi satu-satunya orang Indonesia yang pernah merasakan cepatnya sebuah jet darat di atas lintasan, untuk sejauh ini. Mungkin, jadi pembalap cadangan yang ditawarkan oleh Manor bisa mematangkan Rio bila akan kembali terjun membalap di F1.

"(Jika gagal tampil di F1 tahun ini) Yang jelas saya akan terus melanjutkan karir di dunia otomotif. Peluangnya tetap terbuka, salah satunya adalah driver reserve. Saya akan coba meningkatkan kemampuan, agar bisa masuk lewat driver reserve," kata Rio pada 28 Januari 2016, saat masih menunggu kepastian dari Manor.

Sirkuit F1 di Indonesia akan Dibangun Megah, Begini Komentar IMI

(ren)