Sisi Kelam Penjualan Mobil Bekas
- VIVA.co.id/Yasin Fadilah
VIVA.co.id – Setiap tahun, produsen kendaraan bermotor meluncurkan produk terbaru andalan mereka. Dengan berbagai sematan teknologi terbaru dan desain menarik, sudah tentu banderolnya tidak murah.
Saat ini, harga paling murah untuk satu unit mobil penumpang berkisar di angka Rp87 juta. Sayangnya, dengan harga tersebut, fitur yang didapatkan sangat minim.
Jika ingin mendapatkan mobil dengan fitur yang cukup lengkap, siap-siap mengeluarkan dana hingga lebih dari Rp100 juta.
Namun lagi-lagi, kualitas yang didapatkan tentu tidak sebaik mobil yang dijual dengan harga Rp180 juta ke atas.
Hal ini membuat konsumen berpikir dua kali sebelum membeli mobil idaman mereka. Akhirnya, tidak jarang mereka beralih melirik pasar mobil bekas.
Yang membuat pasar mobil bekas terus ramai sepanjang tahun adalah karena harga jual yang ditawarkan. Tidak sedikit mobil bekas dijual dengan harga setengah dari harga barunya.
Contohnya Toyota Agya dan Daihatsu Ayla, yang saat ini mengalami penurunan harga jual sampai dengan 50 persen dari harga barunya. Marketing showroom mobil bekas AutoGlory, Rosyadi mengatakan, mobil Agya dan Ayla semakin turun harganya, karena banyak konsumen lebih tertarik pada Honda Brio.
"Harga Agya saat ini sedang turun. Konsumen rata-rata lebih memilih Brio dibandingkan Agya. Karena melihat kualitas," ujarnya saat diwawancarai VIVA.co.id beberapa waktu lalu.
Selanjutnya...persaingan bisnis mobil bekas
Seperti bisnis lain pada umumnya, persaingan di dunia penjualan mobil bekas juga cukup sengit. Kompetisi muncul tidak hanya dari sesama pedagang, namun juga pemilik yang menjual mobil mereka lewat jalur online.
Hanya saja, menurut salah satu karyawan showroom mobil bekas The Auto Central, Julius, persaingan jual beli mobil antara pedagang biasa dengan online tidak sampai menimbulkan pertikaian.
"Ruginya itu, konsumen yang datang selalu membandingkan harga mobil di online dengan yang ada di sini," ungkap Julius saat berbincang dengan VIVA.co.id.
Padahal, Julius mengaku, membeli mobil lewat jalur online jelas berbeda dengan datang langsung ke diler. Sebab, calon konsumen tidak bisa melihat langsung kondisi mobil yang ditawarkan.
Belum lagi, jika penjual online adalah seorang penipu, yang sengaja menjebak konsumen dengan berbagai cara. Hal ini berbeda, dengan showroom mobil bekas yang jelas ada alamatnya.
Julius menuturkan, akibat adanya penjualan mobil secara online, harga mobil yang ditawarkan lebih murah Rp10-20 jutaan.
Kendati demikian, Julius mengakui, bahwa hadirnya jual beli online juga memberikan keuntungan tersendiri bagi tempatnya bekerja.
"Untungnya, kita bisa juga cari konsumen di online, karena kita juga pasang online. Dan, itu memang jadi banyak yang cari. Bahkan, sampai ada yang telepon, meski barang sudah ludes," ujarnya.
Selanjutnya...ada harga ada kualitas
Harga selalu menjadi penyebab tingginya persaingan bisnis. Hal ini berlaku juga untuk mobil bekas.
Umumnya, konsumen berusaha membandingkan harga antara showroom mobil bekas yang satu dengan showroom lainnya. Dan tidak jarang, selisih harga yang muncul bisa mencapai belasan juta rupiah.
Harga jual mobil bekas yang cukup tinggi jangan buru-buru disalahartikan. Bisa saja pedagang memang mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk mengembalikan kondisi mobil menjadi menarik dan layak pakai.
Menurut Sunanta, penggawa Dave Car di bursa mobil bekas WTC Mangga Dua, umumnya para penjual selalu berusaha mempercantik barang dagangannya dengan cara tertentu.
Selain mesin, kata dia, hal yang perlu juga dirawat adalah interior mobil, agar tidak terlihat kotor dan mampu menjadi daya tarik bagi konsumen.
"Kalau interior kotor, bersihkan dengan obat interior, seperti sabun cair dan sikat dengan halus," jelasnya.
Sementara untuk urusan eksterior, Dave tak pernah menggunakan jasa salon mobil agar tampil kece dan dijual kembali. Dia lebih tertarik mencuci sendiri melalui anak buah dengan teknik tertentu.
"Menjaga kebersihan dari cat mobil itu jangan ke salon. Cuci sendiri saja untuk bodi, supaya tidak cepat luntur catnya," ujarnya
Tips umum yang acap kali digunakan para penjual mobil bekas adalah menggunakan cairan poles yang berkualitas. Menurut Budimanto, salah seorang penjual mobil bekas yang berada di kawasan Radio Dalam, Jakarta Selatan, perhatikan cairan poles yang digunakan.
Jangan sampai menggunakan produk poles yang sudah berumur lebih dari dua tahun, karena justru membuat cat mobil menjadi kusam dan timbulnya bercak noda.
Selanjutnya...praktik curang pedagang mobil bekas
Jelang libur lebaran, permintaan akan mobil bekas biasanya mulai merangkak naik. Hal ini tentu membuat pedagang mobil bekas semringah.
Sayangnya, tidak semua pedagang jujur dalam hal produk yang mereka jual. Contohnya adalah praktik ‘setan kredit’ yang belakangan kembali marak.
Setan kredit yang dimaksud adalah banyaknya praktik pembelian secara kredit lebih diutamakan ketimbang pembelian secara tunai. Tak cuma mobil baru, kasus ini juga terjadi di bursa mobil bekas.
Menurut Supri, salah seorang penjual mobil bekas di kawasan Depok, Jawa Barat, ada kasus yang jarang diketahui para konsumen mobil bekas terkait pembelian kendaraan bekas. Yakni, adanya dana refund alias cash back atau dana yang dikembalikan jika membeli secara kredit.
Menurutnya, sejauh ini banyak perusahaan pembiayaan yang sebenarnya memberikan cash back kepada kreditur kendaraan bekas, namun tak diberikan oleh penjual kepada pembeli.
"Para pedagang mobil bekas itu juga dapat dua untung, untung dari jualan mobil dan untung dari uang refund leasing," jelasnya.
Dia mencontohkan, apabila melakukan kredit selama tiga tahun dengan nominal peminjaman Rp72 juta, akan ada dana refund alias cash back Rp6,3 juta.
Angka itu diasumsikan masa tenor tiga tahun dengan cicilan Rp2,9 jutaan. "Semakin lama cicilan, dana refund semakin besar," kata dia.
Hal yang sama disampaikan Deni Vink, Manajer dari Maxx Auto, yang membuka diler di kawasan Jalan Haji Nawi, Fatmawati, Jakarta Selatan.
"Ada kalau kredit. Makanya, kalau saya jual mobil harga Rp80 juta misalkan, kita potong lagi jadi Rp78 juta. Jadi disubsidi, sehingga harganya enggak terlalu tinggi. Atau bisa saja saya jual modal, karena sudah dapat dari leasing-nya," ungkapnya.
Selanjutnya….untung menggiurkan dari bisnis mobil tabrakan
Anda pasti pernah membaca berita mengenai kecelakaan mobil yang sedemikian parah, sehingga mobil tidak lagi bisa digunakan.
Biasanya, mobil-mobil bekas kecelakaan ini ditinggalkan begitu saja oleh pemiliknya di tempat penampungan, terutama oleh mereka yang tidak memiliki asuransi kendaraan.
Nah, mobil-mobil ini rupanya menarik minat beberapa orang untuk dibeli. Oleh mereka, kondisi mobil ‘disulap’ jadi utuh kembali dan kemudian dijual.
"Biasanya setelah tabrakan, orang malas benerin lagi. Jadi, kami ambil dan kami bangun lagi," menurut salah satu karyawan bengkel spesialis mobil-mobil bekas tabrakan yang tidak mau disebutkan namanya, saat ditemui di bengkelnya yang ada di Jakarta.
Dia mencontohkan, harga pasaran Daihatsu Terios tahun 2012 Â Rp125 juta, maka harga Terios rekondisi tahun tersebut dipasarkan Rp115 juta.
Jika berhasil terjual, maka mereka akan mendapatkan keuntungan yang lumayan. Hal itu disebabkan mereka membeli mobil dengan harga sangat murah, yakni sekitar Rp50-55 juta.
Setelah diperbaiki, mobil kemudian dijual kembali ke konsumen mobil bekas, tentunya tanpa informasi terkait kondisi mobil sebelumnya.
Tidak hanya di Jakarta, mobil-mobil ini juga dipasarkan ke daerah-daerah lain, dengan target konsumen yang tidak mengerti apa-apa soal mobil.
Praktik bisnis seperti ini bukannya tanpa risiko. Selain harus berpindah tempat sebanyak empat kali karena berbagai faktor, tidak jarang mereka yang memperbaiki mobil dihantui oleh pemilik mobil yang mengalami insiden tabrakan.
"Ya pernah, bahkan sering. Waktu itu karyawan yang lain juga pernah diganggu sama orang yang meninggal di mobil pas kecelakaan," ujarnya.
Pria bertubuh bongsor tersebut menyebutkan, selama 18 tahun menjual mobil bekas tabrakan biasanya yang menghantui para penjual adalah orang yang meninggal di mobil tersebut.
Membeli mobil bekas tabrakan tentu saja menimbulkan kerugian yang cukup besar pada konsumen. Meski dikembalikan ke kondisi semula, namun kekuatan rangka maupun komponen lainnya jelas berkurang banyak.
Belum lagi masalah pada mesin dan komponen lainnya yang seharusnya diganti, namun tidak dilakukan, yang bisa saja berujung pada maut. Dan bukan tidak mungkin, mobil tersebut akan kembali lagi dibeli oleh para pedagang mobil bekas tabrakan.